David Ferrero
adalah seorang pengusaha muda yang berbakat dan tampan namun sayang ketampanannya tertutup oleh sikap dingin dan galaknya sebagai CEO dari Ferrero grup. sikapnya yang dingin membuat para wanita takut untuk sekedar menyapa atau meliriknya
Bela diana putri
adalah wanita sederhana yang berasal dari desa terpencil. bela memiliki karakter ceria, ramah dan sangat baik terhadap semua orang, walaupun bela berasal dari desa terpencil tapi otaknya sangat cepat tanggap dalam menerima sesuatu yang berkaitan dengan ilmu atau perusahaan. oleh sebab itulah bela direkomendasikan bekerja oleh kampusnya di perusahaan terkenal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
satu minggu setelah acara tak terduga itu belum ada ciri ciri mereka saling suka atau bagaimana. sehari hari bela terus mengumpat melihat bos-nya yang sangat menyebalkan, selain kejam ternyata dia juga tidak punya hati
"tuan ini berkas yang anda minta, satu jam lagi meeting dengan klien, setelah itu makan siang dengan tuan raka untuk perayaan kontrak kerjasama lalu istirahat sebentar dan mulai lagi dengan mengerjakan berkas berkas baru untuk meeting besok pagi" tutur bela nyerocos tanpa henti
"aku sudah tau" jawab david
haah
bela menghembuskan nafas dengan sangat pelan untuk menahan emosinya
"baik tuan jika tidak ada urusan lain saya akan pergi. permisi" ucap bela bersiap untuk undur diri
"skip jadwal makan siang dengan tuan raka, katakan padanya aku tidak ada waktu" ujar david
"tidak perlu tuan, saya akan menggantikan anda untuk bertemu dengan tuan raka" ucap bela
"tidak, pekerjaan mu masih banyak" kata david
"tidak tuan, pekerjaan saya sudah habis dan hanya menemani anda disini" ucap bela dengan sopan
"bagus, berani sekali kau ingin menemui pria" kata david menghentikan jarinya bermain di keyboard komputer
"bukan tuan, saya hanya ingin mewakili anda" elak bela
"ingat status mu sebagai apa!?" tanya david menatap tajam kearah bela
"sekertaris anda tuan" jawab bela menundukkan kepalanya dengan sopan
"perhatikan jari mu baik baik" ucap david kesal
bela sebenarnya tau hanya saja sejak saat itu dia tidak pernah mengungkitnya didepan david
"kenapa diam?" tanya david lagi
"saya rasa saya tidak perlu menjawabnya ruan. permisi" kata bela acuh
braakk
david langsung mengejar bela lalu mengunci tubuh bela dengan kedua tangannya
"milik DAVID FERRERO tidak boleh diambil oleh orang lain" ucap david penuh dengan penekanan
bela membisu sejenak mencerna ucapan david, siapa miliknya dan kenapa bela menjadi miliknya
"tuan saya harap anda bisa menjaga sikap dikantor" kata bela menatap kearah lain
"jangan pernah berani bertemu dengan laki laki tanpa seizin ku!!" ucap david. bola matanya hampir keluar karena geram dengan bela yang tidak ingin menatap nya
"baik" jawab bela singkat
"jika aku bicara tatap aku, kenapa kau tidak mau menatap ku hah" wajah david sangat dekat wajah bela sehingga bela bisa merasakan deru nafas david yang tidak beraturan
"maaf tuan, saya permisi" kata bela membuka paksa tangan david namun tidak berhasil
"tuan apa yang anda inginkan, berikan saya pekerjaan saja" ucap bela kesal karena tidak berhasil mengangkat tangan bosnya
"diam disini!" titah david menarik lengan bela dan mendudukkan nya diatas meja tempat kerja david
"tu,,,tuan anda tidak salah mendudukkan saya disini?" tanya bela
"diam!" david kembali berkutik dengan layar komputernya dan membiarkan bela duduk di atas meja kerjanya
"apa yang bisa saya bantu tuan?" tanya bela karena tidak enak dengan situasi ini
"tidak ada, cukup duduk disana, jangan bergerak!" jawab david dengan kedinginan kutub utara
"ta,,,"
"ck suka sekali membantah" kata david kesal
"tidak lagi" jawab bela menunduk
tak lama datanglah seseorang yang tidak pernah diundang sama sekali, siapa lagi jika bukan riki
"hay da,,,vid" riki melongo melihat bela sedang duduk di atas meja sedangkan david duduk di kursi
"woow pemandangan baru kah?" tanya riki antusias sambil mendekati bela
bela bergerak ingin turun namun david melarang, dia memegang tangan bela untuk menghentikan bela agar tetap pada posisinya