NovelToon NovelToon
The Secret Wife Of Juragan Pras

The Secret Wife Of Juragan Pras

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

"Bapak, neng lelah kerja. Uang tabungan untuk kuliah juga gak pernah bisa kumpul. Lama-lama neng bisa stress kerja di Garmen. Cariin suami yang bisa nafkahi neng dan keluarga kita, Pak! Neng nyerah ... hiikss." isak Euis

Keputusasaan telah memuncak di kepala dan hati Euis. Keputusan itu berawal karena dikhianati sang kekasih yang berjanji akan melamar, ternyata selingkuh dengan sahabatnya, Euis juga seringkali mendapat pelecehan dari Mandor tempatnya bekerja.

Prasetya, telah memiliki istri yang cantik yang berprofesi sebagai selebgram terkenal dan pengusaha kosmetik. Dia sangat mencintai Haura. Akan tetapi sang istri tidak pernah akur dengan orangtua Prasetyo. Hingga orangtua Prasetyo memaksanya untuk menikah lagi dengan gadis desa.

Sebagai selebgram, Haura mampu mengendalikan berita di media sosial. Netizen banyak mendukungnya untuk menghujat istri kedua Prasetyo hingga menjadi berita Hot news di beberapa platform medsos.

Akankah cinta Prasetyo terbagi?

Happy Reading 🩷

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 : Mendadak Nikah

Bab 5 : Di bab ini akan ada berita simpang siur, mendadak nikah... Happy Reading 🩷 🩷

***

Langit senja seakan berkejaran di sisi kiri seiring roda mobil yang bergulir di atas aspal jalanan. Langit berwarna jingga absolute dengan garis semburat kelabu di ujungnya membuat Euis tidak bosan terus menatap kaca jendela dengan pikiran yang semrawut; tentang pekerjaan yang belum ada kejelasan, tentang ibunya yang butuh pengobatan, biaya belanja kitab kedua adiknya yang masuk pesantren penghapal Al-Qur'an dan ahli tafsir.

Rasa kantuk Euis jadi hilang dengan kelakuan Rayhan yang terus menempelkan kepala di bahunya. Hingga suara kernet elf bus memberitahu nama kampungnya.

"Cikijing... Cikijing... Neng yang mau turun di Cikijing!" seru Kernet.

Euis tunjuk tangan, tidak bersuara di dekat Rayhan, dia menjaga agar Rayhan tidak terbangun. Ia pun pelan-pelan melewati lelaki yang terlelap itu. Dengan sedikit bawaan, Euis turun di terminal Cikijing, lalu melanjutkan lagi dengan ojek ke arah rumahnya.

Hari sudah malam saat ia sampai di terminal, jadi ojek yang ke arah rumahnya agak jarang, Euis lama menunggu di sebuah Warkop.

Tanpa ia tahu, Rayhan pun ikut turun dan memantau Euis dari kejauhan. Dia tahu Euis mulai risih dengan sikapnya yang terang-terangan menyatakan rasa suka. Oleh karena itu Rayhan tidak ingin Euis tahu kalau dia mengikutinya.

"Kang, Desa Suka Mukti." Euis menyetop ojek. Gadis itu pun naik ojek yang biasa lewat desanya.

"Lagi mudik neng Euis?" tanya ojek yang sudah mengenal keluarganya.

"Iya Kang, bapak nyuruh pulang." jawab Euis

"Akang dengar neng Euis akan dilamar juragan Emon anaknya haji Bangkong, benar apa benar, neng?" tanya Cecep tetangga desanya.

"Ahh engga benar itu, saya aja baru dengar. Juragan Emon yang mana aku engga tahu kang." bantah Euis

"Itu neng, yang gendut perutnya sejak dulu seperti itu, kayak Kentung. Teman sekolah SD akang. Anaknya sudah lima, memang istrinya baru satu sih, namanya juga orang berduit neng, istri satu itu kurang!" jelas Cecep

"Udah tua atuh... tapi itu berita gak benar, Kang." jawab Euis santai

"Beritanya jadi simpang siur gitu, neng. Tapi bagus deh beritanya gak benar, kalau benar bisa bahaya, istri pertama Juragan Emon galak, Euis! Bisa makan hati kamu kalau nikah sama si Kentung!" seloroh Cecep bahunya sampai terguncang karena tertawa.

Motor pun sampai di pekarangan rumah yang sangat sederhana. Rumah semi permanen namun terlihat bersih dan terawat. Di halaman ditumbuhi aneka tanaman bunga koleksi ibunya yang rajin bercocok tanam.

"Assalamualaikum ibu bapak... Euis pulang." serunya di depan pintu.

Dia memperhatikan kondisi rumahnya yang baru saja di cat warna hijau daun muda, kata orang hijau miskin. Tapi Euis tidak mau berkomentar kuatir orangtuanya tersinggung. Begitu juga kursi-kursi plastik tersusun di pojokan halaman rumahnya.

"Wa'alaikumussalam, Ya Allah udah malam sekali sampainya, neng." jawab ibu prihatin.

"Tadi pagi Euis sempetin nyari pekerjaan dulu Bu, udah masukin sepuluh lamaran, semoga aja ada panggilan." Surti dan Kartono saling tatap, Surti lalu bergegas menyiapkan air panas untuk anaknya mandi.

Surti kembali ke ruang tamu, suami dan anaknya sedang berbincang ringan. "Ibu udah siapkan air hangat di bak mandi, kamu mandi dulu sana."

"Iya Bu, badan Euis udah lengket."

Di tempat lain...

"Abang tahu, gadis yang di depan tadi rumahnya dimana?" tanya Rayhan

"Tahu den, dia Euis anaknya Kartono, kuli angkut pasir di Sasak. Den bagus pacar atau temannya neng Euis?" tanya ojek pangkalan.

"Saya... temannya bang. Di sini ada penginapan gak bang? Sepertinya kalau kembali ke kota harus besok pagi." keluh Rayhan sambil melirik jam tangannya.

"Owh teman, dengar-dengar besok lusa Euis mau dinikahkan dengan jurangan Emon, Bos ikan asin dari desa Sukasari."

"Di sini penginapan gak ada den, tapi kalau Aden mau, bisa menginap di rumah saya. Keluarga saya lagi menginap di desa sebelah." imbuhnya lagi.

"Mau nikah? Gak mungkin kang, saya akan menggagalkan rencana itu." Raihan tiba-tiba saja khawatir dengan info barusan.

"Bagaimana Aden jadi mau bermalam di rumah saya?besok pagi kalau mau ke terminal bisa pakai jasa ojek saya lagi." lelaki itu pun tersenyum lebar.

"Terima kasih ya bang, mau tidak mau saya terima deh tawarannya daripada tidur di jalan pulang malam ini juga gak mungkin." ucap Rayhan.

"Itu rumah neng Euis cat hijau, kalau rumah saya masih di sana." supir ojeknya pun berhenti di pinggiran jalan, membiarkan Rayhan mengamati rumah Euis.

Rumah Euis...

"Ibu gimana kabarnya, apa masih sering kram perutnya Bu?" tanya Euis sambil mengeringkan rambut panjangnya dengan handuk

"Terkadang suka kambuh." jawaban ibunya membuat hati Euis resah. Memikirkan biaya pengobatan.

"Oiya, itu di dapur kenapa banyak kue-kue sama masakan. Trus di teras juga banyak kursi, Apa kita mau ada acara Bu?"

"I-itu... Iya buat besok, neng."

Melihat anaknya mengernyitkan keningnya, Tono langsung membuka suara, "Euis, bapak minta kamu pulang hari ini, karena bapak ingin menikahkan kamu dengan juragan Emon." pelan suara Tono tapi mampu membuat mata Euis terbelalak.

"Juragan Emon sudah punya istri pak." sergah Euis dengan kasar dan nada keras.

"Iya memang, tapi Bu haji mau mencari menantu baru yang bisa mengurus cucunya. Bapak kasian lihat Euis kelelahan mencari uang, bapak juga ingin Euis bisa sekolah lagi sesuai cita-cita Euis."

Dalam bayangan Euis, Emon yang dimaksud adalah seorang lelaki bertubuh tambun dan perutnya buncit, sudah memiliki lima orang anak dan seorang istri yang judesnya luar biasa. Sesuai yang tadi digambarkan kang Cecep saat di perjalanan.

"Euis gak mau pak! Lebih baik Euis capek kerja siang malam daripada nikah sama pria bangkotan seperti juragan Emon itu."

Tono terlihat sangat gelisah, ia sudah menerima uang sepuluh juta untuk biaya pengobatan istrinya dan uang biaya pesantren kedua putranya dari juragan Ali. Sisanya pun sudah ia pakai untuk biaya urus pernikahan dan belanja makanan untuk besok lusa. Dia menyesal terlalu terburu-buru mengambil keputusan di saat Euis menelponnya dengan menangis karena tidak betah di tempat kerja.

"Neng, kemarin itu... Bapak butuh duit, jadi bapak sudah menerima pinangan juragan. Kalau kita batalkan uang darimana untuk mengganti uang pinangan, sementara uang sudah terpakai buat beli obat ibu kamu."

"Memangnya berapa yang bapak terima?" Euis terlihat sewot, matanya nyaris melotot namun ia samarkan dengan menatap ke arah lain.

"S-sepuluh juta, neng." Euis membelalakkan matanya.

"Bapak! Ya ampun bagaimana ini. Neng enggak mau menikah sama si tua bangka, Pak!" Euis terisak, kepalanya menggeleng menepis semua pikiran yang berkecamuk di ruang kepalanya.

"Maafkan bapak, neng." lirih Tono merasa sedih dengan keadaan.

"P-pernikahannya diadakan dua hari lagi." dengan pelan Surti berucap lalu menundukkan kepalanya.

"Ya Allah gimana ini, dua hari Euis harus cari uang kemana, Pak?" rengek Euis lalu isaknya terdengar lagi.

"Waktu itu neng telepon bapak minta dijodohkan saja, karena lelah kerja. Bapak gak tega neng ngomong begitu. Andai bapak tidak menurunkan kemiskinan sama kalian, kamu tidak akan mengalami ini semua!" ucap Tono dengan nada tinggi, ada kegetiran dan bergetar dari ucapannya.

Tono juga tidak ingin disalahkan, karena anaknya sudah mengeluh tidak sanggup mencari uang membuatnya tidak tega membiarkan anaknya berjuang di kota sendirian.

"Kalau neng memang menolak perjodohan ini, biar bapak cari pinjaman rentenir untuk mengembalikan uang jurangan." Tono sudah berdiri dan hendak keluar rumah.

Euis bersimpuh lalu memegang kaki Tono, "Jangan pak! hidup kita akan semakin susah dengan pinjaman rentenir. Euis menerima perjodohan ini. Maafkan Euis pak." Tangisnya kembali pecah begitu juga dengan Kartono.

Kalau saja tidak kesulitan ekonomi, ia ingin anaknya diam di rumah menunggu istrinya yang sering sakit-sakitan.

***

Pernikahan...

Euis sudah didandani oleh tetangganya yang biasa merias pengantin walaupun belum sehebat MUA di desa sebelah tapi riasannya terlihat modern, gadis itu memakai kebaya putih tulang, meski sangat sederhana, tapi wajah Euis yang tidak pernah berdandan terlihat lain, kalau orang kampung bilang; manglingi.

Tidak banyak yang hadir dalam pernikahan tersebut, karena pesan dari juragan Ali agar pernikahannya di rahasiakan sesuai keinginan putranya. Ketua kampung dan penghulu sudah datang, juga beberapa saudara dari Tono dan Surti sudah hadir menunggu mempelai pria hadir.

Euis duduk dengan gelisah, bibirnya sesekali mendesah, hatinya meratapi nasib dan takdir hidupnya yang tidak sesuai ekspektasi, masih ada sisa kesedihan di wajahnya, matanya masih terlihat sembab walaupun sudah tertutup make up.

"Rombongan besan datang." seru Nurdin, sepupu Euis yang menjodohkan Euis dengan juragan Emon/Pras.

Sejak kecil Prasetya kerap dipanggil Emon karena panggilan sayang dari kakeknya yang masih keturunan arab, Emon artinya Iman (lelaki beriman).

Hanya dua mobil yang terparkir di depan rumah Tono, setelah itu keluar dua orang lelaki berbeda usia dan dua orang perempuan berbeda usia. Pakaian mereka terlihat mewah dan berkelas. Para tamu berdecak kagum akan ketampanan Pras juga Juragan Ali yang masih keturunan arab.

Juragan Ali dan Arini tersenyum ke arah Tono dan para tamu, mereka menyalami satu persatu pada orang yang hadir di rumah itu, Zaenab (Adik Pras) mengikuti kedua orangtuanya di belakang.

Sementara Pras hanya diam, wajahnya tegang tanpa senyuman, terlihat bulir keringat menghiasi kening dan pelipisnya. Padahal ia baru saja turun dari mobil yang tentu saja memiliki AC di dalamnya. Pras tidak menanggapi uluran tangan Calon mertuanya, dia hanya diam dan menatap semua orang di sana dengan tatapan datar.

Pras terlihat gelisah, seringkali matanya melirik arloji mahalnya juga mengecek ponsel karena sejak tadi ponselnya dia silent.

"Abi, Umi, jangan banyak basa basi, langsung saja. Aku masih banyak pekerjaan." desis Pras di dekat telinga orangtuanya,

Umi Arini memaksakan senyuman kepada putranya yang sudah tidak sabaran itu.

"Bapak/ibu, anak saya sudah tidak sabar ingin memboyong istrinya. Jadi kita percepat saja pernikahan ini." ucap Arini dengan tidak enak hati.

"Baik kalau begitu, saya juga masih banyak panggilan. Mempelai laki-laki duduk di sini, bapak dari mempelai wanita di sini." ucap penghulu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Euis Hanani Maharani binti Kartono dengan mas kawin tersebut, T U N A I!!" ucap Pras dengan lancar dan cepat.

"Sah?"

"Saahh!!" teriak para tamu

Euis keluar kamar lalu menemui mempelai pria. Dia duduk menunduk, Pras memegang pucuk kepalanya dengan lembut, lalu membacakan doa-doa singkat. Euis tidak berani melihat wajah suaminya, dari pinggang sampai ke dada suaminya, ia tidak menemukan tanda-tanda kegemukan atau perut buncit di badannya. Lelaki itu memakai setelan jas mewah.

Saat acara photo bersama, Euis baru berani mengangkat wajah dan melirik suaminya. Betapa terkejut Euis jika suaminya berwajah tampan dan tubuhnya atletis. Tapi tatapan mata dan wajahnya terasa angkuh. Eits... Euis merasa pernah melihat lelaki itu, tapi dimana? Iya terus mengingat, namun belum juga menemui jawaban.

"Tidak perlu basa basi, kamu mau ikut saya sekarang atau lusa datang sendiri ke kota?" tanya Pras dengan tegas.

Euis melirik ibu bapaknya, juga mertuanya. Mereka menyerahkan semua keputusan pada Euis. Akhirnya Euis mengangguk.

"Saya ikut akang sekarang saja." ucapnya lembut dengan nada rendah.

Acara begitu singkat, Pras tidak ingin berlama-lama, mertuanya pun belum sempat makan sajian yang dihidangkan. Arini sampai tidak enak hati karena kelakuan putranya itu.

"Kami bungkus saja makanannya Bu Hajah, barangkali nanti bisa makan di mobil." ucap Surti tergopoh-gopoh menyiapkan bingkisan untuk besan.

Euis sedang mengganti baju kebaya pinjaman dengan baju hantaran dari ibu mertuanya, sebuah dress yang panjangnya hingga betis, berwarna pink salem dengan hiasan pita-pita.

Perpisahan dengan orangtuanya pun tergesa-gesa karena Pras sudah duduk di belakang kemudi dan membunyikan klakson dua kali. Baru saja akan masuk ke dalam mobil, dua mobil pun masuk ke pekarangan rumahnya. Segera turun Bimo dan keluarganya.

"Mas Bimo mau ngapain?" tenggorokan Euis rasa tercekat. Ternyata Bimo tidak bohong dengan ucapannya kemarin.

...💐💐💐💐💐...

B e r s a m b u n g...

Jangan lupa tinggalkan like, komen dan votenya yach..🩷

1
Elisabeth Ratna Susanti
ikutan geter2 nih jantungku 🥰🥰🥰🥰
Elisabeth Ratna Susanti
keren nih Pras
Elisabeth Ratna Susanti
suka banget🥰🥰🥰puitis sekali 😍
Elisabeth Ratna Susanti
maaf telat mampir....sinyal undlap undlup seharian ini
Dwi Winarni Wina
Mode kayak haura gak takut dosa kl yg ada suaminya hrs menuruti kemauannya...
Aksara_Dee
hu'um... antara Haris dan Haura terhalang restu juga Krn Haura anak koruptor
Dwi Winarni Wina
Harris berusaha menggoda euis dan ingin pendekatan dan pras merasa cemburu bingit ada sahabatnya ingin mendekati istri keduanya...
wajar Harris gak euis istri kedua prass....
Dwi Winarni Wina: biar gak ketahuan sm bini pertama kl yg ada nanti berantem...
Aksara_Dee: lagian punya istri cantik di sembunyikan sih yaa...
total 2 replies
R 💤
hahahahahahha
Aksara_Dee: semangat juga buat Kaka
R 💤: wkwkwk bikin ngakak , semngat terus kak
total 3 replies
R 💤
kenape lu Pras, udah tau kalau itu anak Haris
Aksara_Dee: Pras blm tau itu anaknya Haris di episode 30an baru terbongkar, aseek 😅
total 1 replies
R 💤
wah anak Haris 🤦🏻
R 💤
masih bisa nyanyi, wah gwendeng ini Haura 🤣
Aksara_Dee: cinta matinya Haris
total 1 replies
R 💤
Haris, kenapa kamu tega ! itu istri temanmu
Aksara_Dee: sama-sama gila
total 1 replies
R 💤
bersyukur nya si Pras, punya temen2 yg baik ..
Aksara_Dee: circle old money
total 1 replies
R 💤
Astaga Haura, !
R 💤
kalo sifat Haura kek gitu mah, lama2 hati Pras bakalan tersangkut di hati Euis
R 💤: iya kak, fiks deh
Aksara_Dee: lama-lama cintanya luntur ya kaa
total 2 replies
Tini Timmy
si haur haur ini blm mau tobat ya 🥲
Aksara_Dee: entah kapoknya kapan
total 1 replies
Tini Timmy
geli banget say😭
Aksara_Dee: cowo melambai
total 1 replies
Tini Timmy
dia jadi hobi tidur 😭
Aksara_Dee: efek obat jadi ngantukan 🤣
total 1 replies
Tini Timmy
cie2 🤣🤏🏻
Aksara_Dee: eheemm.. eheemm
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
cuma bilang kecewa? gak langsung ditalak?
Aksara_Dee: seharusnya yaa
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: kalau pras takut euis direbut harris, harusnya lebih keras penyelidikannya
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!