Karna kebucinannya pada Justiv, Rena sampai rela menyerahkan sesatu yang paling berharga dalam dirinya pada sang kekasih.
Kesalahan satu malam yang telah mereka lakukan. Telah menyebabkan munculnya kehidupan baru dalam rahim Rena.
Namun di saat Rena akan memberitahu tentang kehamilannya pada Justiv, pria itu malah ingin mengakhiri hubungannya dengan Rena.
Demi melindungi masa depan dirinya dan sang anak yang tak berdosa, terpaksa Rena harus merelakan sang anak untuk dirawat oleh orang tuanya dan menganggap anak itu sebagai adiknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Ini sudah siang, kita harus segera berangkat ke kantor!" Zayn menarik tangan Rena, membawa wanita itu menjauh dari para pria yang sedang berbicara dengannya.
"Lepaskan tanganku tuan." rintih Rena saat Zayn mencengkram tangannya dengan kuat.
Zayn seolah tak mendengar, pria itu malah berjalan semakin cepat membawa Rena menuju mobilnya.
"Zayn! Lepas! Kau menyakitiku tahu!" Rena menghempaskan tangan Zayn dengan kasar. Zayn terpaksa menghentikan langkahnya kemudian mengusap wajahnya dengan frustasi. Merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa mengendalikan emosinya.
"Ada apa denganmu tuan? Kenapa sikapmu kasar sekali?" tanya Rena saat melihat pergelangan tangannya sudah memerah karna ulah Zayn.
"Aku tidak tahu." balas Zayn. Zayn sendiri bingung kenapa bisa semarah itu saat melihat Rena tersenyum pada pria lain. Rasanya Zayn ingin menghajar ketiga pria itu dan melemparnya ke kandang buaya.
"Kau itu tidak sopan tuan, aku akan minta maaf pada mereka dulu setelah itu baru kita pergi ke kantor." sungguh Rena merasa tidak enak hati atas sikap Zayn, padahal para pendaki itu adalah orang-orang yang baik dan sopan.
"Tidak usah!" Zayn menahan Rena dengan cara menggenggam tangan wanita itu lagi, namun kali ini lebih lembut.
"Mereka itu hanya orang asing Rena, kenapa kau ingin pergi dengan mereka? Bagaimana kalau mereka menyakitimu?" cemas Zayn.
"Kau mengkhawatirkan aku tuan Zayn?"
"Tentu saja aku mengkhawatirkanmu."
"Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku." Rena merasa terharu atas perhatian Zayn yang sangat di luar dugaannya, mata Rena sampai berkaca-kaca.
"Jangan salah paham dulu." Zayn tidak ingin kekhawatirannya di salah artikan lain oleh Rena, karna Zayn sendiri masih belum yakin dengan perasaannya. Tapi saat sedang bersama Rena, Zayn merasa hidupnya lebih berwarna. Walaupun Rena lebih banyak memberinya warna hitam dengan setiap masalah-masalah yang wanita itu timbulkan.
"Kau adalah tanggung jawabku selama berada di tempat ini. Apa yang akan aku katakan pada uncle Albian dan aunty Khanza jika terjadi sesuatu padamu?" tepis Zayn.
"Aku hanya ingin berpetualang di alam sebentar saja tuan Zayn, untuk menghilangkan penat." cicit Rena.
"Jika kau ingin mendaki dan berpetualang, aku akan mengantarmu setelah pekerjaan kita selesai nanti." ucap Zayn.
"Benarkah, kau janji kan tuan?" Rena menautkan kelingkingnya pada kelingking milik Zayn. Seketika Zayn merasa kembali menjadi anak kecil yang sedang saling membuat janji.
"Hem." Zayn menganggukan kepalanya. Walaupun ada sedikit keraguan di hati Zayn, apa keputusannya untuk mengajak Rena berpetualang di alam adalah benar.
"Kau manis sekali tuan, aku rasa keputusan para orang tua untuk menjodohkan kita sangat tepat." yakin Rena.
Zayn hanya bisa memutar bola matanya dengan malas saat mendengar ucapan wanita cantik itu. Namun bibir Zayn membentuk senyuman walau tipis.
"Sebaiknya kita pergi ke kantor sekarang tuan!" Rena menarik tangan Zayn, Rena ingin segera pergi ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan mereka dengan cepat, agar bisa segera berpetualang bersama Zayn.
Rena dan Zayn masuk ke dalam mobil, karna Rena belum hapal jalanan di daerah itu, jadi Zayn yang mengemudi. Kemudian mobil Range Rover milik keluarga Abraham itu mulai melaju meninggalkan area home stay.
"Tunggu aku tuan!" Asisten Andrew mengejar mobil yang dikemudikan Zayn dengan kepayahan, tapi sepertinya Zayn dan Rena sama sekali tidak sadar kalau asisten Andrew telah tertinggal.
***
15 menit kemudian, Rena dan Zayn tiba di cabang perusahaan Abraham crop yang ada di Papua.
"Selamat datang tuan Zayn, nona Rena."
Kedatangan Zayn dan Rena disambut baik oleh kepala cabang di sana.
Kemudian kepala cabang di sana membawa Zayn dan Rena keliling perusahaan.
Usai meninjau perusahaan, mereka langsung meninjau gedung pabrik yang lokasinya tepat berada di belakang gedung kantor.
Rena terlihat sangat senang saat diizinkan untuk ikut mencoba beberapa alat-alat produksi di sana. Zayn tersenyum puas karna hasil produksi di sana ternyata tidak kalau bagus dengan perusahaannya yang ada di kota lain.
Menjelang siang Asisten Andrew baru tiba di perusahaan dengan penampilannya yang acak-acakan. Asisten Andrew harus berjalan menerabas hutan sembari berjalan kaki untuk tiba di sana. Karna satu-satunya kendraan di home stay tersebut sudah di bawa Zayn dan Rena.
"Dari mana saja kau? Kenapa baru datang? Ingin makan gaji buta hem!" geram Zayn. Karna Asisten Andrew terlambat datang, Zayn dan Rena jadi di buat kerepotan.
"Maaf tuan." ingin rasanya Andrew mengumpat tuan Zayn yang sudah meninggalkannya. Namun urung karna Andrew tidak punya keberanian untuk melakukan itu.
***
5 hari kemudian.
Rena tidak banyak membuat masalah selama berada di papua. Jadi pekerjaan mereka bisa selesai lebih cepat.
Saat tiba jam makan siang, Zayn, Andrew dan Rena memilih untuk makan siang di kantin perusahaan. Padahal biasanya mereka akan makan siang di home stay.
Hari ini adalah hari terakhir mereka meninjau perusahaan, jadi mereka ingin berbaur dengan para karyawan di sana.
"Apa ini? Kelihatannya seperti ingus?" cicit Rena sembari mencoba mengambil makanan di piringnya, namun selalu gagal karna licin.
"Sekretaris Rena, jaga ucapan anda!" peringati Andrew saat melihat para karyawan di sana menatap tajam ke arah mereka.
"Memangnya kenapa? Yang aku katakan ini memang benarkan. Makanan ini sangat aneh, terlihat seperti jeli tapi pakai kuah." cicit Rena sembari tertawa renyah.
Brak!
Tawa Rena baru terhenti saat beberapa orang menggebrak meja mereka dengan sangat keras.
"Aaaakkk!!!" Rena lari terbirit-birit, diikuti pula oleh Zayn dan Andrew.
Andai mereka tidak lari, nyaris saja mereka terkena sabetan samurai oleh karyawan pabrik di sana yang merupakan warga lokal.
Mereka merasa tersinggung karna ucapan Rena telah menghina makanan khas daerah mereka.
Bersambung.
thank you juga dah semangat up date nya niiii 👍😘🤩😁🤗🤗
Semoga Zayn adalah laki2 yg akan menjadi kebahagiaan Rena di kemudian hari 👍🤗🤗
ntar klo Rena g ada pasti Zayn bkal nyariin.... pasti kangen dgn kbiasaan Rena yg bikin ngeselin...😅😅😅
Zayn apa ada mencurigai sesuatu yaa?!???
semangat nulis dan sehat selalu tor👍 ❤
sabar zayn🤣🤣