Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Zahwa menghampiri mertuannya dengan penuh rasa bahagia, senyum sumringah terpancar dari wajah cerianya saat pulang dari toko.
"Assalamualaikum ma." Zahwa berjalan mendekati mertuanya dan menyalaminya.
"Waalaikum salam, kau nampak bahagia sekali sayang." balas mertuanya yang melihat keceriaan dari menantunnya.
"Iya ma Zahwa senang sekali karna bisa menyelesaikan permintaan mama dengan tepat waktu. Ma uang dari mama sebagian Zahwa berikan kepada mereka yang lebih membutuhkan dan sebagian lagi Zahwa berikan kepada karyawan Zahwa di toko, mereka mengucapkan banyak terima kasih kepada mama." Ujar Zahwa dengan penuh rasa kebahagiaan yang terpancar dari raut wajahnya.
"Alhamdulillah, kalau begitu mama ucapkan terima kasih kepada mu sayang, semoga saja Anton ikut senang dengan ini semua." ucap mamanya
Namun wajah Zahwa berubah pias saat mendengar nama suaminya itu, dia teringat akan kejadian tadi dikantor, saat melihat suaminya itu mesra dengan prempuan lain. Zahwa pun pamit untuk pergi kekamar kepada mertuanya, segera mandi dan melaksanakan sholat Ashar.
Tak lama Anton pun pulang dengan wajah ceria, dia nampak sangat senang karna kepulangan Sarah, dia pun menyapa dan menyalami mamanya, dan segera berjalan menuju kamar.
Di dalam kamar Anton mendekati Zahwa yang sedang merapikan mukenanya, Anton melempar senyumannya kepada Zahwa.
"Apa kau yang membuat semua kue kue itu?" Anton bertanya dan berjalan lagi menuju sofa.
Zahwa hanya menjawab pertanyaan Anton dengan senyuman.
"Selama ulang tahun mas." Zahwa mendekati suaminya dan menyalami mencium tangan suaminya lalu duduk di samping Anton.
"Semoga diberikan umur yang panjang, dan semoga kebahagian selalu menyertai mu mas, maaf aku tidak bisa memberimu hadiah apa apa mas karna sepertinya kamu sudah memiliki semuanya." ucap Zahwa sambil tersenyum.
"Trima kasih, aku tidak butuh apa apa rasanya hidupku sudah cukup bahagia sekarang, aku mau mandi dan sholat, setelah makan malam aku ingin berbicara sesuatu dengan mu." ucap Anton lalu pergi meninggalkan Zahwa menuju kamar mandi.
Zahwa terdiam dengan sejuta rasa penasaran yang menyelimutinya, apa yang ingin dibicarakan suaminya nanti.
Setelah selesai makan malam bersama, Zahwa kembali ke dalam kamarnya, sedangkan Anton sedang berada diruang kerja papanya dan memberikan laporan kerja dari salah satu perusahaan yang dia pegang. Setelah terdengar suara Adzan, Zahwa segera berwuduk dan sholat isya.
Anton kembali ke dalam kamar setelah urusan dengan papanya selesai, dia melihat Zahwa duduk disofa sedang menunggunya sambil memainkan hp nya. Anton tersenyum dan berjalan mendekati Zahwa.
"Syukurlah kau masih menunggu ku." Ucap Anton lalu berjalan mendekati Zahwa dan duduk disampingnya. Dan Zahwa hanya tersenyum.
"Aku bingung harus memulainya dari mana, tapi aku tetap harus memberi tahu mu tentang semuanya, karna aku tidak ingin membohongi mu." Sambung Anton lagi.
" Katakanlah mas, aku akan mendengarkannya." Sahut Zahwa yang sebenarnya sedikit penasaran.
"Apa kau melihatnya tadi siang."Ucap Anton menggantung dan hanya membuat Zahwa semakin bingung.
Zahwa tidak menjawab, dia mengangkat kedua alisnya dan menatap suaminya, Anton pun mengerti dengan kebingungan Zahwa.
"Dia Sarah" ucap Anton.
Ohh jadi yang kamu maksud kejadian tadi dikantor mas, dan dia Sarah itu Artinya.?? Fikirannya terhenti ketika Anton terus bicara menjelaskan.
"Security mengatakan kamu tiba di kantor saat aku dan Sarah akan keluar, jadi aku bisa pastikan kalau kamu melihatku dengannya tadi." Anton menjelaskan dan dia hanya menatap sekilas wajah Zahwa, yang terlihat tersenyum tipis di wajah istrinya, menutupi kegundahan dihatinya .
"Aku yakin, papa dan mama pasti sudah menceritakan semua tentang aku dan Sarah kepada mu, dan tentang pernikahan kami yang tertunda." ucap Anton lagi.
"Iya mas, papa memang sudah menceritakan semuanya kepada ayahku, begitu pun ayah dia sedah menceritakan semuanya kepada ku sebelum pernikahan kita." ucap Zahwa masih dengan senyuman di bibirnya.
"Baguslah, dan kau taukan betapa kami saling mencintai.? Kini dia sudah kembali lagi ke Indonesia, dan aku berniat untung meneruskan pernikahan kami yang sempat tertunda." Anton berbicara dengan entengnya nampak tidak ada beban sama sekali diwajahnya.
Ucapan Anton bagai batu besar yang menghantam tubuh Zahwa, dia tak mampu berbicara apa apa, hanya bisa diam terpaku seperti patung, dan terasa sesak di dadanya.
Ya Allah, apa lagi ini kenapa kamu begitu kejam mas, apa ini arti dari semua kebaikan mu beberapa hati ini. fikirnya dengan Batin yang sangat terguncang.
Anton mengerti kebisuan Zahwa, dia menarik salah satu tangan Zahwa dan menggenggamnya, Anton merusaha membuat Zahwa tenang namun tetap harus terus berbicara kepada Zahwa.
"Aku berjanji tidak akan menceraikan mu, dan akan tetap memenuhi kewajibanku sebagai suamimu, tapi kalau kau menginginkan perceraian, aku juga akan tetap memberimu uang dan mencukupi kebutuhan mu, sampai kau menemukan pendamping hidup mu nanti." Anton masih berbicara semaunya tanpa memperdulikan bagai mana perasaan Zahwa.
"Aku tidak akan meminta jawaban mu sekarang, karna sebenarnya aku juga belum memberi tahu Sarah tentang ini semua, aku akan memberi tahunya setelah mendapatkan jawaban darimu, jadi aku harap kau bisa berfikir dengan tenang agar menemukan jawaban yang tepat, karna jawabanmu akan menentukan bagaimana rumah tangga kita kedepannya." Ucap Anton lalu berdiri dan berjalan menuju kasurnya.