Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 24
Satu minggu berlalu,hari ini Cia mulai kembali masuk sekolah.Setelah drama tiga hari yang lalu tentang perizinan masuk sekolah yang begitu pro kontra antara kedua abang dan dirinya.
Cia mematut dirinya di depan cermin,seperti biasa penampilannya selalu sederhana.Wajahnya hanya memakai bedak bayi serta rambutnya hanya menggunakan jepit mutiara kecil yang membuat terlihat begitu manis.
Cia keluar kamarnya,saat membuka pintu tiba-tiba seseorang sudah berada di depan pintunya hendak mengetuk pintu."Dek_ "
Dirga kembali terpana melihat Cia yang begitu manis,jantungnya tak bisa lagi ia atur berdebar begitu cepat.Hal yang sama juga di alami Cia. "Abang harus berangkat sekarang karena harus keluar kota "
"Keluar kota ?" Cia terkejut karena Dirga memberitahukannya mendadak,semalam Dirga tidak berkata apa-apa pada dirinya.Seolah tau dengan keterkejutan sanga adik,Dirga tersenyum mengusap surai Cia dengan lembut.
"Abang dapat jadwal dadakan,maaf abang gak bisa anterin kamu.Hari ini kamu di antar Arga ya "
Cia hanya mengangguk,ia menatap kedua bola mata Dirga. "Abang hati-hati ya " Hanya itu yang bisa Cia ucapkan,ia bingung harus berkata apa lagi karena jujur ia begitu gugup setiap kali Dirga bersikap manis padanya.
Dirga mengangguk,tangannya turun ke pipi dan mengusapnya dengan lembut " Adek juga di sekolah hati-hati ya,mulai sekarang kamu gak usah takut lagi sama teman-teman mu.Langsung kasih tau abang atau bang Arga kalau ada apa-apa "
Dirga merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa uang berwarna merah "Simpan baik-baik uangnya,lain kali kalau ada yang minta jangan di kasih ya.Kalau misalkan kurang telpon abang nanti abang suruh asisten abang anterin ke kamu."
Cia dibuat melotot,apakah kakanya ini tau tentang perkara uangnya yang di ambil Aqila dan Gisel.
"Kenapa? Abang sudah tau semuanya " Dirga terkekeh melihat respon Cia yang menurutnya begitu lucu. "Abang sudah terlambat,abang pamit ya.Adek langsung makan "
Dengan gerakan lembut Dirga mencium kening Cia begitu lembut dan lama membuat Cia diam terpaku,jantungnya semakin berdebar dan juga pipinya terasa panas.
Cia menari kursi tepat di sisi Arga "Pagi bun,pah,bang.Maaf Cia telat "
"Tidak apa-apa ko,Bang Dirga sudah pamit sama Cia belum nak?" Adrian tersenyum hangat,ia bersyukur anak gadisnya bisa kembali ceria.Baginya Cia bukan hanya sekedar anak tiri,tapi sama seperti kedua anak laki-lakinya.Ia sudah berjanji akan memperlakukan semuanya sama.
"Abang udah tadi samperin Cia ke kamar dan pamit,kenapa abang ngasih tau mendadak pah ? Padahal semalem abang gak bilang apa-apa sama Cia "
Adrian dan Bunda tersenyum melihat Cia protes,mereka senang Cia sudah bisa mulai protes pada sang kaka yang artinya Cia sudah mulai bisa membuka ruang untuk kedua kakanya.
"Dadakan dek,abang aja baru tau barusan pas pamit.Udah gak usah manyun hari ini abang yang akan antar dan jemput adek " Arga mengusap surai Cia,tak lupa tangannya mencubit pelan pipi sang adik yang sedikit tirus.
"Beneran bang?" Cia terlihat begitu antusias
"Bener "
"Yey,,akhirnya adek bisa nyobain juga naik motor "
"NO!!" Adrian langsung melotot,ia tidak akan pernah mengizinkan sang anak gadis menaiki motor besang Arga yang terlihat tinggi dan kencang jika sedang melaju.
"Papa " Mata Cia tiba-tiba berkaca-kaca "Mau naik motor abang "
"Tidak sekarang sayang,kamu baru sembuh.Nanti kalau masuk angin gimana hm ? Papa gak mau kamu sakit lagi,hari ini pake mobil dulu ya "
Cia hanya bisa pasrah,ia tidak seberani itu protes pada sang papa.Walaupun hatinya kecewa namun ia senang papanya mengkhawatirkan dirinya.
Cia menatap mobil milik Arga yang terparkir di depan,matanya tak berkedip "Abang kita ke sekolah pake ini?"
Arga mengerutkan keningnya melihat respon sang adik."Kenapa sih dek? Ada yang salah?"
"Kita mau sekolah bang,bukan mau balapan"
Bagaimana tidak Arga mengguanakan mobil sport balapnya yang terlihat begitu mencolok,bukannya Cia malu tapi ia tidak enak.Ia yakin nanti pasti nanti akan menjadi pusat perhatian.
"Ya iya lah mau sekolah,siapa juga yang mau ngajak kamu balapan? Kenapa sih dek,kamu aneh banget"
Cia menggeleng,namun matanya memancarkan kekhawatiran "Tapi kalau nanti_"
Arga buru-buru mendorong pundak Cia untuk segera masuk "Gak usah mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi,yuk masuk nanti kesiangan dek ".Dengan pasrah Cia masuk ke dalam mobil.
Tiba di depan gerbang,Cia masih diam terpaku.Ia enggan untuk keluar,apalagi ia melihat beberapa pasang mata memperhatikan ke arah mobil sang abang.Ia meremas kedua tangannya,terdengar beberapa kali helaan nafas membuat Arga merasa geli dengan sikap sang adik.
"Mau sampe kapan dek? Gak takut kesiangan hm?" Arga mengusap pipi Cia berusaha memberikan kekuatan bagi sang adik.Ia tau Cia masih merasakan traumanya walaupun tidak separah kemarin.
"Bang "
"Gak usah takut,jadilah Cia nya abang yang kuat.Semua udah berakhir,hari ini hiduplah menjadi Cia yang baru.Cia yang kuat dan tangguh.Jangan pernah mengkhawatirkan lagi apapun,papa dan abang sudah menyelesaikan semuanya.Mulai hari ini gak akan lagi ada orang yang ganggu kamu "
"Tapi bang_" Cia langsung menutup kembali mulutnya saat melihat Arga menggelengkan kepalanya.
"Percaya sama abang,lagian kalopun terjadi apa-apa kamu tinggal hubungi abang ya "
Cia hanya bisa mengangguk pasrah,dalam hatinya ia berdoa semoga harapannya sama seperti harapan sang kaka.Semua berjalan baik-baik saja.
Arga mengeluarkan dua lembar uang merah dan menyerahkannya pada Cia "Jatah uang jajan dari abang "
"Tapi bang tadi kan Cia udah dapat dari papa dan bang Dirga.Malahan bang Dirga ngasihnya banyak banget "
"Itu dari mereka,abang juga punya jatah buat kamu.Jangan nolak,abang juga punya penghasilan sediri "
Cia tersenyum,ia mengambil uang dari tangan Arga "Makasih abang "
"Sama-sama,belajar yang rajin dan juga hati -hati.Kalau ada apa-apa langsung hubungi abang.Nanti sore abang jemput " Arga mengecup puncak kepala Cia dan juga kedua pipi Cia.Tak lupa ia juga mencubit pipi Cia "Gemes banget sih dek !"
"Abaangg" Protes Cia karena sejak tadi Arga terus mencubit pipinya.
"Bye!" Pamit Arga saat Cia sudah turun dari dalam mobilnya.
Cia berjalan masuk,ia melewati lapangan da beberapa ruangan kelas.Banyak mata yang menatap dirinya namun kali ini tidak terlihat wajah ketus ataupun judes dari teman-temannya.Malah mereka terlihat begitu sungkan terhadap dirinya.
Cia mengerutkan keningnya,ia merasa aneh dengan suasana sekitarnya.Biasanya mereja akan menatap sinis atau cuek melihatnya.Apalagi dirinya sempat menjadi bahan bullyan Aqila dan gengnya membuat semua orang semakin menjauhinya.Tapi tidak dengan Lusi teman sebangkunya,Lusi satu-satu nya orang yang mau berteman dengan dirinya.Walaupun saat dirinya di bully Lusi tidak bisa membantunya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
jangan lama up nya kk /Drool/