10jt Dollar mengandung Bayi untuk Bos Mafia!!!??
Memutuskan untuk menjadi ibu pengganti ketika sebuah tawaran dari seseorang tak dikenalnya hingga iming-iming uang jutaan dollar, membuat Laila menerima tawaran itu dalam keadaan masih perawan dan terdesak?
Laila Aplebarry, wanita energik yang rela menjadi ibu pengganti untuk pasangan suami-istri. Namun naasnya, dia tidak tahu bahwa yang dia tolong adalah pasangan Mafia yang seharusnya dijauhi. Dan lebih parahnya lagi, mau tak mau Laila yang tidak tahu apa-apa malah memilih Parsial Surrogate Mother / Surrogasi Tradisional yang membuatnya one night stand dengan Donovan Stone-Brooks— si mafia bengis dan terkenal kejam yang berperan sebagai ayah adopsi.
Keadaan nya semakin rumit, saat Laila malah membawa kabur anaknya usai melahirkan karena tak tega bila harus memberikannya kepada orang lain dan itu membuat nyawanya hampir melayang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ABftMB — BAB 09
CANDU DAN BERITA KEHAMILAN
Napas Laila memburu ketika dia terpojok ke pintu saat pria tampan dengan kulit yang hampir eksotis itu mendekatinya. Tangan kiri Donovan bergerak ke lehernya, mencengkram ringan hingga Laila sedikit mendongak. “Aku tidak suka berbelit, jadilah betina yang baik atau kau tidak akan bisa bernapas malam ini.” Bisik Donovan begitu dingin membuat Laila merinding.
Laila menelan ludahnya kasar, dan hanya memejamkan matanya meski tangan Donovan masih berada di lehernya hingga pria itu mengulum daun telinga Laila yang membuatnya merasa geli.
Bibirnya turun ke rahang Laila dan ke lehernya sehingga wanita itu membuka bibirnya saat kenikmatan mulai menjalar di tubuhnya. Meski hanya berupa endusan dan ciuman di leher, membuat Laila mabuk kepayang.
Namun seketika kedua mata Laila terbuka saat dia merasakan mual mendadak. Wanita itu mencoba menghindari ciuman dan lumatan Donovan. “WHAT??” gertak Donovan menatap marah.
“Aku ingin ke kamar mandi. Aku mohon.” Pinta Laila menatap lekat ke mata silver tajam Donovan.
Tok! Tok! Tok!
Sebuah ketukan langsung membuat pria itu melepaskan Laila dan memberikannya ke kamar mandi sementara pintu terbuka memperlihatkan Austin si asistennya.
“Tuan, maaf mengganggu. Ada ledakan di Casino Anda yang berada di dekat pelabuhan Chicago.” Ucap Austin dengan serius.
Mendengar itu, Donovan tentu saja marah. “Siapa yang melakukannya?”
“Saya pikir itu mungkin ulah pria itu.” Jawab Austin dengan tebakannya.
Donovan yang juga kenal akan pria yang asistennya maksud itu. Donovan memejamkan matanya sejenak untuk meredam amarahnya. “Apa Marlon sudah tahu kalau musuhnya menghancurkan casino ku?” tanya Donovan yang masih terlihat marah sembari mengenakan kemeja hitamnya.
“Ya. Tuan Marlon memanggil Anda, dia sudah menunggu di mobil.”
Tanpa pikir panjang Donovan langsung keluar diikuti oleh Austin dan beberapa anak buahnya yang lain.
.
.
.
Di dalam kamar mandi, Laila menatap wajahnya ke cermin dengan ternganga hingga menunduk menatap ke arah perutnya. (“Jika kau merasa mual atau muntah, mungkin itu jadi tanda-tanda kalau kau hamil!”)
Laila mengingat akan informasi tersebut dari Enisa si dokter kandungan. Tentunya kini Laila yakin bahwa dia sedang hamil. “Itu artinya aku mengandung anak— ”
Tak bisa berkata-kata, Laila hanya diam. Mau tak mau dia harus melahirkan anaknya Donovan Stone-Brooks, pria sialan dan angkuh sepertinya. “Aku harap kau tidak seperti pria itu, nak!” gumam Laila mengusap perutnya yang masih rata.
Wanita itu segera keluar dengan pakaian dalam yang masih melekat. Menyadari ketidakadaan Donovan, tentu saja Laila tak ingin membuang kesempatan untuk pergi dari sana.
...***...
“Kita bisa bicarakan baik-baik dengannya, Donovan. Ini adalah urusan ku dan Mr. Joseph!” tegas Marlon yang kini menatap tegas ke keponakannya.
Sementara Donovan sendiri balik menatap Marlon. “Aku sudah pernah bilang, urusi urusanmu dan musuhmu Paman. Pria itu sudah berani menyerang casinoku, itu artinya aku yang akan menyelesaikannya.” Balas Donovan dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.
Saat melihat Donovan masuk ke mobil. Marlon menatap garang penuh emosi. “Fuck!” umpatnya.
Jika Donovan sampai membunuh Joseph, keuntungannya juga hilang. Keuntungan kerjasama penyelundupan narkoba yang Marlon dan Joseph sepakati secara diam-diam.
Sementara di mansion sendiri. Quinn duduk di sofa perapian bersama Roger dan Connie.
“Cih! Itu artinya, anak itu hanya memiliki DNA Donovan, bukan kau. Itu jadi lebih mudah untuk menyingkirkan mu!” ucap Connie menyeringai pelan di akhir kalimatnya yang ingin menyingkirkan Quinn.
Wanita cantik dengan rambut tergelung rapi dan bibir merah, menatap ke arah Connie dengan senyuman miring. “Itu tidak membuat masalah. Kau masih tidak akan bisa menyingkirkan ku, Nenek!” balas Quinn membuat Connie menatap marah.
“Kau— ”
“Hentikan Connie! Pergi atau kau tetap diam dan biarkan aku yang berbicara dengan Quinn.” Tegas Roger dengan suara seraknya sehingga wanita berambut pirang putih itu terbungkam dan hanya menatap marah ke arah Quinn yang terlihat santai.
Roger menatap dengan kerutan alis ke arah Quinn yang baru saja meneguk wine nya.
“Jika anak itu lahir, kau tidak berhak atasnya.” Ucap Roger terus terang seolah pria itu mengetahui sesuatu tentang Quinn.
“Tentu. Tapi tidak ada larangan untuk mendidiknya. Aku dan Donovan sudah sepakat bahwa Donovan menyerahkan tanggung jawab anak itu kepadaku, Kakek. Jadi aku memiliki hak untuknya!” jelas Quinn menyeringai.
Sedangkan Roger dan Connie menatap dengan berkerut alis.
“Selagi ibunya masih hidup, kau tidak punya hak atasnya meski Donovan sendiri yang memintanya.” Ucap Roger dengan serius sehingga Quinn ikut menatapnya serius.
“Bagaimana jika aku membunuhnya setelah anak itu lahir, bukankah itu lebih mudah.” Ucap Quinn yang benar-benar berani membuka suara.
Mendengar itu Connie cukup terkejut begitu juga dengan Roger.
Di saat keadaan ruangan tersebut menjadi lebih tegang. Stacey tiba dengan wajah serius sehingga kefokusan kedua wanita yang duduk di sofa langsung mengarah ke arah Stacey, berbeda dengan Roger yang masih menatap tajam ke Quinn.
“Ada apa?” tanya Quinn berkerut alis.
“Ada ledakan di Casino, dan seorang polisi datang untuk penggeledahan mansion.” Ucap Stacey.
Memang, para polisi sialan selalu datang untuk alasan penggeledahan, padahal mereka hanya menginginkan uang sogokan.
“Polisi sialan! Biarkan aku saja yang mengurusnya.” Ucap Quinn bangkit dari duduknya dan melenggang pergi.
Sekilas Stacey menatap ke Roger yang masih diam sedikit mencurigakan.
Di saat Donovan sibuk membunuh pria bernama Joseph serta memporak-porandakan bisnis pria itu. Quinn sibuk menyogok para polisi hingga tak segan mengancam untuk membunuhnya.
...***...
Lewat tengah malam. Suara high heels milik Quinn terdengar mengisi keheningan di ruangan Donovan hingga pria berkemeja hitam yang tadinya sibuk mengelap tangannya dengan kain putih, kini menoleh sekilas ke istrinya.
“Sungguh Donovan? Kau membunuh seseorang disaat keturunan Stone-Brooks baru saja datang!” ucap Quinn berjalan melenggak-lenggok dan berdiri di dekat Donovan yang mulai meneguk beer.
“Apa maksudmu?”
“Aku baru saja mendapat kabar. Wanita itu hamil! Sebentar lagi keturunan Stone-Brooks akan hadir.” Ucap Quinn membuat Donovan meletakkan gelasnya dan menatap lekat dan tegas.
“Sudah kubilang dia wanita yang subur dan energik!” lanjut Quinn seraya menyeringai menuangkan minuman nya sendiri.
Hingga Quinn menatap ke suaminya yang masih terlihat tegas sembari meneguk beer nya. “Kau memilih wanita club, aku harap keturunan Stone-Brooks tidak keterlaluan.” Ujar Donovan dengan santai.
“Tentu saja tidak. Aku yang akan mendidiknya, akan aku jadikan dia sepertimu!” ucap Quinn benar-benar gila.
Bahkan tak ada balasan lagi dari Donovan yang artinya pria itu setuju dengan pikiran Quinn barusan.
Wanita itu masih memperhatikan lekat suami tampannya yang nampak diam dengan tatapan fokus ke depan seolah tengah memikirkan sesuatu. Ya! Tentu, sesuatu itu adalah Laila Aplebarry. Sosok wanita yang membuat Donovan candu dan penuh teka-teki.
“Ada apa Don? Jangan bilang kau memikirkan wanita itu?!” tebak Quinn menyeringai kecil menatap suaminya sembari bertopang pipi.
Seketika Donovan meneguk habis beernya. “Itu bukan urusanmu.” Balasnya beranjak pergi begitu saja. Membuat Quinn semakin yakin bahwa pria itu sedang memikirkan wanita lain.
“Cih!” wanita itu hanya menyeringai kecil melihat kepergian Donovan.
double up thorrr hari ini penasaran sama selanjutnya
Jangan jangan...
Laila adik Espascito (eh susah bener namanya 😅)
tetap semangat, ditunggu kelanjutannya kak.
penasaran apa yg akan terjadi selanjutnya...
kayaknya musuh nya mengincar keturunan Stone-Brooks..
...hanya kak othor yg tau.