Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kontrakan Berhantu?
Hari sudah mulai siang dan seorang gadis masih berlalu lalang di tengah kota masuk dan keluar gang hanya untuk mencari hunian yang layak untuk ditinggali olehnya dan adik-adiknya nanti
"maaf jika kau ingin menyewa tempat ini maka kau harus bayar penuh". Ucap pasutri kepada Ema "kami tidak ingin menyudutkan mu atau bagaimana tapi kami sudah jera menerima orang seperti mu tidak bayar full tapi kau akan menetap selama sebulan di sini lalu pindahkan"
"sa.. saya tidak seperti itu....".
"halah pergilah kami tidak mengizinkan mu di sini". Ucap Istri pemilik kontrakan itu, sambil menatap sepeda milik Ema dia yakin gadis di hadapannya tidak memiliki uang cukup untuk kedepannya pergilah"
Sampai Ema memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu lalu mencari ke sudut tempat lainnya
Namun jawaban mereka tidak lebih sama mereka tidak yakin jika Ema alan membayar kontrakan mereka seperti yang seharusnya berpikir jika gadis itu hanya akan mencari kosan gratis untuk satu bulan dengan harga setengah
"Huh sampai kapan aku harus mencari kontrakan? kenapa semuanya sangat mahal di daerah sini perasaan dlu tidak semahal ini". Hela gadis itu menatap uang sisa di dompet nya "Masih harus memikirkan modal untuk membuat dagangan dan juga makan kedepannya harus cari kerjaan sampingan setelah ini"
Ema mengepalkan kedua tangannya dengan erat dia kembali bersemangat mengingat kedua adiknya yang harus dia lindungi "Harus semangat!".Teriaknya dalam hati
Sampai di sebuah tempat sepi gang yang tampak kumuh Ema meletakan sebuah harapan di sana gadis dia berjalan kesana mendapati seorang wanita tua tengah duduk didepan kontrakan yang dia miliki nampak nenek tua itu sedang menghisap rokok dan mengeluarkan asapnya seperti awan tebal di langit
Ema tidak ragu untuk mendekati wanita tua itu dengan harapan dan keteguhan dalam hatinya
"Halo nek....".sapa Ema dengan sopan Dia sedikit membungkuk untuk menatap wajah tua wanita itu "Apakah kontrakan ini bisa di sewa!?"
nenek tersebut menatap Ema menyipitkan mata lalu menyemburkan asap rokok dari mulutnya membuat gadis itu sedikit sesak
"Sudah lama.... Sudah lama tidak ada yang menanyakan itu...". hela nenek tersebut "kau tidak takut?"
Ema nampak tersenyum kikuk dia melihat kontrakan itu dan sekeliling tidak ada yang salah kecuali kontrakan yang tampak kotor dan dia memaklumi situasi pastilah nenek didepannya tidak mampu bergerak lagi dengan leluasa
"Maaf nek tapi saya tidak tahu apa yang saya takutkan di sini". Karena apa yang saya takutkan sudah terjadi terlebih dahulu
Wanita tua itu menghela nafas dia tidak berharap lagi untuk menyewakan kontrakan nya "pilih mana yang mau kai tinggali, masalah uangnya itu belakangan saja pastikan kau nyaman jika tidak silahkan pergi"
"benarkah nek...". Padahal aku baru mau nanya untuk dp saja. Mata Ema bebinar dia memang berniat menyicil uang kosnya karena itu dia ditolak oleh pemilik kosan lain "bukan cuma saya nek, tapi dua adik saya juga"
"Dua adik? Masih kecil? Huh pergilah cari tempat lain aku tidak ingin kena masalah karena mu!". Kesal nenek tersebut mengusir Ema
"Tunggu nek saya sudah lelah berkeliling untuk mencari tempat tinggal tolong kasihani saya". Ema tampak memohon "saya harus segera menjemput adik saya, dan membiarkan mereka beristirahat nek kasihan kami..."
"kalian tidak akan tahan di sini pergilah!"
"kami akan coba dlu nek, saya janji anda tidak akan kena masalah saya akan bertanggung jawab....".
Kini Ema berlutut membuat hati nenek didepan nya menjadi ciut, Ema terpihat sangat menyedihkan dan frustasi
"Tidak ada yang menerima saya dan adik saya tolong berbaik hatilah nek saya tidak akan macam-macam saya janji"
"arghh jangan menyusahkan ku!"
"tidak akan nek, saya berjanji tidak akan menyusahkan dan jika nenek mau kami akan membersihkan kontrakan ini secara cuma-cuma".
"Secara cuma-cuma huh..." Gadis ini pikir aku tidak punya uang, kosan ku memang tidak laku tapi aku tidak miskin
"nek.."
"Ahk terserahlah bawa kedua adik mu tpi jangan salah kan aku kalau nanti kau menyesal datang kesini"
...****...
Pada akhirnya Ema membawa kedua adiknya ke sana Leo dan Linda tampak takut menatap bangunan kumuh itu bentuknya memang tidak terlalu buruk tapi pohon besar dan daun-daun yang tidak di bersihkan di teras kontrakan membuatnya tampak seperti bangunan horor
"Ah itu pemiliknya ayo sapa dengan sopan...". kata Ema
Kedua bocah itu menyalami nenek tua itu dengan sopan karena memang Ema sudah mengatakannya sebelumnya
"halo nenek...". tutur kata kedua bocah itu dengan lembut
Namun nenek itu malah mengalihkan padangan dengan tatapan sulit di artikan "ini kunci nya tempat kalian ada di sudut sana"
"Baik nek... Ngomong-ngomong nenek biasa dipanggil dengan apa?"
"panggil aaja Mbah Gin, panggil aku jika kalian membutuhkan sesuatu"
"baik nek"
Ema dan adik-adiknya langsung membersihkan tempat yang akan mereka sewa, meski tempat itu berada di kawasan kumuh namun bentuk tidak terlalu buruk dan sangat layak untuk di huni
Kenapa tidak ada orang yang menyewa tempat ini? Padahal tempatnya sangat sejuk juga. Batin Ema
Sejam kemudian semuanya beres sampai mereka tampak sangat kelelahan dan juga kelaparan. "kakak akan keluar membelikan makanan untuk kita kalian tetaplah di sini mengerti"
"Mengerti kak". Ucap kedua bocah itu dengan bersemangat
Saat gadis itu beranjak keluar dia di tatap oleh tetangga yang berada di seberang kosan
"Baru menyewa tempat itu?". Tanya Ibu-ibu paruh baya yang menyapa dirinya dari balik pagar besinya "kau tidak tahu pastikan"
"kenapa buk?"
"Huh pemilik tempat itu adalah seorang dukun"
"Maaf bu tapi anda tidak bisa sembarangan menuduh orang saya bisa melihat jika Mbah Gin adalah orang baik meski dia sedikit dingin". Jelas Ema membuat orang di depannya tampak jijik
"Kau hanya belum tahu, keluarganya meninggal satu persatu sampai kedua cucunya juga lalu beberapa anak kosnya juga meninggal kau pikir apa tentang kematian seperti itu? Pastilah Mbah Gin sudah menumbalkan mereka!". Ucap wanita itu dengan hati membara entah apa yang ada di pikirannya dia tampak membenci mbah Gin
"ah maaf buk saya harus pergi".
Ema buru-buru pergi tidak ingin berurusan dengan orang di depannya karena Ema tahu jika wanita paruh baya di depan sana hanya mempengaruhi pikirannya menjadi tidak baik
Tidak mungkin mbah Gin seperti itu. Ya walau aku belum lama di sini tapi tatapan mbah Gin.... . Ema mengenyahkan pikirannya . Aku tidak bisa berpikiran buruk, tidak ada yang mau menerima kami kalai bukan mbah Gon syukur sudah di beri tempat tinggal
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/