Li Shen Sang Penghancur

Li Shen Sang Penghancur

Chp 1

Di lereng bukit tempat Sekte Naga Langit berdiri megah, suara tawa bercampur ejekan memenuhi udara. Di tengah halaman latihan, seorang pemuda kurus dengan pakaian lusuh tampak terdorong ke tanah oleh sekelompok murid lain. Li Shen, remaja berusia 17 tahun, terbaring dengan tangan erat menggenggam sebuah kalung hitam sederhana yang tampak usang.

"Ayo, bangun, Li Shen! Bukankah kau juga ingin menjadi kultivator hebat?!" ejek seorang murid dengan rambut panjang yang terikat rapi, seraya menendang pedang kayu ke arah Li Shen.

"Atau mungkin kau ingin tetap merangkak di tanah seperti cacing?" tambah seorang lainnya, diiringi gelak tawa.

Li Shen bangkit perlahan, menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit. Tubuhnya yang kurus penuh debu, namun matanya tetap menatap lurus ke depan.

“Jangan menyentuhku lagi,” katanya pelan, suaranya terdengar lebih seperti permohonan daripada ancaman.

"Jangan menyentuhmu? Hah! Kau ini siapa, berani bicara begitu?" si rambut panjang mendekat, meraih kerah pakaian Li Shen, lalu menariknya hingga wajah mereka berdekatan. "Kau itu bukan siapa-siapa, tahu? Bahkan dantianmu rusak. Untuk apa kau masih di sini?"

"Eiya! Coba lihat, apa itu kalung di tangannya?" salah satu murid menunjuk ke arah kalung Li Shen.

"Ah, barang ini lagi! Kau memegangnya seperti harta karun, padahal mungkin cuma potongan besi tua. Biar kulihat lebih dekat!"

Li Shen merapatkan genggamannya pada kalung itu, tetapi dua murid lain sudah memegangi lengannya, memaksanya melepaskannya.

“Lepaskan!” teriaknya, suaranya parau. Ia meronta, tetapi tubuhnya terlalu lemah untuk melawan.

"Kau benar-benar lemah, Li Shen." Salah satu dari mereka merebut kalung itu dan memainkannya di udara. “Apa kau berpikir benda ini akan membuatmu jadi kuat? Bahkan jika kau punya harta surgawi, dantianmu itu tetap rusak!”

Li Shen mencoba bangkit, tetapi salah satu murid menendang kakinya hingga ia jatuh lagi.

“Kembalikan kalung itu!” desaknya, kali ini matanya memerah, hampir menangis. “Itu… satu-satunya milikku.”

“Tentu, ambil saja!” Murid yang memegang kalung itu berpura-pura menyerahkan, lalu menariknya kembali saat Li Shen mengulurkan tangan. Gelak tawa mereka kembali pecah.

"Yah, kau ingin ini, 'kan? Kalau begitu, ambil sendiri!" Ia melemparkan kalung itu ke tanah berlumpur di dekat sungai kecil di pinggir halaman.

Li Shen merangkak menuju kalungnya, tidak memedulikan sorakan yang semakin keras. Saat ia akhirnya menggenggamnya, ia membersihkan lumpur yang menempel di permukaannya dengan hati-hati, bahkan dengan tangan yang gemetar.

“Lihat dia, seperti anjing yang mencari tulang!” seorang murid berseru, diikuti tawa yang menggema.

“Anjing? Kurasa lebih cocok disebut tikus!” tambah yang lain, membuat mereka semua tertawa lebih keras.

Namun, Li Shen tidak menjawab. Ia bangkit perlahan, memeluk kalung itu erat-erat di dada. Dengan pandangan menunduk, ia melangkah menjauh dari kerumunan.

Tawa mereka terus terdengar bahkan saat ia menghilang dari pandangan, menuju ke gubuk kecil di ujung kompleks sekte. Itu satu-satunya tempat yang bisa ia sebut rumah—sebuah bangunan reyot yang disediakan untuk murid-murid tanpa keluarga atau dukungan.

Saat malam tiba, Li Shen duduk di kasurnya yang tipis, memandangi kalung itu di bawah cahaya lentera. Jemarinya menyusuri ukiran halus di permukaan kalung, berusaha mencari jawaban dari benda kecil itu.

"Ayah... apa yang harus kulakukan?" pikirnya dalam hati. "Kenapa aku tetap bertahan di sini, di tempat yang hanya memberiku rasa sakit?"

Namun, seperti malam-malam sebelumnya, tidak ada jawaban. Yang ada hanyalah suara angin yang berembus, seakan turut mencemoohnya.

Di luar gubuk, langkah-langkah kaki terdengar mendekat, diikuti suara familiar.

"Li Shen, kau di dalam? Besok pagi jangan lupa tugasmu membersihkan aula utama! Jangan berpikir kau bisa menghindar hanya karena kau lemah!" Suara itu diiringi tawa kecil sebelum akhirnya langkah itu menjauh.

Li Shen mengepalkan tangannya. Kalung di genggamannya terasa lebih berat dari biasanya. Di dalam kegelapan, ia hanya bisa menatap jauh ke luar jendela kecil di kamarnya, berusaha menahan rasa sakit yang terus menggerogoti hatinya.

Namun di kedalaman matanya, tersimpan secercah harapan yang tidak pernah benar-benar padam. Meski tubuhnya lemah, dan dantian rusaknya membuatnya tampak tidak berdaya, Li Shen bersumpah pada dirinya sendiri. Suatu hari, dunia akan berhenti memandang rendah dirinya. Suatu hari, ia akan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar pemuda cacat yang menjadi bahan ejekan.

 

Keesokan Harinya....

Mentari pagi baru saja menembus kabut yang menyelimuti Sekte Naga Langit. Li Shen sudah berdiri di depan aula utama dengan sapu di tangan. Aula megah itu, tempat para tetua sering berkumpul untuk membahas hal-hal penting, kini tampak kosong, namun tetap memancarkan keagungan yang membuat siapa pun merasa kecil.

Li Shen mulai menyapu dengan gerakan lambat, tangannya terasa berat karena memar-memar dari kemarin. Suara sapu bergesekan dengan lantai marmer menjadi satu-satunya suara yang menemani keheningan pagi.

Tak lama, suara langkah berat menggema di aula. Li Shen menoleh dan melihat Tetua Bai, seorang pria tua dengan janggut putih panjang, berdiri di ambang pintu. Wajahnya datar, namun matanya memancarkan kewibawaan yang membuat Li Shen segera menunduk.

“Li Shen,” suara Tetua Bai terdengar pelan namun tegas. “Kau di sini pagi-pagi sekali.”

“Saya diberi tugas untuk membersihkan aula utama, Tetua Bai,” jawab Li Shen, suaranya kecil namun cukup jelas.

Tetua Bai melangkah masuk, memeriksa sekeliling aula sebelum berhenti di dekat Li Shen. “Hmph. Kau tahu, anak sepertimu hanya memiliki satu kegunaan di sini.”

Li Shen terdiam, tetapi tangannya mengepal erat di gagang sapu.

“Kau hanya berguna sebagai pelayan,” lanjut Tetua Bai tanpa ragu. “Membersihkan aula, mencuci pakaian, membawa makanan. Itu satu-satunya alasan mengapa kau masih berada di sini.”

Li Shen menggigit bibirnya, menahan amarah yang bergolak di dadanya. Namun, ia tahu bahwa membalas hanya akan memperburuk keadaannya. Ia menundukkan kepala lebih dalam. “Saya mengerti, Tetua.”

Tetua Bai mendengus. “Bagus kalau kau sadar. Kau tahu, bukan? Dantianmu yang rusak itu membuatmu tidak akan pernah bisa berkultivasi seperti murid lain. Kau hanya beban di sini. Satu-satunya alasan kau tetap tinggal adalah karena Tetua Yuan bersikeras membawamu ke sini dulu.”

Mendengar nama Tetua Yuan, mata Li Shen sedikit melembut. Dia adalah satu-satunya orang di sekte ini yang memperlakukannya dengan kebaikan. Empat tahun lalu, saat usianya baru 13 tahun, Tetua Yuan menemukannya di desa kecil yang dilanda kelaparan. Kala itu, tubuh Li Shen begitu kurus dan hampir tak bernyawa, hanya bergantung pada kalung hitam yang tergantung di lehernya.

Tetua Yuan membawanya ke Sekte Naga Langit, memberinya makanan, tempat tinggal, dan sedikit rasa aman yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, Tetua Yuan sudah tidak ada lagi di sekte ini, dia sudah meninggal satu tahun yang lalu.

Tetua Bai melangkah mendekat, menatap Li Shen dengan dingin. “Ingatlah ini, anak muda. Kau tidak akan pernah menjadi bagian dari para kultivator hebat. Terimalah kenyataan dan lakukan tugas-tugasmu dengan baik. Hanya itu yang bisa kau lakukan untuk membayar kebaikan Tetua Feng.”

Li Shen tidak menjawab, tetapi dalam hatinya, kata-kata itu terasa seperti belati yang menusuk. Ia menunduk lebih dalam, lalu melanjutkan pekerjaannya tanpa melihat ke arah Tetua Bai lagi.

Tetua Bai mendengus sekali lagi sebelum berbalik dan pergi, meninggalkan Li Shen sendiri di aula yang kembali sunyi.

Li Shen berdiri di tengah aula, sapu di tangannya berhenti bergerak. Matanya menatap ke lantai yang mengilap, tetapi pikirannya melayang jauh. Ia mengepalkan kalung hitam yang tergantung di lehernya, jari-jarinya menelusuri ukiran halus di permukaannya.

"Ayah, Ibu... Apakah aku benar-benar tidak berarti? Apakah aku hanya beban di dunia ini?" pikirnya dalam hati.

Namun, di sudut hatinya, ada suara kecil yang terus berbisik, menolak menyerah pada nasib. Li Shen menghela napas dalam, lalu kembali membersihkan aula. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi satu hal yang pasti—ia tidak akan menyerah begitu saja.

"Jika aku hanya memiliki kalung ini, maka aku akan menjaga dan mencari kebenarannya. Suatu hari, aku akan membuktikan bahwa aku bukan hanya seorang pelayan."

Terpopuler

Comments

Cang Yue

Cang Yue

Umm ... Menarik~

Meninggalkan Jejak /Plusone/

2025-01-27

2

Mazz Tama

Mazz Tama

menarik alur cerita nya

2025-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Chp 1
2 Chp 2
3 Chp 3
4 Chp 4
5 Chp 5
6 Chp 6
7 Chp 7
8 Chp 8
9 Chp 9
10 Chp 10
11 Chp 11
12 Chp 12
13 Chp 13
14 Chp 14
15 Chp 15
16 Chp 16
17 Chp 17
18 Chp 18
19 Chp 19
20 Chp 20
21 Chp 21
22 Chp 22
23 Chp 23
24 Chp 24
25 Chp 25
26 Chp 26
27 Chp 27
28 Chp 28
29 Chp 29
30 Chp 30
31 Chp 31
32 Chp 32
33 Chp 33
34 Chp 34
35 Chp 35
36 Chp 36
37 Chp 37
38 Chp 38
39 Chp 39
40 Chp 40
41 Chp 41
42 Chp 42
43 Chp 43
44 Chp 44
45 Chp 45
46 Chp 46
47 Chp 47
48 Chp 48
49 Chp 49
50 Chp 50
51 Chp 51
52 Chp 52
53 Chp 53
54 Chp 54
55 Chp 55
56 Chp 56
57 Chp 57
58 Chp 58
59 Chp 59
60 Chp 60
61 Chp 61
62 Chp 62
63 Chp 63
64 Chp 64
65 Chp 65
66 Chp 66
67 Chp 67
68 Chp 68
69 Chp 69
70 Chp 70
71 Chp 71
72 Chp 72
73 Chp 73
74 Chp 74
75 Chp 75
76 Chp 76
77 Chp 77
78 Chp 78
79 Chp 79
80 Chp 80
81 Chp 81
82 Chp 82
83 Chp 83
84 Chp 84
85 Chp 85
86 Chp 86
87 Chp 87
88 Chp 88
89 Chp 89
90 Chp 90
91 Chp 91
92 Chp 92
93 Chp 93
94 Chp 94
95 Chp 95
96 Chp 96
97 Chp 97
98 Chp 98
99 Chp 99
100 Chp 100
101 Chp 101
102 Chp 102
103 Chp 103
104 Chp 104
105 Chp 105
106 Chp 106
107 Chp 107
108 Chp 108
109 Chp 109
110 Chp 110
111 Chp 111
112 Chp 112
113 Chp 113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Chp 1
2
Chp 2
3
Chp 3
4
Chp 4
5
Chp 5
6
Chp 6
7
Chp 7
8
Chp 8
9
Chp 9
10
Chp 10
11
Chp 11
12
Chp 12
13
Chp 13
14
Chp 14
15
Chp 15
16
Chp 16
17
Chp 17
18
Chp 18
19
Chp 19
20
Chp 20
21
Chp 21
22
Chp 22
23
Chp 23
24
Chp 24
25
Chp 25
26
Chp 26
27
Chp 27
28
Chp 28
29
Chp 29
30
Chp 30
31
Chp 31
32
Chp 32
33
Chp 33
34
Chp 34
35
Chp 35
36
Chp 36
37
Chp 37
38
Chp 38
39
Chp 39
40
Chp 40
41
Chp 41
42
Chp 42
43
Chp 43
44
Chp 44
45
Chp 45
46
Chp 46
47
Chp 47
48
Chp 48
49
Chp 49
50
Chp 50
51
Chp 51
52
Chp 52
53
Chp 53
54
Chp 54
55
Chp 55
56
Chp 56
57
Chp 57
58
Chp 58
59
Chp 59
60
Chp 60
61
Chp 61
62
Chp 62
63
Chp 63
64
Chp 64
65
Chp 65
66
Chp 66
67
Chp 67
68
Chp 68
69
Chp 69
70
Chp 70
71
Chp 71
72
Chp 72
73
Chp 73
74
Chp 74
75
Chp 75
76
Chp 76
77
Chp 77
78
Chp 78
79
Chp 79
80
Chp 80
81
Chp 81
82
Chp 82
83
Chp 83
84
Chp 84
85
Chp 85
86
Chp 86
87
Chp 87
88
Chp 88
89
Chp 89
90
Chp 90
91
Chp 91
92
Chp 92
93
Chp 93
94
Chp 94
95
Chp 95
96
Chp 96
97
Chp 97
98
Chp 98
99
Chp 99
100
Chp 100
101
Chp 101
102
Chp 102
103
Chp 103
104
Chp 104
105
Chp 105
106
Chp 106
107
Chp 107
108
Chp 108
109
Chp 109
110
Chp 110
111
Chp 111
112
Chp 112
113
Chp 113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!