A Baby For The Mafia Boss

BERTEMU DENGAN DONOVAN

“I SAY STOP!!” sentak anak buah Donovan yang mendekat dengan menodongkan pistolnya.

Tentu saja Laila berhenti bergerak sembari mengangkat kedua tangannya. “Okay!!” ucapnya menatap lekat ke para pria yang kini menatapnya penuh kecurigaan.

Hingga sosok Austin keluar dari PUB dan menatap ke arah Laila yang nampak terheran-heran melihat keberadaan Austin. Entahlah, apakah dia pernah bertemu atau tidak. “Turunkan senjata kalian!” pinta Austin yang berkerut alis hingga anak buah Donovan yang lain menurutinya.

Pria berkaos hitam dengan rambut sedikit berwarna pirang itu berjalan mendekati Laila yang nampak tegang.

“Ada urusan apa kau kemari?” tanya Austin yang terlihat curiga. Namun sepertinya dia pernah melihat wajah Laila.

Sementara Laila sendiri juga seperti pernah melihatnya.

“Ak-aku... Seseorang menyuruhku untuk memberikan ini ke orang lain, aku tidak tahu. Dia mengatakan untuk memberikannya kepada siapapun yang ada di sekitar sini dan aku melihat kalian.” Jelas Laila dengan napas naik turun dan sedikit cepat saking gemetarnya dia saat ini.

Sementara Austin yang mendengarnya hanya mengernyitkan keningnya, melihat ke arah flashdisk yang Laila tunjukan.

Austin menerima flashdisk tersebut, menatap ke wajah Laila dengan kerutan alis cukup lama, sampai— “Bawa dia.” Pinta nya kepada anak buah Donovan.

Tentu, dua pria langsung memegangi kedua lengan tangan Laila sampai wanita itu memberontak. “Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!” Gertaknya menatap ke kedua pria tadi sekaligus ke arah Austin.

“Kami harus membawamu!” ujar Austin membuat Laila terbingung hingga terbengong.

Dengan paksaan, Laila di bawa masuk ke dalam mobil, tak peduli meski wanita itu terus berteriak minta tolong dan meminta dilepaskan.

Sementara sang sopir taxi yang mengintip dari kejauhan, pria itu terlihat mengangguk kecil dan mengeluarkan ponselnya. [“Flashdisk nya sudah berada di tangan anak buah Donovan.”] Ucap sang sopir tadi yang masih memegang pistol.

[“Bagaimana dengan wanita itu?”]

[“Mereka membawanya.”] Jawab sang sopir.

[“Senang bekerja dengan mu. Tapi kami tidak membutuhkan mu lagi, dan kami harus menghilangkan jejak. Pergilah ke taxi mu, ada seseorang yang menunggu di saja.”] Pinta seorang wanita yang entah siapa dia, namun yang pasti dia adalah musuh Stone-Brooks.

Tanpa pikir panjang pria itu segera bergegas ke taxi nya dan melihat satu orang berjaket hitam menatap lekat ke arahnya. [“Jangan khawatir, dia anak buahku, dekati dia.”] Pinta sang wanita tadi sehingga sopir itu mendekatinya dengan senyuman.

Sampai jarak mereka begitu dekat, pria berjaket hitam itu langsung menempelkan ujung pistol ke perut pria itu. Darr!

Suara tembakan yang tak begitu terdengar jelas namun membuat Austin menoleh dengan penuh kecurigaan. “Periksa di sana! Cepat!” pintanya kepada anak buah Donovan yang lain.

Sementara di dalam mobil yang bergerak, Laila terlihat mencoba tenang saat kedua matanya mengamati anak buah Donovan yang sibuk menyetir dan yang satunya duduk di sebelahnya.

“Kita akan kemana?” tanya Laila sehingga pria yang duduk di sampingnya itu menoleh.

“Menemui bos kami.”

Terkejut. Laila menoleh dan menatap penuh keheranan. “Apa? Ke-kenapa? Aku datang hanya memberikan flashdisk yang tidak ku mengerti— ”

“Kau bisa menjelaskannya sata bertemu bos kami. Jadi berhentilah bicara.” Selah pria itu membuat Laila terdiam dan menatap ke jendela dengan wajah kesal.

...***...

Berada di ruang perapian saat selesai belajar begitu banyak. Aurora terheran-heran saat dia sama sekali tidak menemukan foto ibunya, Quinn.

“Anda mencari sesuatu Nona?!” tanya Erika yang tiba-tiba datang.

“Kau punya foto ibuku?” tanya Aurora kepada Erika terus terang.

Wanita itu terlihat bingung, dia sendiri tidak memilikinya meski tahu bahwa tuan Donovan nya pernah memiliki seorang istri. Pelayan di sini sudah bercerita dan sekarang Aurora memintanya.

“Aku tidak punya.” Jawabnya sehingga Aurora nampak diam dan berbalik pergi.

“Jangan ikuti aku.” Pintanya kepada Erika sehingga wanita itu tak mengikutinya lagi sesuai perintah si bocah.

Lepas dari Erika, kini Aurora masih berjalan-jalan santai di mansion mewah dan besar ayahnya sampai suara seorang wanita kembali mengalun. “Ini yang kau cari?!”

Anak itu berbalik dan melihat Connie tersenyum miring memberikan satu foto Quinn yang didapat dengan diam-diam.

Aurora meriah foto itu dan melihat wajah Quinn untuk pertama kalinya.

“Dia siapa?” tanya Aurora dengan suara lucunya yang khas.

“Dia ibumu. Quinn!” jawab Connie melipat kedua tangannya ke depan perut dan terus menatap ke gadis kecil tadi dengan seringaian kecil.

Sementara Aurora mengamati foto tersebut. Dia tersenyum tipis, namun melihat wajah Quinn yang cantik, dia masih menyukai Laila.

“Kau ingin satu kebenaran yang disembunyikan oleh ayahmu? Aku bisa memberitahumu!” ujar Connie membuat Aurora menatapnya penuh kebingungan.

Ya! Meski Roger sudah tiada, namun wanita itu masih menetap di sana dan berharap mendapatkan separuh harta Stone-Brooks, mengingat dia masih istri dari Roger. Alias nenek tiri Donovan.

“Apa itu?”

“Dia bukan ibumu. Kau memiliki ibu lain, tapi ayahmu menyingkirkannya!” ucap Connie terus terang tanpa memikirkan Aurora.

Tentu saja anak itu terdiam. Mencoba mencerna ucapan Connie hingga menatapnya lekat dan tajam. Sementara Connie menyentuh pipinya sembari tersenyum. “Jika tidak percaya tanyakan saja kepada ayahmu, dimana ibu kandung mu!”

Tentu itu kesengajaan yang Connie lakukan agar itu memberontak atau pergi dari rumah ini. Dia tahu warisan akan jatuh ke tangannya, jadi dia ingin menyingkirkan Aurora tanpa membunuhnya.

.

.

.

Masuk di sebuah gerbang Mansion, Laila tercengang melihat kebesaran dan kemegahan mansion asing itu.

Hingga saat mobil berhenti, anak buah Donovan kembali menariknya dan membawanya ke sisi Mansion mewah itu hingga masuk ke sebuah gudang bawah tanah. “Lepaskan aku!!” teriak Laila namun diabaikan oleh mereka.

Mobil Donovan yang baru sampai pun langsung disambut oleh anak buahnya. “Tuan, di gudang.” Ucap anak buahnya saat Donovan turun dari mobilnya.

Sementara Aurora yang mengintip kedatangan ayahnya. Anak itu memberanikan diri untuk keluar dari pintu mengikuti ayahnya yang masuk ke sebuah gudang yang dilarang untuk dimasuki olehnya.

“Dengar! Aku tidak akan kabur, tapi jangan perlakukan aku seperti ini! Lepaskan!” ujar Laila yang tak nyaman saat kedua tangannya diikat di belakang kursi yang dia duduki.

Anak buah Donovan tak menjawabnya dan itu membuatnya geram. “Di mana bos kalian?” kesalnya dengan pasrah.

“I'm here (Aku di sini).” Balas seorang pria dengan suara berat dan sedikit serak.

Seketika anak buah Donovan langsung menjauh dan memberikan ruang untuk bos dan tahanan tadi.

Deg!

Terkejut? Tentu saja. Keduanya sama-sama menatap dengan tatapan terkejut, namun Donovan masih menatap tajam dan tegas.

“Jadi kau yang memberikan benda itu. Tidak ku sangka kita akan bertemu.” Ujar Donovan dengan nada santai sembari berjalan ke arah meja besi mengambil satu pisau di tangannya dan kembali menghampiri Laila yang nampak tegang dan tercengang dengan pikiran kemana-mana.

Pria tampan bermata silver itu menatap lekat wajah Laila saat ujung pisau ia tempelkan di bawah dagu Laila dan membawa wanita itu untuk mendongak menatapnya balik.

“Siapa yang menyuruhmu?” tanya Donovan dengan nada dingin.

“I don't know. Seorang sopir taxi tiba-tiba mengancam ku dan menyuruhku memberikan benda itu kepada siapapun yang ada di tempat itu.” Jelas Laila yang tak bergerak karena pisau ada di dekat lehernya.

Donovan memperhatikan nya hingga dia kembali mengingat gairah satu malamnya dengan wanita di depannya saat ini. “Apa saja yang pria itu katakan?”

“Aku tidak tahu, aku tidak tahu! Aku hanya ingin pergi. Aku tidak berharap untuk bertemu dengan kalian! Lepaskan aku, please!” ujar Laila dengan napas memburu saat dia juga ingat siapa Donovan Stone-Brooks itu.

Pria itu menatapnya lekat, mengarahkan pisaunya bergerak ke bawah hingga ke dada Laila yang membuat napasnya naik turun.

“Jika aku menemukan keterlibatan mu, maka aku tidak akan melepaskan mu. Kau akan terlepas saat anak buahku menemukan pria taxi itu.” Ucap Donovan membuat Laila terkejut.

Itu artinya dia akan lama duduk di sana.

...°°°...

Hai guyss!!!!! Sekedar pemberitahuan kalau cast atau visual sudah aku post di my Ig virgo_ws yaaaa!!! Kalian bisa mampir dan lihat sendiri, jangan lupa tinggalkan jejaknya juga jangan pelit 🤭😁 becanda, eh serius lohhhh...

Dan, udah itu aja, saya bingung harus berkata apa lagi 😅

Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!

Thanks and See Ya ^•^