NovelToon NovelToon
Secercah Asa Untuk Utari

Secercah Asa Untuk Utari

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: emmarisma

Kehidupan yang semula diharapkan bisa mendatangkan kebahagiaan, rupanya merupakan neraka bagi wanita bernama Utari. Dia merasakan Nikah yang tak indah karena salah memilih pasangan. Lalu apakah Utari akan mendapatkan kebahagiaan yang dia impikan? Bagaimana kisah Utari selanjutnya? simak kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sepuluh

Akmal masuk ke ruangan atasannya. Pak Himawan mempersilahkan Akmal untuk duduk. Dia duduk di kursinya dan memandang Akmal dengan seksama.

"Akmal, ya?"

"Iya, saya, Pak."

"Begini, saya diberitahu oleh beberapa karyawan tentang rekaman yang beredar kemarin di grup pabrik. Saya sangat menyayangkan hal ini terjadi di lingkungan tempat saya mencari rejeki. Anda tahu betul aturan yang saya buat. Tidak ada yang boleh melakukan hubungan terlarang di pabrik ini. Bahkan setiap pertemuan besar yang saya buat, saya selalu menekankan poin penting ini, tetapi anda dan Bu Hana masih tetap melanggarnya.

Saya juga sudah menyuruh orang untuk memanggil Hana. Saya tidak bisa mentolerir perselingkuhan. Anda pasti tahu itu," Himawan menatap Akmal tajam.

Tak lama pintu ruangan Himawan diketuk, setelah dipersilahkan masuk, Hana agak terkejut melihat Akmal juga ada di sana. Dia belum mengetahui berita hebohnya. Jadi dia merasa ada sesuatu yang salah.

"Bu Hana, apa anda tahu kenapa saya memanggil anda kesini?" tanya Himawan.

Hana menggeleng, "Tidak, Pak."

Himawan tersenyum miring, dia mengambil ponsel di atas mejanya dan mulai memutar rekaman suara Hana dan Akmal. Wajah Hana langsung memucat. Habis sudah, pikirnya.

"Bu Hana ini supervisor, sudah pasti hapal dengan aturan saya di pabrik ini, kan?" tanya Himawan. Wajahnya terlihat muram. Sebagai atasan yang paling benci dengan perselingkuhan, Pak Himawan merasa kecolongan.

"Sa_saya tahu, Pak. Saya minta maaf."

"Saya memaafkan anda, Bu Hana, tapi anda sudah membohongi saya. Jadi mulai sekarang, anda tidak perlu lagi melanjutkan pekerjaan. Silahkan bereskan barang-barang anda."

"Tapi, Pak ...."

"Maaf, Bu Hana saya tidak mentolerir kecurangan semacam ini. Seharusnya anda memikirkan resiko ini sebelum anda memutuskan untuk melakukan hubungan terlarang begini. Anda menghancurkan sebuah hubungan rumah tangga, Merebut seorang ayah dari anaknya, merebut seorang suami dari istrinya. Saya sangat membenci hubungan seperti ini," kata Himawan.

Setelah Himawan bicara pada Hana, giliran Himawan menatap Akmal, "Dan untuk anda, silahkan tulis surat pengunduran diri anda. Saya tunggu surat pengunduran diri anda nanti sore."

Himawan memberi isyarat pada Hana dan Akmal untuk keluar dari ruangannya. Hana sebenarnya ingin memohon pada pak Himawan agar tidak memecatnya. Namun, atasannya itu benar-benar menolak berbicara dengannya.

Setelah Hana dan Akmal meninggalkan ruangannya, Himawan mengusap wajahnya kasar. Dia duduk bersandar dengan tatapan menerawang. Dia sangat membenci hubungan perselingkuhan, karena dulu ibunya adalah korban dari perselingkuhan. Bapaknya yang seorang mandor pabrik berselingkuh dengan bawahannya. Ibu Himawan sampai depresi karena tiba-tiba ditinggalkan oleh suaminya. Sampai sekarang bahkan Ibunya tidak pernah bisa kembali normal. Bagi Himawan, orang yang berselingkuh adalah orang yang menjijikkan.

Utari duduk di ruang makan, bersama keluarga besar Adiatama. Papa Tama, mama Sukma, Dewa dan Bian terlihat sangat bahagia karena ada Nisa dan Utari. Nisa duduk di tengah-tengah antara Utari dan Bian.

"Nisa mau sarapan pakai apa?" tanya mama Sukma.

"Ibu, kita makan pagi?" tanya Nisa polos. Utari mengangguk dan tersenyum getir.

"Ya, mulai sekarang dan seterusnya, adek harus makan pagi," kata Utari.

"Loh, cucu nenek ga pernah sarapan?"

"Nisa kalau makan pagi jam 11 siang, Mah."

"Loh, itu makan siang. Bukan makan pagi," kata mama Sukma.

"Mah, biar Tari dan Nisa makan dulu, nanti bicara lagi."

Bian merasakan suasana hati Utari tiba-tiba berubah. Mungkin pembicaraan seperti ini seakan mengorek luka di hatinya. Bian tidak mau membuat Utari merasa tidak nyaman berada di sini.

"Ya, kita sarapan dulu saja," kata papa Tama. Mereka berenam sarapan dalam diam. Usai makan, Mama Sukma mengajak Utari bicara, sedangkan Nisa sudah dibawa Bian dan yang lainnya keluar. Papa Tama dan yang lainnya ingin membuat gadis kecil itu bahagia.

"Tari, ceritakan pada mama, bagaimana kehidupan kamu selama ini dengan Nisa. Kenapa Nisa sampai sarapan sesiang itu?"

"Nisa memang sarapannya siang, Mah, untuk mengurangi jatah makannya," kata Utari.

"Setelah Nisa lahir, Suamiku jarang pulang, dia terkadang memberi uang 150 ribu untuk sepekan, kadang sepekan lebih," sambungnya.

"Duit 150 ribu sampai mana, Tari?"

"Tari juga bingung mah, dari beli sabun, beli gas, beras, terkadang dia pulang minta dibeliin rokok semua sudah termasuk 150 ribu itu, Mah. Setiap Tari minta uang belanja dilebihkan, dia akan marah dan memukul Tari. Kalau tidak, dia akan pergi selama berhari-hari, baru kembali kalau hatinya sudah tenang."

"Keterlaluan." Mama Sukma terlihat sangat marah. Bisa dia bayangkan sesulit apa kehidupan Utari. Dia bahkan merasa sedih untuk Nisa yang harus jadi korban kekejaman ayahnya.

"Tari, hari ini mama akan panggil pengacara. Biar dia urus perceraian kamu sekarang."

"Ya, Mah. Lebih cepat lebih baik."

Hari itu juga mama Sukma memanggil pengacara keluarganya. Dia ingin agar Utari bisa segera berpisah dari laki-laki laknat itu.

Bagaimana ia bisa diam saja, disaat putri dari penolong keluarganya ditindas sampai sedemikian rupa.

Setelah pengacara datang, mama Sukma mengatakan semua yang perlu dikatakan. Dia juga menyerahkan bukti visum atas kekerasan yang dilakukan Akmal kemarin. Mama Sukma menambahkan, dia ingin hak asuh Nisa sepenuhnya jatuh ke tangan Utari. Pengacara itu segera undur diri untuk mengurus semuanya.

Utari bisa bernapas lega. Ia bersandar di sofa dan tanpa sadar tertidur. Saat Bian dan yang lainnya pulang, Mama Sukma memberi isyarat agar mereka tidak berisik. Papa Tama membawa beberapa tas berisi mainan dan baju. Dia sangat menyukai Nisa dan sudah menganggap Nisa sebagai cucu kandungnya. Papa Tama begitu memanjakan gadis kecil itu, begitu juga dengan Dewa.

"Kita ke sana aja. Biarin Tari istirahat."

Mereka semua meninggalkan Utari seorang diri. Nisa bahkan tidak bersuara saat melihat ibunya tidur.

Saat Utari terlelap, dia melihat kedua orang tuanya masuk ke dalam mobil. Utari mengejar mereka. Namun, mereka dengan keras menolak Utari untuk ikut.

"Kami akan segera kembali, Sayang."

"Tari mau ikut, Bunda."

"Utari di rumah saja, tunggu kami," kata Ayah Utari.

Mereka segera pergi tanpa mempedulikan Utari. Namun, tak lama Utari mendengar suara ledakan. Hatinya bergetar. Dia berlari keluar, kepulan asap hitam di perempatan jalan membuat mata Utari memerah. Utari bergegas berlari mendekat. Namun, beberapa orang menahannya.

"Ayah, Bunda." Utari terus bergumam memanggil kedua orangtuanya, Bian menggoyang bahu Utari hingga Utari membuka mata. Dia langsung memeluk Bian dengan tubuh gemetaran.

Bian tidak tahu harus bagaimana menghibur Utari. Dia hanya membalas pelukan Utari sambil menepuk punggung Utari dengan lembut.

Nisa dan yang lainnya mengintip dari balik pintu. Nisa menangis melihat ibunya seperti ini.

"Ibu selalu bermimpi buruk," gumam Nisa.

1
Widia Sari
lanjut
Widia Sari
lanjut lagi dong
kaila
lanjut kak
Apthiana Devi
semua cerita2 nya bagus...
Ati Rohayati
Luar biasa
kaila
lanjut
kaila
lanjut kak
jiannafeeza 2201
jangan bilang dewa suka sm utari
utari pokoknya untuk Bian gak boleh sm yang lain 😁
jaran goyang
𝚍𝚎𝚠𝚊 𝚗𝚘 𝚢𝚊 𝚗𝚘
jaran goyang
𝚙𝚜𝚝 𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚖𝚗𝚌𝚕𝚔𝚊𝚒.... 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚖𝚒𝚜𝚝𝚎𝚛𝚒𝚞𝚜
jaran goyang
𝚐𝚔 𝚍𝚊 𝚘𝚝𝚊𝚔
Widia Sari
dasar si ibu gak tau malu
ni karena mau merasakan kekayaan utari makanya di bujuk utari buat rujuk sm si akmal ...
Bagus utari jawaban yang bagus biar kapok tuh si ibu
jaran goyang
𝒓𝒔𝒌𝒏..𝒏𝒆𝒙𝒕
kaila
lanjut kak
Widia Sari
lanjut lagi dong
kaila
lanjut kak
kaila
lanjut
kaila
lanjut kak
Widia Sari
lanjut lagi dong kk
kaila
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!