Zu Satria Paksa

Gadis yang tak lain adalah Eria. Ia terduduk dan turun dari kasur empuknya. Eria mengucek kedua mata dan berlalu masuk ke kamar mandi.

15 menit.

Eria membuka pintu kamar mandi, keluar sudah dengan memakai handuk kimono dan rambut yang basah karena sudah mandi.

Eria menyempatkan menilik jam di hp-nya yang tergeletak di atas bantal. Di sana angka menunjukkan pukul 06:16 menit.

"Masih terlalu pagi buat berangkat kuliah, mending aku ke dapur aja deh bantuin pelayan masak"

Eria kembali masuk ke kamar mandi dengan membawa pakaiannya. Eria berganti pakaian di dalam sana.

Setelah selesai berganti pakaian Eria keluar kamar mandi dan menuju dapur, di sana terlihat dua pelayan tengah berkutat di depan kompor.

Eria mendekati keduanya dan berdiri di sisi satu pelayan.

"Lagi masak apa? Aku boleh bantuin nggak Bi?"

Tanya Eria sambil menatap ke dalam panci yang sedang di aduk satu pelayan.

Kedua pelayan saling bertatapan ingin menolak. Tapi tidak enak.

"Boleh, tapi jangan salahkan kami ya? Kalau ketahuan tuan sama nyonya"

Jawab Salah satu pelayan yang ada di sisi Eria.

Mendapat izin dari pelayan Eria pun tersenyum senang, obrolan kecil pun terlihat terlibat di ketiganya. Ketiganya menjadi terlihat sedikit akrab.

Beberapa menit.

Menu sarapan pagi ini sudah terhidang rapih diatas meja makan, semuanya dilakukan mereka bertiga secara bersama-sama.

Eria nampak puas melihat hidangan yang ada, walaupun bukan sepenuhnya dirinya yang masak tapi seenggaknya dirinya juga ikut turut membuatnya.

Eria menatap kedua pelayan yang masih sibuk membereskan dapur dan ada yang mencuci piring dan mengelap meja kompor.

"Bi, aku lihat jam dulu ya takutnya udah jam ngampus"

Pamit Eria meninggalkan dua pelayan itu. Tanpa menunggu jawaban dari mereka.

Setelah kepergian Eria dua pelayan saling bertatapan. Lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Di luar rumah.

Mobil Lamborghini warna hitam berhenti tepat digarasi, tak lama pintu depan mobil bagian kanan pun terbuka. Sera keluar dari sana.

Sera kembali menutup pintunya lalu berjalan masuk ke dalam rumah, bertepatan dengan pintu kamar tamu yang terbuka. Eria keluar dari sana.

"Ma"

Eria menyapa.

"Hm"

"Mama baru pulang dari kantor?"

Tanya Eria saat Sera akan melewatinya.

"Enggak. Mama baru pulang dari rumah sakit"

Jawab Sera. Berhenti sejenak menatap Eria lalu kembali melanjutkan langkah menuju kamarnya. Sera akan bersiap-siap pergi ke kantor dan meminta suami untuk bergantian menjaga Satria dirumah sakit.

Eria mengerut kening menatap punggung mertuanya yang menjauh dengan rasa penasaran.

"Dari rumah sakit. Ngapain? Apa jangan-jangan mama sakit?"

Lirih Eria menerka-nerka.

"Tapi sakit apa?"

Lirih Eria lagi, sambil berjalan menuju meja makan, ia ingin menikmati sarapan bersama yang lainnya.

Sekarang waktu sudah diangka 06:50 menit dan Eria ada jam kampus di pukul 07:25 menit.

Di dalam kamar.

Victor yang sedang bercermin menatap pintu kamar yang terbuka, di sana Sera muncul dengan wajah yang terlihat kelelahan.

"Papa nggak usah ke kantor. Papa ke rumah sakit aja nemenin Satria, yang ke kantor biar mama aja"

Seru Sera saat suaminya terlihat akan berbicara. Lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

15 menit.

Sera keluar dari kamar mandi. Sera sedikit terkejut saat suaminya masih ada di dalam kamar. Victor duduk di tepian ranjang, mungkin sedang menunggunya.

Dengan menggunakan kimono warna putih Sera berjalan menuju lemari mengambil pakaian di dalam sana.

"Apa nggak sebaiknya Papa ke rumah sakitnya nanti sore aja bareng mama, lagian kan ada Eria dia bisa menunggui Satria di sana. Eria kan istrinya Satria"

Ucap Papa sembari memperhatikan istrinya yang sedang berpakaian.

"Papa ini gimana sih? Satria kan anak kita kenapa diserahkan sama Eria? apa papa lupa Eria kan tidak cinta sama Satria Pah!"

Kesal Sera sembari berjalan menuju meja rias, dia menyisir rambutnya dan bermake up.

"Lagian Eria juga ada jam kampus hari ini. Papa nggak mungkin kan nyuruh dia buat bolos? Papa ini Aneh nggak sayang sama Satria!"

Ucap Sera dengan Ketus saat suaminya terlihat akan berbicara.

Victor menghela nafas, pasrah, dari pada ribut dengan Sera di pagi hari. Victor pun mengiyakan keinginan Sera.

"Ya sudah ayo kita sarapan dulu. Nanti Papa antar kamu ke kantor, setelah itu aku ke rumah sakit nemenin Satria"

Ucap Victor saat melihat istrinya selesai berdandan. Sera pun mengangguk lalu keduanya menuju meja makan.

Setibanya di meja makan Victor dan Sera mendapati Eria yang sudah duduk di sana.

"Pagi Pa"

Eria menyapa Papa mertua.

"Pagi. Zo belum turun?"

Tanya Victor sembari duduk di kursi bersebelahan dengan istrinya.

"Be-"

"Pagi Pa. Pagi Ma!"

Seruan dari ambang pintu membuat bibir Eria terkatup, di sana terlihat Zo berjalan sudah dengan seragam putih abu-abu dan tas tersampir di bahunya.

"Ayo sarapan biar kalian nggak telat ke kampus dan ke sekolah"

Ujar Sera sembari mengambil nasi untuk suami dan dirinya.

Akhirnya mereka berempat pun memulai sarapan bersama tanpa ada yang bertanya di mana Satria.

..........

Eria turun dari ojol lalu berjalan menuju kelas saat sudah membayar. Di dalam kelas Eria mendapati teman-teman Satria sudah duduk dikursi masing-masing.

Sebenarnya malas untuk menyapa mereka, tapi berhubung mereka sudah tahu tentang pernikahannya dengan Satria terpaksa Eria tersenyum saat kedua mata bertatapan dengan mereka.

Vega menyikut lengan Wasa yang duduk dikursi sebelah kiri.

Wasa menoleh, bertanya tanpa suara.

"Eria kok ngampus. Emang dia nggak nungguin Satria ya? Emang dia nggak khawatir sama suaminya?"

Bisik Vega di telinga kanan Wasa.

"Ya mana gue tahu! tanya aja sendiri khawatir apa enggak!?"

Sungut Wasa juga berbisik.

Vega berdehem. menegakkan badan dan menatap Eria yang duduk di kursi tepat didepan meja Satria.

"Eria, ssstttt!"

Panggil Vega.

Reflek, semua teman yang lain tertawa tanpa suara.

Vega yang merasa di tertawakan heran sendiri. Memangnya ada yang salah dengan dirinya?

"Lo nggak nungguin suami? Apa dia udah sadar?"

Tanya Vega saat Eria sudah menoleh ke arahnya.

Eria mengerut kening. Tentu loading sama pertanyaan Vega.

"Maksudnya?"

"Suami lo masuk RS masa lo nggak tahu. Istri macam apaan?"

Sengit Vega karena Eria kelihatan beg0.

Eria memberengut karena perkataan Vega menyentil hatinya. Lalu teringat semalam waktu Satria keluar rumah dan pagi tadi juga nggak ikut sarapan.

"Ya wajar dong kalau dia masuk rumah sakit. Orang dia kelayapan mulu!"

Eria berbicara dengan ketus, melirik sinis pada Vega.

 ___________

Ada yang nungguin nggak?🤔