Anila mencoba meraba disekitarnya hingga dia merasakan ada dinding di sebelah kirinya. Dia berjalan melangkah ke depan.
Tapi dia tersandung oleh sesuatu membuat dia jatuh ke tanah.”Ini dimana sih kenapa semua gelap. Seharusnya ini masih siang. Kenapa gelap sekali,”ucap Anila dengan wajah binggung. Tapi dimana saat itu Anila berada akan dia bisa keluar dari kegelapan itu dan kembali ke tempat asalnya. Anila akan bisa menemukan teka-teki yang dia dapatkan?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Baki segera pergi ke depan setelah Belisama memeriksa kalau tidak ada bahaya didepan. Bersama mereka berjalan menuju ruangan yang dimasuki oleh Harits. Di perjalanan mereka juga melihat lukisan yang sama. Walaupun Baki sedikit gelisah dengan Harits dia masih bisa melihat lukisan yang ada di dinding lorong.
“Hai Bani, kenapa sikap Baki berbeda dengan Harits ya. Apa mereka menjalin hubungan terlarang,”ucap Hanan yang berpikir sikap keduanya aneh.
“Kamu dan Anila sama ya pikirannya. Kalian menebak kalau Baki dan Harits itu menjalin hubungan terlarang. Tapi itu tidak mungkin kamu juga tahu bukan,”ucap Bani sambil menghela nafas.
“Apa Anila juga berpikir seperti itu juga,”ucap Hanan.
“Siapa yang kalian bicara itu?,”ucap Belisama yang mendengar percakapan keduanya. Bani dan Hanan yang sempat lepas terkejut.
“Apa yang kamu katakan tidak ada kok,”ucap Bani yang berbohong.
“Apa itu benar aku mendengar nama Anila tadi, siapa dia?,”ucap Belisama dengan wajah sedikit mengancam. Baki mendengar itu berkata kepada Belisama,”Untuk apa kamu ingin tahu siapa Anila?.”
“Aku hanya penasaran saja. Apa dia wanita kamu Baki?,”kata Belisama balik kepada Baki.
“Bukan dia wanita dari Harits,”ucap Baki yang blak-blakan. Bani dan Hanan mendengar kata itu sedikit berpikir hal yang berbeda.”Sejak kapan Harits mengatakan perasaan kepada Anila. Kamu kira Harits berani. Baki kenapa kamu mengatakan hal yang mustahil itu,”batin Bani yang tidak bisa berkata.
“Apa Harits dengan Anila mereka saling suka. Jadi bukan Baki, kalau begini aku salah paham dengan Anila dong,”batin Hanan yang perasaannya merasa lega.
Belisama mendengar kata Baki tidak percaya,”Apa itu benar. Kenapa aku merasa kamu hanya berbohong saja. Harits suka dengan wanita. Sikap dia yang dingin itu tidak mungkin menyukai wanita, bukan dia selalu bersama denganmu setiap hari. Bagaimana dia bisa dekat dengan wanita yang bernama Anila itu.”
“Percaya mau tidak itu terserah kamu saja,”kata Baki yang masih melihat ke lukisan di lorong. Setelah merasa puas Baki dan yang lain kembali melanjutkan perjalanan mereka hingga di ujung jalan.
“Di sini ruangannya bos,”ucap tentara.
“Biar aku masuk dulu untuk memeriksa kondisi didalam,”kata Baki.
“Tunggu dulu Baki, biar aku dulu saja,”kata Bani yang menahan Baki untuk masuk ke dalam lubang yang sebelumnya menjadi keluar mereka saat serangg pemakan daging menyerang mereka. Bani melihat ke arah Baki dan segera tertunduk untuk melewati lubang menuju ruangan.
Tapi saat mereka sudah datangg Harits sudah tidak ada di ruangan itu melainkan sudah ada di ruangan tempat Anila dan Babon berada. Di waktu Anila dan Babon bersembunyi karena pintu di belakang mereka terbuka.
Tapi saat mereka bersembunyi mereka melihat Harits.”Itu Harits,”ucap Babon hendak berdiri. Tapi di tahan oleh Anila
“kenapa dia Harits disini,”kata Babon.
“Kamu benar, tapi kita tidak tahu dia datang sendiri atau bersama orang lain. Apa kamu ingin tertangkap,”ucap Anila memberikan nasehat. Babon segera duduk kembali dan tidak jadi keluar. Harits yang sudah berjalan masuk ke ruangan dengan pintu kembali tertutup melihat sekitarnya. Tapi dia tidak melihat Anila dan Babon ada di ruangan itu.
“Apa mereka berdua sudah ada disisi lain,”hati Harits.
Harits masih berkeliling melihat ruangan. Sementara itu Anila masih bersembunyi dengan Babon hingga mereka hanya melihat Harits saja ingin segera keluar dari tempat persembunyian. Tapi dia mendengar suara lain dari sisi lain kalau ada kelompok lain masuk ke ruangan sebelumnya.
“kenapa lagi,”ucap Babon.
“Kurasa kita tidak bisa keluar,”ucap Anila. Babon hanya bisa diam saja mengikuti instruksi hingga Babon merasakan ada yang bergerak di tangan dia. Babon sama sekali tidak perduli dengan apa yang dia rasakan.
Di sisi ruangan lain Bani yang sudah melihat ruangan meminta Baki untuk masuk karena kondisi sudah aman didalam. Baki segera masuk dan disusul beberapa orang di belakangnya termasuk Hanan dan Belisama juga masuk kedalam ruangan. Senter yang menyala mereka melihat ruangan itu. Hingga Hanan terkejut dengan beberapa orang yang sudah ada di lantai.
Belisama segera melihat anak buah mereka yang gugur wajah mereka yang kering dan tidak tersisa membuat dia hanya diam saja. Baki mencari Harits dengan memanggil namanya. Tapi tidak ada respon dari Harits.
“Kurasa dia tidak ada disini,”ucap Belisama yang kembali fokus.
Tapi Baki masih mencari bersama dengan rekannya hingga mereka melihat ada yang salah dengan ukiran batunya.Baki mulai dengan tenang memecahkan teka-teki di ruangan itu hingga terpintu terbuka. Tapi pada saat yang sama juga didalam Babon yang menoleh ke belakang melihat banyak serangga dian keluar dari tempat persembunyian sendiri. Harits yang melihat pintu terbuka segera menoleh ke belakang.
“Harits,”ucap Baki mendekat.
“Kamu baik saja,”ucap Baki lagi.
“Aku baik,”ucap Harits dengan jawaban singkat. Bani yang juga masuk melihat ke arah Babon yang terlihat menghilangkan serangga di tubuhnya.
“Kamu bagaimana bisa ada disini,”kata Bani mendekat.
“Kalian sendiri bagaimana bisa ada disini,”ucap Babon yang dalam situasi cangkung. Sementara itu Anila yang masih bersembunyi melihat ada pintu lain sehingga dia masuk ke dalam tepat pintu yang mereka lewati oleh Baki kembali tertutup kembali.
“Aku tidak sangka ada ruangan disini. Tapi siapa orang ini, Baki,”ucap Belisama melihat ke Babon.
“Dia rekanku juga yang datang ke sini. Kami berpisah dengan mereka saat mencari jalan masuk,”kata Baki.
“Ohhhh begitu. Apa hanya dia saja,”ucap Belisama memerintahakan anak buahnya untuk melihat ruangan di belakangnya. Tapi mereka tidak melihat ada orang lain. Babon yang hatinya berdebar kalau Anila akan ketahuan.
“Tidak ada siapa-siapa bos disini,”ucap anak buah Belisama. Babon mendengar kata itu sedikit lega. Tapi wajah dari rekannya bertanya dimana Anila berada.
“Sudahlah kalau tidak ada cepat buka peti ini. Aku ingin melihat siapa yang ada didalam sana,”kata Belisama. Sementara itu rekan dari Babon mendekat,”Dimana Anila?.”
“Aku juga tidak tahu, tadi dia bersembunyi di belakang tembok sana. Tapi saat orang itu mecari tidak tahu apa dia sudah masuk ke dalam ruangan lain,”tebak Babon. Semua mendengar kata itu juga berpikir hal yang sama.
“Sudahlah kalau dia selamat itu bagus. Tapi dari pada itu mereka sudah membuka petinya,”ucap Bani meliat ke arah lain. Babon yang hendak ingin bergabung di hentikan oleh Harits.
“Apa dia baik saja saat masuk ke dalam makam ini?,”kata Harits.
“Semua aman kalau bukan rute yang dia minta aku tidak tahu aku bisa selamat dari sini tidak. Tapi dia baik saja,”ucap Babon menjawab dengan jujur. Harits mendengar kalau Anila baik saja sedikit merasa lega. Segera dia melihat situasi di dalam ruangan yang mereka tempati.
Tapi berbeda dengan Anila yang masuk ke ruangan lain melihat dua peti berdampingan. Di tambah lagi ada satu pintu perunggu yang dia cari.”Akhirnya aku menemukan yang kedua,”jawab Anila. Tapi akan Anila bisa kembali, atau dia harus mencari lagi ke seluruh dunia?.