Mirna gadis miskin yang dibesarkan oleh kakeknya. Dia mempunyai seorang sahabat bernama Sarah.
Kehidupan Sarah yang berbanding terbalik dengan Mirna, kadang membuat Mirna merasa iri.
Puncaknya saat anak kepala desa hendak melamar Sarah. Rasa cemburunya tidak bisa disembunyikan lagi.
Sang kakek yang mengetahui, memberi saran untuk merebut hati anak kepala desa dengan menggunakan ilmu warisan keluarganya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Yuk baca kisahnya, wajib sampai end.
29/01'25
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deanpanca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24 Makhluk Kecil Sarah
Sementara di kamar Purnomo, Mirna tersenyum bahagia. Dia tahu hari ini Sarah tidak akan bisa tidur nyenyak.
"Salah satu pemicu rasa benciku padamu adalah ini, Sarah. Kau berteman dengan ku karena sesuatu, tapi dimata orang lain, kau satu-satunya orang yang memperlakukan ku dengan tulus. Aku munafik kau pun lebih diatas ku."
"Dia akan beraksi!" Terdengar bisikan dengan suara berat di telinga Mirna. "Gunakan pelet mu, untuk menarik apa yang dia kirim."
"Kali ini tidak akan ku biarkan wanita sialan itu berhasil. Aku pasti akan membuatnya putus asa, Kek." Ucap Mirna.
Dia merapal kan mantra pemikat untuk para jin, keahlian Mirna benar benar berada diatas kakek Sapto. Tidak menunggu lama kabut hitam pekat masuk ke kamarnya melalui celah ventilasi.
Kamar yang ditempati Mirna menjadi gelap karena kepulan asap hitam itu, yang lama kelamaan berubah menjadi sosok anak kecil tanpa telinga, mata merah darah, hidung rata dan kuku tajam berwarna hitam.
"Telinga yang kuambil dari dalam makam, ternyata dirubah menjadi makhluk mengerikan seperti ini. Sungguh tidak menyia-nyiakan kesempatan sekali Si Sarah."
Sebelumnya Mirna merasa bersalah karena tidak mau melakukan perintah Sarah. Akhirnya dengan terpaksa tanpa sepengetahuan kakek nya, dia menuruti keinginan aneh Sarah yang mengharuskan menggali makam anak-anak yang baru meninggal dan mengambil salah satu bagian tubuhnya.
Kejadian itu sempat menghebohkan warga, dan yang menjadi korban tuduhan adalah Kakek Sapto. Namun hanya hitungan hari berita itu tenggelam dan tidak ada yang mengungkitnya.
Mirna tersenyum getir, mengingat akan ulahnya dan bagaimana tuduhan warga pada kakeknya. Sedangkan Sarah hadir sebagai penyelamat, padahal dalang utamanya adalah dia.
"Jangan seperti ini, kalian jangan asal tuduh. Setiap ada masalah di kampung ini selalu yang menjadi sasaran kakek Sapto, bisa saja ada orang lain yang mengkambing hitamkannya." Itulah kalimat yang diucapkan Sarah saat memohon kebijakan pada warga.
Dan atas dukungan Bapaknya, warga pun melepas kakek Sapto. Sekarang giliran Mirna membalas dendam untuk rasa sakit yang dia dan kakeknya terima.
"Siapa kau? Kenapa menarik ku kembali?"
"Aku lah Majikan mu yang sebenarnya? Berhenti mengikuti perintah wanita itu." Mirna bicara cukup lantang tapi tidak membangunkan orang orang di rumah Pak Kades. Itu semua karena sebelum memerintahkan Jin-nya mencari mangsa, Sarah telah menyebar sirep di rumah mertua dan targetnya.
"Tidak, kau bukan majikan ku. Malam ini ada ritual khusus, aku tidak ada waktu melayani mu." Jin itu hendak pergi, tapi Mirna memberi ancaman padanya.
"Mau atau tidak, kau sudah tak memiliki hak untuk memilih. Hanya orang yang mengambil bagian tubuh mu lah, yang bisa menyakitimu. Sekarang cobalah untuk pergi, maka kau akan tahu kenyataan nya."
Makhluk itu tidak peduli dengan perkataan Mirna. Andai saja dia tidak diberi tugas mendesak, mungkin dia akan langsung membunuh Mirna saat itu juga.
Makhluk itu mencoba menembus dinding, tapi dia merasa kesakitan. Tanpa dia sadari saat masuk dia sudah berdiri dalam lingkaran yang dibuat Mirna.
"Arghhh! Apa yang sudah kau lakukan?"
"Aku sudah mengatakan semuanya tadi, kau pikir berbicara itu tidak lelah."
"Ampun, ampuni aku! Aku percaya kaulah majikan ku sesungguhnya." Makhluk kecil itu semakin kesakitan, dia menangis layaknya anak kecil.
"Huh, dasar makhluk bodoh. Kau pikir bisa menipuku! Aku sudah mengingatkan mu, tapi kau tak percaya. Nikmati saja kehancuran mu, aku tak bisa lagi menolong mu." Mirna naik ke tempat tidurnya, menjadikan kesakitan makhluk kecil itu sebagai pengantar tidur.
🔥🔥🔥
Sedangkan di sebuah kamar, seorang wanita menyalakan AC dengan suhu paling rendah karena dia merasakan tubuhnya yang terasa terbakar.
Yah dia adalah Sarah sendiri juga merasakan panas di telinganya, itu menandakan makhluk kirimannya sedang dalam masalah.
Dengan terpaksa dia menarik kembali makhluk kirimannya, tapi yang tidak dia ketahui adalah hal tersebutlah yang diinginkan Mirna.
Jika Sarah menarik makhluknya, maka otomatis Sarah juga akan mendapatkan efeknya.
Sarah menarik makhluk kecilnya dengan susah payah.
"Bamm!"
Dia terpelanting ke lantai menabrak lemari kayu, darah segar keluar dari mulutnya. Tak menyangka lawannya begitu kuat, tanpa persiapan apa apa membuat Sarah kalah telak.
Makhluk kecilnya tidak bisa lagi diselamatkan, daun telinga kering yang selalu dia bawa kemana-mana kini berubah menjadi abu.
"Siapa yang sudah berani mempermainkan ku?" Sarah berdiri, dia melangkah ke depan kaca meja rias. Telinganya sudah melepuh, akibat dari kegagalan misinya.
"Purnomo akan semakin jijik melihat ku dengan penampilan seperti ini. Bagaimana aku menghadapi hari esok?" Sarah tak menyangka keputusan menarik kembali makhluk kirimannya justru berdampak buruk baginya.
nunggu update Thor ✅