NovelToon NovelToon
Love Story At School

Love Story At School

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Ketos / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Nyatanya, cinta sepihak itu sangat menyakitkan. Namun, Melody malah menyukainya.

Cinta juga bisa membuat seseorang menjadi bodoh, sama seperti Venda, dia sudah cukup sering disakiti oleh kekasihnya, namun ia tetap memilih bertahan.

"Cewek gak tau diri kayak lo buat apa dipertahanin?"

Pertahankan apa yang harus dipertahankan, lepas apa yang harus dilepaskan. Jangan menyakiti diri sendiri.

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Venda berlari memasuki halaman rumah Laut. Dia baru mendapatkan kabar dari Galen kalau Melody sedang tidak baik-baik saja.

"Mel!" serunya saat melihat Melody duduk di sofa bersama yang lain. Venda langsung mendekat dan memeluk Melody dengan erat. Bohong kalau dia tidak khawatir.

Pantas saja tadi orang tua Melody menelponnya. Mereka bertanya apakah Melody menginap di rumahnya, karena merasa ada yang tidak beres, Venda menjawab iya agar mereka tidak khawatir. Dan tak lama dari itu, dia dihubungi Galen agar menyuruhnya ke rumah Laut. Untungnya Galen mengirim lokasinya tanpa diminta.

"Lo gak apa-apa, kan?" Venda memegang pundak Melody, tatapan matanya terlihat sangat khawatir.

Kelima lelaki yang ada di sana hanya diam memperhatikan Melody dan Venda.

Melody mengangguk. "Gue gak papa, Nda," jawabnya dengan suara serak.

"Harusnya kita pulang bareng aja tadi. Gue nyesel pulang duluan, Mel. Padahal biasanya kita pulang bareng..." Mata Venda berkaca-kaca.

Galen menghela nafas kasar melihat drama di depannya. Dia menatap Laut, lalu berkata, "Gue haus. Lo gak ada niat bikin minum gitu?"

Laut hanya melirik sekilas. "Ambil sendiri."

Jawaban itulah yang Galen harapkan. Oleh sebab itu dia langsung beranjak dan berjalan menuju dapur dengan semangat 45.

"Gue gak kenapa-napa. Buktinya gue bisa nafas, kan?" ujar Melody.

Venda mencebikkan bibirnya. "Tetap aja gue khawatir!"

Melody terkekeh melihatnya. Dia menepuk-nepuk pundak Venda untuk menenangkan. "Udah ya, gue beneran gak papa kok. Tapi jangan kasih tau mama sama papa ya, Nda?"

"Iihh kenapa? Padahal gue mau kasih tau ke tante sama om."

"Jangan dulu, deh. Gue belum siap," kata Melody pula.

"Mending kasih tau ortu lo, Mel. Mereka pasti khawatir," celetuk Sebasta.

Venda mengangguk setuju. "Bener tuh."

Namun, Melody tetap menggeleng. Saat dia hendak berucap, suara Laut menginterupsi.

"Gue udah kasih tau Tante Air," katanya membuat Melody berdecak keras.

"Lo tanggung jawab kalau papa sama mama gue nanya-nanya!"

Laut mengangguk. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan ekspresi.

"Tunggu." Gian menatap Melody dan Laut bergantian. "Lo kenal orang tua Melody?" Gian bertanya pada Laut.

"Kita berdua 1 SD dulu. Cuma sekedar kenal." Bukan Laut yang menjawab, melainkan Melody.

"Cuma sekedar kenal gak mungkin sampai punya nomor orang tua lo," kata Gian.

Melody gugup, dia meremas tangannya yang ada di pangkuannya. "Bu—"

"Nanti juga lo bakal tau." Laut menyela ucapan Melody yang gugup.

Gerak-gerik mereka tentu membuat hati Gian tidak nyaman. Begitu juga dengan Venda, Ranjaya dan Sebasta, mereka bingung.

"Karena gue baik hati, gue ambilin buat kalian juga." Galen datang dari dapur membuat suasana canggung mereka sedikit berkurang. Cowok itu membawa nampan berisi minuman yang dia ambil dari kulkas Laut.

"Kebiasaan lo kalau di rumah orang," cibir Sebasta.

"Apa? Orang Laut udah kasih izin gue," balas Galen tak terima.

"Ya setidaknya tau diri dikit lah, Len."

"Tau diri tau diri, lo aja mau tuh." Galen menatap sinis Sebasta yang sedang minum minuman yang dia bawa tadi.

"Gue hargai usaha lo bawain minuman ke sini."

"Yeuu kocak!"

"Di lemari ada snack, ambil aja sekalian," kata Laut pada Galen.

Mendengar itu, Galen tersenyum lebar. "Siap icik bos!" Dia kembali ke dapur untuk mengambil camilan.

Rumah Laut memang selalu sepi. Kedua orangtuanya di luar negeri untuk mengurus perusahaan, tidak ada pembantu atau siapapun itu, hanya Laut dan juga satpam yang berjaga di depan rumah megah tersebut.

Laut adalah anak tunggal. Dia kesepian, tentu saja. Itu sebabnya dia tumbuh menjadi orang yang pendiam. Tidak ada tempat dia bercerita, Laut lebih sering memendam semuanya sendiri daripada bercerita dengan orang lain.

Tiba-tiba ponsel Laut berdering hingga menyita orang-orang di sana.

Laut melirik Melody sebentar lalu menjawab teleponnya.

"Iya, Tante?"

"Laut, Melody di rumah kamu? Dia gak apa-apa, kan?"

"Iya. Melody baik-baik aja, ini lagi ngobrol sama teman-teman."

"Oh di sana banyak teman kamu juga? Syukur deh kalau begitu. Nanti kalau udah selesai, tolong antar Melody pulang ya? Tante khawatir."

Laut menatap Melody yang juga menatapnya. Dia mengangguk meskipun lawan bicaranya tidak melihat. "Iya Tante, nanti Laut antar pulang."

"Makasih banyak, sayang. Tante tutup telepon nya ya."

"Sama-sama, Tante."

"Siapa?" tanya Gian ketika Laut sudah menutup telponnya.

"Tante Air," jawab Laut singkat.

"Gila, lo kok bisa sedekat itu sama mamanya Melody?" tanya Venda. Tentu saja dia heran.

Ranjaya tersenyum tipis sambil melirik Gian yang mengeraskan rahangnya.

"Masalah?" Sebelah alis Laut terangkat.

Venda berdecak kesal. "Masalah banget! Gue heran aja kenapa lo bisa kenal orang tuanya Melody. Apalagi gue lihat-lihat, kalian gak pernah interaksi di sekolah."

"Udahlah, Nda. Gak usah diperpanjang," sela Melody.

"Harus diperpanjang! Lo juga, kenapa diam aja? Gue yakin kalian pasti ada something kan?"

Melody menghela nafas. Dia menelan ludahnya dengan kasar, matanya melirik Laut yang sedari tadi memperhatikannya.

"L-laut itu sepupu gue," katanya.

Namun, Venda tentu tidak akan percaya begitu saja. "Bohong banget! Gue kenal keluarga lo, dan gue tau siapa sepupu lo." Mata Venda memicing.

"Laut itu sepupu jauh! Kita dulu 1 SD, terus sekarang 1 SMA lagi. Makanya lo gak kenal," balas Melody. "Terserah deh. Yang penting gue udah kasih tau!"

"Masa sih?"

Melody memutar bola matanya malas. Dia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. "Ngeyel banget kalau dikasih tau."

"Mending kita bahas tentang pelaku yang udah nyebarin foto-foto Melody aja," celetuk Sebasta mengalihkan pembicaraan mereka.

"Maksudnya?" Melody kembali menegakkan tubuhnya, dia menatap keempat cowok itu dengan bingung.

Bukan hanya Melody, Venda juga bingung. Jadi maksudnya mereka ikut mencari pelaku itu?

"Gue sama yang lain udah nemuin pelakunya," sahut Gian. Dia mengambil laptop yang ada di atas meja, lalu menyalakannya dan memasukkan flashdisk ke sana.

Melody menatap Venda yang juga menatapnya. Mereka mendekat ke arah Gian untuk melihat apa yang dilakukan cowok itu.

Mata Melody membaca dengan seksama informasi yang tertera di sana. Ada foto dan video saat orang itu melakukan aksinya.

"Mak lampir?!" seru Venda. Matanya terbelalak mantap orang yang sedang memasukkan bangkai tikus ke loker Melody. Meski hanya punggung yang nampak, tapi mereka bisa mengenalinya.

"Jadi dia dalang di balik semuanya?" bisik Melody.

"Sialan itu orang!" geram Venda.

"Besok, gue mau kasih bukti ini ke kepala sekolah. Lo ikut," kata Gian pada Melody.

Melody mengangguk, dia tersenyum tipis. "Makasih ya, Kak." Dia beralih menatap yang Laut, Sebasta dan Ranjaya. "Makasih karena kalian udah bantuin gue cari pelakunya."

Mereka hanya mengangguk saja sebagai jawaban.

"Ini harus dilaporin ke polisi, pencemaran nama baik!" kata Venda.

"Nggak perlu. Cukup pihak sekolah aja yang tau, gue gak mau memperpanjang masalah," sahut Melody.

"Gue gak terima ya! Itu orang kalau dibaikin malah ngelunjak!" ujar Venda menggebu-gebu.

"Kita lihat aja nanti pihak sekolah kasih dia hukuman apa. Kalau bisa sih, gue pengen dia di drop out," ujar Melody.

Venda menghela nafas. Drop out dari sekolah bukanlah hal yang buruk. Tapi masalahnya, Lisa itu manusia ambis, kalau hanya di drop out, dia tidak akan jera.

"Yang penting pelakunya udah ketemu, Nda. Ini aja udah cukup buat gue," lanjutnya.

Venda berdehem malas. Jujur, kalau dia jadi Melody dia akan memberi pelajaran untuk Lisa, sampai gadis itu jera.

"Ada apa nih? Tegang amat muka kalian." Galen kembali dari dapur, dia memeluk snack yang dia ambil dari lemari, lalu meletakkan semuanya ke atas meja. Matanya tak sengaja melirik ke arah laptop yang menyala.

"Mau diapain itu anak biar jera, Mel? Gue jago berantem. Gue bisa juga jadi begal," kata Galen sambil menatap Melody. Dia duduk di samping Ranjaya setelah mengambil satu snack dan membukanya.

"Apa hubungannya?" Kening Melody mengerut.

"Siapa tau lo mau sewa jasa begal gue buat dia."

"Kurang kerjaan banget. Gue gak sejahat itu kali," ujar Melody. Dia menerima snack dari Gian yang sudah di bukakan oleh cowok itu.

"Terkadang, manusia boleh jadi jahat kalau jadi baik selalu disepelekan," kata Galen.

"Sok bijak lo!"

"Lah gue emang bijak keles!"

"Jadi, lo mau serahin semuanya ke pihak sekolah aja?" Ranjaya bertanya menghentikan perdebatan mereka.

Melody mengangguk sembari mengunyah snack nya. "Iya."

Laut mengotak-atik ponselnya, lalu dia mengarahkan kepada Melody. "Yang jebak lo di gudang juga dia."

Di sana tertera sebuah video CCTV yang tak jauh dari gudang. Lisa dan temannya mengunci pintu gudang setelah Melody masuk ke dalam. Sebelum itu juga Lisa sempat masuk ke dalam, tapi tidak terlihat apa yang dia lakukan.

"Udah cukup sampai di sini permainan kalian berdua. Mampus! Semoga langsung di DO!" ujar Venda saat melihat video yang Laut tunjukkan.

Melody menatap Laut dengan bingung. "Kok lo dapat video CCTV itu? Kapan lo ngambilnya?"

bersambung..

1
Vajar Tri
lanjut Thor lagi seru ini 🥳🥳🥳🥳
Vajar Tri
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🥳🥳🥳🥳
Vajar Tri
sialan nya dah lama Mel😤😤😤
Vajar Tri
bagussss Mel kesempatan dalam traktiran ,🤭🤭🤭🤭
Vajar Tri
🤭🤭🤭🤭🤭
Vajar Tri
laanjuttttt
Vajar Tri
ehm ehm 🤭🤭🤭🤭 please jangan bikin melody berharap lebih tentukan pilihan mu saat ini 🥹🥹💃💃💃💃
Vajar Tri
😭😭😭😭😭 keren lanjut 🥳🥳🥳
Vajar Tri
langsung kalem ada pawang nya 🤣🤣
Vajar Tri
udah sih tempatkan sampah pada tempat nya nda 😁😁
Vajar Tri
w juga penasaran lanjutan nya 🤭🤭🤭🤭
Vajar Tri
Raden 😤😤😤😤😤😤
Vajar Tri
🥳🥳🥳🥳
Vajar Tri
gemesssss aku loh sama ketos dan melody 🤭🤭🤭🤭
Vajar Tri
Pepet terus ketos jangan kasih kendor 🤣🤣🤣🤣🤣💃💃💃💃
Vajar Tri
aduhhh seneng nya ...nyengir 7 hari 7 malam ini ....terus gak bakal di cuci seragam nya 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!