NovelToon NovelToon
Figuran Dalam Dunia Fiksi

Figuran Dalam Dunia Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Idola sekolah
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jelita Pramono seorang gadis periang, namun jangan sampai kalian mengusik nya, apalagi keluarga maupun orang yang ia sayang disekitarnya. Karena jika kamu melakukannya, habislah hidupmu.

Hingga suatu hari, ia sedang pergi bersama kakak nya, tapi di dalam perjalanan, mobil mereka tertabrak mobil lain dari arah belakang. Sehingga, Jelita yang berada di mobil penumpang mengeluarkan darah segar di dahi nya dan tak sadarkan diri.

Namun, ia terbangun bukan di tubuh nya, tapi seorang gadis bernama Jelita Yunanda, yang tak lain merupakan nama gadis di sebuah novel yang ia baca terakhir kali.

Bukan sebagai pemeran utama atau si antagonis, melainkan figuran atau teman antagonis yang sikapnya dingin dan jarang bicara sekaligus jarang tersenyum.

Mengapa Jelita tiba-tiba masuk kedalam novel menjadi seorang figuran? Apa yang akan terjadi dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jelita Serem

Meyriska masih terduduk lemas di pelukan Tiara dan Dara. Wajahnya sembab, matanya merah. Pergelangan tangannya memar kebiruan. Jelita langsung berlutut di depannya, menggenggam lembut tangan sahabatnya.

"Kamu nggak apa-apa, Mey?" Suaranya berubah lembut, sangat kontras dari sebelumnya.

Mey menggeleng lemah, suaranya hampir tak terdengar. "Aku baik-baik aja, lita. Cuma sakit dikit."

"Mana yang sakit? Ini?" Jelita menyentuh pergelangan tangan Mey yang lebam.

Mey meringis. "Iya, tadi dicengkeram terlalu kuat oleh Verrel."

Mata Jelita kembali memanas. Tapi kali ini bukan karena amarah semata, tapi rasa sayang dan protektif yang begitu besar untuk sahabatnya.

"Ayo, kita bawa kamu ke UKS. Kita obati dulu. Ini merah sekali." Jelita menoleh ke arah Tiara dan Dara, "Bantu aku, Dara, Tiara."

Tiara mengangguk cepat. Dara pun membantu mengangkat Mey pelan-pelan.

Mereka berempat berjalan ke UKS, melewati Verrel dan Laura.

Verrel masih tergeletak di lantai dengan wajah bonyok dan mata yang mulai membengkak. Dia hanya bisa mendesah, tak berani bersuara. Sedangkan Laura masih menggigil, menunduk di lantai tanpa tahu harus bagaimana.

Ketika Jelita melewati Laura, ia menendang kaki Laura, hingga si empu nya meringis.

Willy masih memegangi kakinya yang diinjak Jelita tadi, wajahnya pucat. Harry berdiri di sampingnya, masih melongo. Di sisi lain, Reza dan Raza, berdiri tak jauh dari mereka, saling melirik sambil menyaksikan adik mereka menjauh sambil menggandeng Mey ke arah UKS bersama Tiara dan Dara.

Langkah kaki Jelita menggema cepat di lorong sekolah, diikuti Tiara dan Dara yang menopang Meyriska di tengah. Napas mereka masih berat, denyut adrenalin belum sepenuhnya reda setelah insiden panas di aula tadi.

Begitu pintu UKS didorong, aroma obat-obatan langsung menyambut. Ruangan itu bersih dan sejuk, dengan ranjang-ranjang bersekat dan rak-rak berisi perlengkapan medis.

Seorang pria paruh baya dengan jas putih segera menghampiri mereka. Tatapannya tajam namun penuh kepedulian.

"Ada yang luka?" tanya dokter itu cepat sambil melihat kondisi Meyriska yang memegangi pergelangan tangannya.

"Teman saya... tangannya sakit. Dicengkram paksa sama—" Tiara hendak menjelaskan, namun Dokter Yuda langsung memberi isyarat dengan tangannya.

"Bawa ke kasur. Pelan-pelan. Kalian bisa bantu pegang bahunya?"

Jelita mengangguk dan mengambil alih. Ia duduk di sisi ranjang, memegangi punggung Mey agar bisa rebah nyaman. Tiara dan Dara duduk di samping, menunggu dengan cemas.

Dokter Yuda membuka pergelangan tangan Meyriska, perlahan dan hati-hati. Tampak jelas bekas merah membentuk jejak lima jari yang mencengkeram erat tadi.

Meyriska menggertakkan giginya, menahan rasa nyeri yang menjalar hingga ke siku.

"Aaahh..." desisnya pelan, matanya mengerjap basah.

"Tenang, ini cuma keseleo ringan. Tapi harus dikompres dan jangan banyak digerakkan dulu. Bisa memar parah kalau dipaksa," jelas dokter itu sambil menyiapkan perban dan obat semprot.

Tiara mencengkeram tangan Dara, berbisik pelan, "Aku gak nyangka bakal separah ini."

Dara mengangguk, "Aku juga, tapi sumpah, tadi Jelita kayak berubah jadi orang lain. Gila, serem banget."

Sementara itu, Jelita duduk diam. Tatapannya kosong ke depan, tapi rahangnya mengeras.

"Seperti nya novel itu, banyak plot twist nya deh, sama seperti hari ini. Kau harus cari apapun yang ada di rumah nanti. Mungkin sebuah buku diary jelita? Hah mana gak ada ingatan apapun pula, nasib Figuran ya begini amat." ucapnya dalam hati.

Mey menoleh pelan ke Jelita, matanya penuh rasa haru.

"Lita..." ucapnya pelan, membuat Jelita menoleh.

"Aku gak apa-apa kok. Kamu gak perlu marah sampai segitunya," suara Mey pelan dan serak, tapi senyum lembutnya tetap ada.

Jelita memandangnya lekat-lekat, lalu menghela napas panjang. "Mey ternyata orang baik, Laura ternyata gadis manipulatif, Verrel pahlawan kesiangan malah mirip ke bodoh dan buta. Kakak kembarku awas aja kalau ikutan bodoh, aku hajar ntar." pikirnya.

"Aku gak tahan, Mey. Aku yang memelukmu ketika si Laura itu sengaja menabrakmu, dan tanpa aba-aba si Verrel berteriak, dan mencengkram tanganmu. Huh! Mereka melakukan itu tepat didepan mataku, ya kali aku diem doang!"

Tiara menyentuh bahu Jelita, "Tapi kamu tadi beneran serem banget, Lit. Kayak, bukan kamu. Aku aja takut bareng Dara. Uh!"

Dara dan Mey juga mengangguk setuju ucapan Tiara.

Jelita mengerjapkan matanya, mencoba meredakan perasaan yang bergelombang di dadanya.

"Kadang, kalau dunia terlalu jahat, kita gak bisa terus baik," jawabnya pelan.

"Terima kasih, ya...," ucapnya lirih, "Udah jadi pelindungku hari ini." ucap Meyriska sambil berkaca-kaca.

Jelita tersenyum kecil, meski samar. Ia mengusap kepala Mey dengan lembut, "Aku sahabatmu, bukan? Itu sudah tugasku."

Setelah beberapa menit berlalu, suasana di ruang UKS mulai mereda. Rasa nyeri di pergelangan tangan Meyriska sedikit berkurang setelah diolesi salep penghilang nyeri oleh Dokter Yuda. Ia kini duduk bersandar dengan lebih tenang, walau wajahnya masih tampak pucat.

Dokter Yuda merapikan peralatannya sambil menoleh ke arah mereka.

"Salep ini bisa dioleskan dua sampai tiga kali sehari. Jangan banyak gerak dulu, terutama tangan yang tadi keseleo," ujarnya dengan nada lembut namun tegas.

"Baik, Dok. Terima kasih banyak ya." ucap Tiara sambil membungkukkan badan ringan.

Dara ikut mengangguk, "Iya Dok, makasih. Udah bantu temen kami."

Jelita berdiri dan memegang tangan Mey dengan hati-hati, membantunya bangkit dari ranjang.

"Terima kasih, Dokter," ucap Jelita singkat namun tulus, pandangannya kali ini lebih tenang.

Dokter Yuda tersenyum tipis. "Jaga diri kalian baik-baik. Kalau ada yang terasa sakit atau pusing, segera kembali ke sini."

Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal, keempatnya perlahan keluar dari ruang UKS.

Lorong sekolah yang sempat ramai kini mulai lengang, hanya terdengar suara langkah kaki dan deru kipas angin dari langit-langit.

Tiara melirik Jelita sambil menahan senyum kecil, "Kita baru jam segini udah kayak habis ikut drama satu episode penuh."

Dara mengangkat alis, "Drama? Itu sih lebih kayak thriller psikologis."

Mereka semua tertawa pelan, meski ada rasa lelah yang masih membekas. Meyriska menggenggam tangan Jelita dengan tangan kirinya yang masih kuat.

"Lit, makasih ya. Kalau gak ada kamu, aku gak tahu bakal gimana tadi."

Jelita hanya mengangguk kecil. "Udah. Yuk kita balik ke kelas."

Tiara menatap arlojinya dan berseru ringan, "Masih ada waktu istirahat ke kantin, nih."

Dara langsung mengangguk antusias, "Yuk! Kita akan belum makan siang."

Jelita menoleh ke arah mereka berdua sambil menepuk pelan bahu Mey yang berjalan di sebelahnya, "Kalian berdua aja ke kantin, ya. Aku titip, sekalian beli roti cokelat satu dan es teh, kalau ada batagor mang Ujang. Nanti aku ganti."

Tiara mengangkat alis, "Lho, kamu gak ikut?"

"Aku bawa Mey ke kelas aja. Dia butuh istirahat," balas Jelita sambil tersenyum singkat, lalu melirik Mey yang hanya mengangguk lemah dengan tangan kanan masih menekan pergelangan kirinya yang tadi sakit.

Dara melambaikan tangan pelan, "Oke! Titip satu roti cokelat, es teh dan batagor untuk Jelitaku sayang, noted. Kamu Mey titip apa?"

"Samain aja sama Jelita"! Jawab Meyriska.

Dara menganggukkan kepalanya. Tiara dan Dara pun segera melangkah ke arah kantin.

Sementara itu, Jelita menggandeng pelan tangan kiri Mey, membimbingnya menuju kelas. Keduanya berjalan tenang di lorong yang mulai ramai kembali dengan murid-murid yang berseliweran.

1
Viona Syafazea
apa mungkin dulu jiwa mereka tertukar, dan sekarang jiwa mereka ( jelita dunia asli dan novel) kembali ke tubuhnya masing-masing.. 🤔
Viona Syafazea
ini juga bisa dijadiin judul novel baru.. /Facepalm/
Viona Syafazea
wahhh si author ngasi kisi-kisi judul novel baru mu ya thor.. /Facepalm//Facepalm/
Viona Syafazea
lahhh mochi mah kucing aku tapi punyaku oyen.. /Facepalm//Facepalm/
karina
up lagi thor. yg banyak 😁😁
vj'z tri
Thor setelah buat aku tertawa ,sekarang kamu buat ku 😭 😭😭🤧🤧
Lilyana Azzahra Dekranasda: kumenangis........ membayangkan...
total 1 replies
vj'z tri
kerennnn kerennnn kerennnn thorrrr 🥳🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
makin seru Thor 🥳🥳🥳🥳
Sribundanya Gifran
lanjut
Putra Baja
gak sabar nunggu up
Tiara Bella
aku mampir Thor....ceritanya banyak,judul banyak ..otaknya encer kaliiiiiii.....semangat ya
Mineaa
ga sabar liat tumbang ny si ulet manipulatif....🤬
vj'z tri
gak sabar tunggu kotak Pandora ke buka 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri: coba nanti aku tengok ya Thor 🤭🤭🤭
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Smile/
total 2 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣jelita kan yang minta jadi figuran yng langsung di kabulkan author 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
pakai bawang merang berapa ton Thor 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤔
Wahyuningsih
mantap thor q ska thor klau pemrannya badas abis keren n gk mudah d tindas thor buat buat si goblok varel menyesl krna lbih memilih btu kli ke timbang tunangnnya sndri di buat segan mtipun tk mau biar nyakho dia d tggu upnya kmbli yg buanyk thor n hrs tiap hri sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu seeeeeeeemaaaaangaaaaaaaat thor 😁😁😁
Sribundanya Gifran
lanjut
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus keren👍👍
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
beri ingatan sedikit demi sedikit ke lita nya thor, biar gak terlalu puyeng dia ngingat nya
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
jika masalah di novel udah kelar, jelita nya balikin ke dunia asli nya lagi ya thor.
gak rela rasanya harus terpisah sama kak jordi nya 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!