Cerita ini menceritakan tentang perjalanan kisah seorang gadis bernama Afsheera Azalea Mayesha yang mana hidupnya dipenuhi dengan banyak rahasia, walaupun dikelilingi dengan keluarga yang harmonis tidak membuat dirinya terbebas dari masalah dan ujian apalagi dalam cerita asmaranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izarr_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Sosok Misterius
Pagi ini lea dan rayyan serta arkan sedang menikmati sarapan mereka tanpa kedua orang tua mereka karena momy alesha dan dady robert sedang ada urusan di amsterdam tempat opa dan oma lea tinggal saat ini.
Opa dan oma lea yang tinggal di amsterdam belanda ini adalah pihak dari sang ibu karena kalau di tanya dimana opa dan oma lea dari pihak ayah jawabannya sudah tidak ada sejak lea belum lahir karena kecelakaan hingga mengorbankan nyawa keduannya.
"Dek, pagi ini kamu berangkat sama kakak ya", kata arkan mengawali pagi mereka di meja makan.
"Gak usah kak, kakak pasti banyak pekerjaan kan di kantor, aku bisa sendiri kok ke sekelahnya lagian ada kak rayyan juga", lea menolak ajakan arkan untuk mengantarnya ke sekolah pagi ini.
"Yasudah kalau begitu", kata arkan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya menyetujui.
Setelah sarapan mereka pun lekas bersiap-siap untuk pergi ke kantor dan ke sekolah masing-masing.
"Kak lea pamit dulu ya, ada tugas piket pagi ini", kata lea pamit pada arkan dan rayyan.
"Hati-hati ya princesnya kakak", kata rayyan dan arkan serentak. Lalu bergantian memeluk dan mencium dahi lea.
Saat ini mobil lea sudah pergi meninggalkan perkarangan mansion, tinggallah rayyan dan arkan.
"Rayyan jangan lupa dengan apa yang kita bicarakan bersama, nanti malam ajak denzel ditempat yang sudah kakak tentukan", mendengar perkataan sang kakak rayyan menatapnya lalu mengganggukkan kepalanya.
"Baik kak, kalau gitu aku duluan ya kak takut princes udah jauh", kata rayyan sambil pamit dan pergi meninggalkan mansion menggunakan motor ninja kesayangannya.
Arkan pun menyusul dengan menaiki mobil nya untuk ke kantor karena dirinya sendiri memang sedang ada meeting penting dengan klien luar negeri pagi ini dan tidak dapat diwakilkan.
_______________
Sampainya lea disekolah seperti biasa dirinya pergi ke kelas, sekolah pagi ini masih terlihat sangat sepi karena memang pagi ini lea berangkat ke sekolah.
"Lea..", teriak ara sambil berlari ke arah lea diikuti oleh yana. Mereka bertemu di lorong kelas untuk menuju kelas mereka masing-masing.
"Apa?", lea berhenti lalu memperhatikan sahabatnya.
"Tumben lo berangkat sepagi ini le?", kata ara pada lea.
"Gue kayak nya ada jadwal piket makanya berangkat pagi ini untuk memastikan", jawab lea.
"Yaudah yuk kita ke kelas", seru ara.
"Ara, lea, yana mau pergi dulu buat ketemu kak zidan ya soalnya udah beberapa hari ini gak ketemu semalam yana janjian sama kak zidan mau ketemu dulu sebelum ke kelas", jelas yang para sahabatnya untuk pergi menemui pacarnya zidan.
"Yaudah kita duluan ya", kata ara lalu diangguki oleh yana.
Setelah kepergiaan lea dan ara, yana melangkahkan kakinya menemui zidan diruangan pribadi rayyan yang ada disekolah itu. Di MHS tidak hanya rayyan yang memiliki ruangan pribadi namun denzel juga memilikinya.
Tok...
Tok...
Tok...
Ada yang membuka pintu ruangan itu, ternyata yang membukanya adalah rayyan.
"Ada apa?", kata rayyan pada yana dengan tatapan tajam dan dingin. Rayyan memang tidak pernah mengizinkan siapapun untuk pergi keruangannya tanpa izinnya kecuali lea, bahkan sahabatnya sendiri saja tidak ada yang berani kesana kalau tidak ada dirinya disana.
"Hmm..kak gini yana lagi cari kak zidan, ada kak zidan gak kak didalam?", yana sebenarnya ragu untuk kesana tapi mau bagaimana lagi sebentar lagi bel masuk akan berbunyi jadi yana harus cepat menemui zidan sebelum masuk.
"Ada, sebentar", jawab rayyan lalu menutup pintunya.
"Zidan ada yana diluar", kata rayyan dingin pada sahabatnya itu yang sedang bermain game di hpnya bersama nando disana.
"O..Oke yan, gue keluar sorry ya lain kali gak akan gue ulangin lagi dan bakal gue bilang ke yana", seakan mengerti apa yang dimaksud oleh rayyan, zidan melangkahkan kakinya meninggalkan sahabatnya.
Diluar yana mondar mandir menunggu pacarnya, tak lama pintu ruangan tersebut terbuka dan disana sudah ada zidan.
Zidan menarik tangan yana untuk pergi ke taman belakang sekolah.
"Ayang aku kangen banget sama kamu", kata zidan memeluk erat tubuh yana dan mencium keningnya berulang kali.
"Yana juga kak, kak zidan apa kabar? Udah beberapa hari yana gak lihat kak zidan", kata yana sambil tersenyum manis pada zidan.
Mereka berbincang ringan disana melepas rindu karena beberapa hari tidak bertemu karena zidan memang sangat sibuk saat pulang sekolah harus ke kantor ayahnya untuk menolong pekerjaan sang ayah.
"Kak yana mau cerita deh", tiba-tiba saja yana teringat dengan kejadian malam dimana dirinya saat ditoilet.
"Apa sayang?, coba cerita aja ", jawab zidan yang juga nampak antusias mendengarkan semua cerita sang kekasih.
Yana menceritakan semua kejadian yang diringa alami pada zidan tanpa mengurangi atau menambahkan apapun.
"Jadi malam itu beneran hantu atau gimana?",
kata zidan menanggapi yana.
"Aku rasa memang hantu kak, tapi antara penglihatan aku yang salah atau gak aku ngeliat sosok hitam yang ada dibalik tembok saat mau keluar toilet, aku rasa itu manusia bukan hantu karena napak kakinya kak", jawab yana lagi.
Sebenarnya malam itu saat dirinya dan ara berjalan keluar dari toilet yana sempat menengok ke belakang karena dirinya merasa ada yang memantau dan memperhatikannya sejak awal. Yana seperti melihat sosok hitam dibalik tembok disana namun karena merasa hal itu tidak penting makanya yana tidak terlalu memikirkan semua itu.
"Kamu yakin yang liat sosok itu? kamu liat wajahnya gak?", kata zidan yang kali ini terlihat serius menanggapi sang pacar.
"Iya kak aku liat jelas, tapi kalau wajahnya aku gak liat karena kan ketutupan masker gitu kayaknya", kata yana kembali.
Tak lama terdengar suara bel masuk,
"Kak aku pergi dulu ya aku mau ke kelas, kakak rajin ya belajarnya. Bye-bye kakak", lea berlari meninggalkan zidan disana. Zidan pun juga ikut beranjak dari sana menuju kelasnya dirinya juga harus menemui rayyan secepatnya untuk membicarakan hal ini.
Memang semua sahabat rayyan dan juga lea tau tentang apa yang terjadi pada lea 3 tahun silam, namun mereka tidak tau kejadian yang sebenarnya seperti apa karena baik lea maupun denzel masih bungkam dan tidak ada yang mau menceritakan apapun.
Apalagi lea yang saat itu mengalami trauma hebat, jadi tidak bisa membicarakan apapun dulu agar tidak memancing rasa traumanya itu.
Sedangkan denzel sendiri mengatakan akan membicarakan semuanya kalau dari lea sendiri sudah mengizinkan dan sudah mau juga memaafkannya dari kesalahpahaman yang terjadi.
____________
"Zel, mau sampai kapan lo tetap diam dan belum menceritakan apapun ke lea", tanya felix yang terkesan datar namun tidak ada keraguan menanyakan hal itu pada denzel yang sedang berdiri bersedekap dada di pembatas rooftop sekolah, mereka semua saat ini memang sedang berkumpul disana namun gabriel dan darren yang asik dengan dunia game yang ada di hp masing-masing.
"Gue lagi nunggu waktu yang pas, karena gue juga harus liat gimana suasana hati lea gue gak mau traumanya kambuh", jelas denzel yang menatap lurus kedepan sana.
"Hm gue paham, tapi saran gue jangan terlalu lama karena kita gak bisa terus kecolongan kayak gini",
"Mereka lagi coba main-main sama sahabatnya lea kemarin malam lo tau kan?",
"Hmm, gue paham", jawabnya singkat.
Jika denzel dan felix sedang berbicara maka hanya mereka yang memahami itu karena sifat dan sikap yang sebelas dua belas membuat gabriel dan darren juga bingung melihat keduanya yang selalu berbicara singkat padat dan jelas beda kalau hanya berdua.
Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah mereka saat ini.
"Gue perlu ngomong" kata rayyan yang memasuki rooftop seorang diri.
Denzel melirik ke teman-temannya dan mereka seakan memahami itu pun beranjak dari sana dan meninggalkan rayyan dan denzel berdua.
___________
Didalam kelas sudah dimulai jam pertama..