"Killa, Astaghfirullahalazim. Kenapa rambut Lo jadi bondol gitu?" Pekik seorang wanita paruh baya berdaster lengkap dengan hijab instan yang menutupi rambut dua warna yang termakan usia, kala melihat cucu nya merubah drastis penampilan nya setelah di khianati kekasih nya yang terkenal alim di lingkungan rumah mereka, namun bisa menghamili sahabat nya sendiri dengan dalil khilaf.
Gadis cantik berambut pixy cut dengan warna merah maroon itu hanya menampilkan cengiran yang lagi-lagi membuat wanita membuat wanita paruh baya itu beristighfar bahkan nyaris pingsan, mana kala melihat sikap gadis bernama Syakilla Humairah yang terkenal santun dan lemah lembut itu berubah 360° menjadi tomboy dan bar bar, ketika dengan santai nya gadis berusia dua puluh tahun itu berucap "Emang Killa pengen kaya gini dari dulu, Mak!"
Apakah Syakilla sengaja merubah penampilan nya karena sakit hati, atau memang sejak dulu Syakilla memang ingin kembali menjadi diri nya sendiri?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Pamungkas Dan Lembayung
Sepasang anak manusia yang baru bertemu lagi setelah beberapa hari tidak bertatap muka itu, masih betah berada dalam satu selimut di dalam kamar sebuah rumah sejak siang tadi.
Jika sang wanita masih tampak terlelap dalam tidur nya, sang pria justru tengah menatap penuh cinta pujaan hatinya yang masih polos dalam satu selimut yang sama dengan nya.
Seulas senyuman kecil tampak di wajah manis sang pria yang kini mulai membelai lembut pipi sang wanita hingga membuat sang wanita pun bergerak kecil.
"Sudah jam berapa, Mas?" Bukan nya membuka kedua bola mata hazel nya, wanita muda itu justru merapatkan tubuh polos nya kepada tubuh polos pria yang kini mulai meremang akibat ulah wanita tersebut.
"Sudah mau maghrib, Syayang" Bisik Arsenio yang justru membalas pelukan Syakilla.
"Eeh" Syakilla baru menyadari kalau perbuatan nya memeluk Arsenio yang sama polos nya dengan nya itu sontak saja langsung melerai pelukan nya, namun dengan cepat Arsenio menahan pergerakan Syakilla, hingga Syakilla tetap berada dalam pelukan nya.
"Tanggung jawab dulu, Syayang!" Arsenio menaik turunkan kedua alis nya meminta pertanggungjawaban Syakilla yang sudah membuat Pamungkas bangkit dari tidur nya.
"Ish. Dasar Pamungkas nya aja yang baperan, perkara di peluk dikit aja udah bangkit!"
"Sya..Yang!" Arsenio terpekik kecil ketika dengan sengaja Syakilla mencolek ujung Pamungkas yang kini semakin bangkit hingga membuat kepala Arsenio cekat cekot.
"Sabar ya, Pamungkas!" Arsenio mengeram tertahan karena Syakilla semakin usil mengusapi manja Pamungkas yang semakin baper cenat cenut.
Syakilla tersenyum kecil, melihat wajah Arsenio yang menatap nya lapar.
"Udah mau Maghrib. Lembayung nya mau bebersih dulu" Ujar Syakilla menjauhkan tubuh polos nya dari tubuh polos Arsenio sambil tersenyum menggoda.
Gemas dengan ulah usil Syakilla yang berhasil membuat Pamungkas baper ingin berkunjung ke lembayung, membuat Arsenio pun langsung mengambil langkah tegas dengan menarik kembali tubuh Syakilla mendekat.
Lembayung milik Syakilla wajib bertanggung jawab selama beberapa menit kedepan guna meredakan amukan kebaperan Pamungkas yang bisa membuat nya tidak akan konsentrasi beribadah di masjid setengah jam lagi.
"Quick Service, Ya Zaujati!" Bisik Arsenio menatap penuh damba Syakilla yang berada dalam kungkungan nya.
"My Pleasure, Ya Zauji" Syakilla mengusap lembut rahang kanan Arsenio, hingga membuat pria itu meremang.
Sebait doa di gumamkan Arsenio setelah beberapa menit Lembayung berhasil meredakan kebaperan Pamungkas yang meluncurkan ribuan peluh nya di lembah lembayung.
"Jangan merem lagi, Syayang" Syakilla hanya berdeham menjawab ucapan Arsenio saat pria yang masih berpolos ria itu berjalan santai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Syakilla pun bergegas bangkit dari rebahan nya, dengan melilitkan selimut di tubuh polos nya, wanita itu pun beranjak dari pembaringan menuju lemari untuk mengambil baju koko yang akan di pakai Arsenio ke Masjid untuk sholat maghrib.
#####
Brugh ... Brugh ... Brugh
Syakilla yang tengah mengaji selepas sholat maghrib itu terpaksa mengakhiri bacaan nya, ketika terdengar suara gedoran pintu rumah yang sejak siangbdi singgahi nya atas permintaan Arsenio yang ingin menginap bersama di rumah baru mereka itu, sebelum besok mereka menyebarkan kabar acara Walimatul Ursy mereka beberapa hari lagi.
"Buka!" Kedua alis Syakilla menukik kala mendengar suara ramai ramai di depan pintu rumah nya disertai suara gedoran pintu yang semakin brutal.
Syakilla langsung menghubungi Arsenio agar segera pulang kerumah, karena saat ini rumah mereka seperti nya akan di geruduk warga yang memang belum mengetahui status pernikahan Arsenio dan Syakilla.
"Buka!"
Brugh Brugh Brugh
Kembali terdengar teriakan juga gedoran pintu secara bersamaan dengan di iringi teriakan beberapa warga dari luar rumah.
"Woi pasang mesum, keluar kalian!"
Syakilla berdecak kesal karena mengenali suara lantang yang berteriak dari balik pintu.
Tak ingin terjadi satu dan lain hal terhadap nya, Syakilla lebih memilih segera masuk kedalam kamar guna menunggu kepulang Arsenio, yang kata nya sudah berjalan pulang bersama Abi Najmi dan beberapa orang yang sudah mengetahui perihal pernikahan nya dengan Syakilla.
"Buka pintu nya, Killa!" Syakilla kembali menghubungi suami nya yang rupa nya kini sudah akan tiba di rumah nya.
Arsenio segera berlari saat melihat orang yang sangat di kenali nya itu berdiri di depan pintu rumah nya berteriak sambil menggedor pintu dengan kencang.
"Kenapa ramai ramai di rumah Saya?
Ucapan lantang Arsenio dari belakang warga yang berkumpul di depan rumah nya membuat para warga pun berbalik menghadap kearah Arsenio yang tengah menatap berang para warga tersebut.
"Nih Dia orang yang bakalan bikin kampung kita kena sial, gara-gara zina!"
Arsenio menatap tajam sang pemfitnah yang menatap sinis kepada nya, sambil berjalan santai menuju depan pintu rumah nya.
Sambil memasukkan kedua telapak tangan nya di saku baju koko, Arsenio berdiri di depan pintu rumah nya seraya menatap bergantian para warga yang berkumpul di depan rumah nya tersebut.
Tanpa takut Arsenio menertawai orang yang dengan lantang memfitnah nya tersebut.
"Hahaha, berasa ngomong sama diri sendiri, Faisal?"
Faisal mengepalkan kedua telapak tangan nya menahan amarah atas pernyataan Arsenio yang mengejek aib nya beberapa waktu yang lalu.
"Ada keperluan apa, Bapak-Bapak sekalian berkumpul dan membuat keributan di rumah Saya ini?" Pertanyaan santai yang Arsenio lontarkan kepada para warga yang berkumpul di depan rumah nya itu saling menyikut lengan mereka satu sama lain, seolah agar salah satu di antara mereka menjawab pertanyaan Arsenio.
"Nggak usah banyak cingcong Lo, orang baru!" Faisal lah yang maju menantang Arsenio.
Pria beristri itu amat sangat marah ketika tadi mendapat laporan dari salah satu teman tongkrongan nya kalau melihat Syakilla masuk kedalam rumah bersama Arsenio sejak jam dua belas siang, hingga sore tak melihat Syakilla keluar dari dalam rumah.
Tak terima dengan kabar yang di dengar nya itu, diam-diam Faisal mengawasi rumah itu sejak selepas Ashar.
Dan ternyata apa yang di laporkan oleh teman nya itu benar ada nya kalau Syakilla dab Arsenio berduaan di dalam rumah, karena Faisal melihat dengan mata kepala nya sendiri kalau Syakilla mengantarkan Arsenio keluar dari dalam rumah dengan menggunakan baju koko selepas azan maghrib berkumandang.
"Pergi Lo dari kampung ini!" Arsenio tersenyum sinis kepada Faisal.
"Kenapa juga saya harus pergi dari kampung ini?" Tanya Arsenio tak gentar seraya melemparkan tatapan sindiran kepada para warga yang berkumpul.
"Ini rumah saya. Jadi Kamu lah yang harus pergi dari rumah saya!" Ujar Arsenio tegas.
"Hahaha. Dasar tukang zina!" Teriak Faisal lantang. Pria itu semakin panas karena amarah, ketika melihat kalau ada tanda merah keunggulan di dekat leher Arsenio.
Faisal yang sudah pernah melakukan itu pun tahu pasti kalau tanda yang dimiliki Arsenio itu adalah bukti nyata hasil perbuatan meraih syurga dunia yang sangat Faisal yakini kalau itu adalah hasil karya Syakilla yang tadi sempat dilihat nya menatap penuh cinta Arsebio sebelum pria itu berangkat ke masjid untuk melaksanakan ibadah sholat maghrib.
Grep
typo terkadung
udah di bawa RAK pun gak kurang malah tambah edan