"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 33. Rencana meruqyah Mia.
Zoya dan Gani baru pulang saat siang menjelang sore harinya dan saat itu Jingga sudah tidak ada di sana, Jingga sudah di jemput Ilham pulang. Zoya melihat keadaan Mia yang tampak nya masih biasa saja, bahkan Mia tidak sungkan duduk di sebelah pak Yusuf sambil makan buah di pendopo.
"Kak Yaya dari mana?" Tanya Mia pada Zoya.
"Kakak abis anter bang Gani beli sesuatu, gimana kamu udah nggak pusing?" Tanya Zoya dan Mia menggeleng.
"Udah enggak, udah ada kabar dari bude belum kak?" Tanya Mia.
"Belum, ayah belum pulang." Sahut Zoya.
Gani terlihat masuk kedalam rumah sambil membawa barang yang di beli nya, itu adalah barang - barang untuk meruqyah, dan tak lama pak Yusuf juga menyusul Gani kedalam rumah. Zoya menatap Mia dengan tatapan kasihan, dia sudah tahu dari Gani bahwa ada yang aneh dengan Mia.
'Ya Allah, tolong beri hamba petunjuk dan jalan supaya semua ini bisa berakhir. Tolong juga segera pulangkan ayah hamba ya Allah..' Batin Zoya. Dan.. tanpa Zoya sadari, Mia yang diam saja sambil memakan buah itu menyunggingkan senyum kecil, yang nyaris tak terlihat.
Berpindah di sisi Gani dan pak Yusuf yang saat ini sudah berada di ruang praktek pak Yusuf, memberi tahu Gani tentang rencana nya yang sudah dia susun dengan Jingga sebelum nya.
"Gimana kalo nggak berjalan sesuai yang kita rencanakan, Yah?" Tanya Gani.
"Bismillah, semoga Allah bersama kita. Kita sedang memerangi iblis, nak." Ujar pak Yusuf dan Gani mengangguk.
...●●●...
Hingga malam tiba, Zoya dan Mia masih berada di rumah pak Yusuf. Gani yang di beri tahu pak Yusuf tentang rencana yang akan di lakukan pun memberitahu Zoya, agar Zoya tahu apa yang akan terjadi.
Zoya pun setuju, semua dia setujui agar adik dan ayah nya bisa kembali dengan normal lagi. Bahkan ayah nya masih belum di temukan, sampai detik ini.
"Zoy, lu harus kuat. Mia bukan sepenuh nya Mia, tapi ada iblis perempuan di dalam nya." Ujar Gani, dan Zoya mengangguk.
"InshaAllah." Ujar Zoya, dan dia pergi keluar.
Zoya berjalan keluar dan menemui Mia yang masih saja betah berada di luar, dari jauh Zoya melihat Mia yang terus menatap ke atas dengan tatapan yang sangat tajam seolah itu adalah tatapan permusuhan, Zoya pun maju menghampiri Mia.
"Dek, masuk yuk.. udah malem." Ajak Zoya.
Mia terlihat tersenyum pada Zoya dan menangguk, Mia pun bangun dan berjalan menghampiri Zoya yang berdiri di depan nya. Tidak ada gelagat apapun yang Mia tunjukan saat dirinya bersama Zoya, tapi Zoya sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri perubahan ekspresi Mia.
"Kak, kita nggak pulang aja?" Tanya Mia pada Zoya.
"Di rumah kan bahaya, dek. Kita juga kan lagi minta bantuan om Yusuf buat nemuin keberadaan ayah." Ujar Zoya.
"Kita kan bisa nginep di rumah bude." Ujar Mia dan Zoya tersenyum.
"Akan lebih baik kalo kita di sini, kita jadi bisa langsung cari ayah kalo om Yusuf udah nemuin ayah." Ujar Zoya, akhirnya Mia mengangguk.
Zoya merasa Mia di depan nya itu seolah enggan untuk menginap di rumah pak Yusuf malam itu, Zoya yakin itu bukan Mia..
Mereka lalu berjalan pergi dan kini sudah sampai di teras rumah pak Yusuf, dan sebelum masuk kedalam.. lagi - lagi Mia menghentikan langkah kakinya dan menatap Zoya.
"Kak Yaya sayang aku, kan?" Tanya Mia, Zoya pun tertegun..
"Ya sayang lah dek.. lu ada - ada aja nanya nya. Kakak sayang banget sama lu, apapun bakal kakak lakuin buat lu.. apapun yang terbaik buat lu dan keluarga kita." Ujar Zoya, dan akhir nya Mia mengangguk.
"Aku juga sayang kak Yaya." Ujar Mia, dan Mia pun masuk kedalam rumah.
Tapi setelah Mia melangkahkan kaki nya ke dalam rumah, saat itu juga Mia pingsan. Zoya yang melihat tubuh adiknya melemas dan hampir jatuh ke lantai pun langsung menangkap nya dan menangis.
"Mia!! Mia bangun dek, hiks.. hiks.."
Gani pun menghampiri Zoya yang menangisi Mia, dan berkata..
"Lu harus kuat, Zoy. Ini demi keselamatan lu dan adek lu, kalo nggak gini kita nggak akan tau apa yang di rencanakan sama iblis yang di dalam tubuh Mia." Ujar Gani dan Zoya mengangguk.
Gani pun menggendong tubuh Mia dan membawa nya masuk ke dalam ruang praktek ayah nya, yaitu pak Yusuf. Mia di rebahkan di atas ranjang kecil dan saat itu juga kedua tangan dan kaki nya di ikat, Zoya tidak tega melihat nya, tapi kembali dia di ingatkan untuk kuat sebab yang di dalam tubuh Mia bukan hanya Mia.
Dan kenapa Mia bisa pingsan selangkah setelah dia masuk kedalam rumah? Karena pak Yusuf sudah memasang sebuah benda yang membuat sebangsa jin tunduk kesakitan di atas pintu itu dan di setiap sudut rumah pak Yusuf, dan yang paling banyak adalah di ruang praktek pak Yusuf.
"Sekarang, kita tunggu sampai dia bangun." Ujar pak Yusuf.
"Ini sebenar nya bisa di katakan pemaksaan, tapi kalo nggak begini maka kita yang bakal kesulitan. Iblis atau setan itu sangat licik, nak. Nanti saat adikmu ini bangun, jangan kamu dekati karena itu bukan adikmu." Ujar pak Yusuf.
"Iya, om." Sahut Zoya.
Lama mereka menunggu, bahkan sampai satu jam lama nya mereka menunggu hingga jam 9 malam tapi Mia masih belum menunjukan tanda - tanda bangun. Zoya sudah khawatir takut adik nya kenapa - kenapa, tapi seperti yang pak Yusuf katakan, dia harus terus berdzikir.
"Katanya kak Yaya sayang aku?"
Zoya tertegun mendengar suara Mia di telinga nya, padahal Mia masih memejamkan matanya. Melihat Zoya yang kaget, pak Yusuf yakin iblis di dalam tubuh Mia sudah mulai mempengaruhi Zoya.
"Aku sakit, kak.. orang itu bukan orang baik, dia cuma manusia sok pintar! Tolong lepasin iketan nya kak."
Zoya sampai mengusap telinga nya karena suara Mia seolah dekat, padahal Mia masih belum membuka matanya. Menyadari Zoya yang gelisah, Gani menepuk pundak Zoya.
"Jangan terkecoh, mereka punya seribu cara buat bikin lo kalah." Ujar Gani, dan Zoya mengangguk.
"Dia sedang mencoba menggoyahkan kamu nak, dia bukan adikmu. Om nggak merasa adikmu ada di sini, jangan sampe kamu terkecoh." Ujar pak Yusuf dan Zoya mengangguk.
Dan saat itu juga, Jingga kembali datang. Jingga tidak datang dengan rok seperti saat tadi siang tapi dia menggunakan stelan casual serba hitam, celana panjang hitam dan kaos panjang hitam dengan rambut di kuncir.
"Assalamualaikum." Salam Jingga.
"Waalaikumsalam." Sahut Zoya, Gani dan pak Yusuf bersamaan.
"Jingga, Mia dari tadi nggak sadar - sadar." Ujar Zoya, langsung menghampiri Jingga.
"Biar aku liat dulu." Ujar Jingga.
Dan dengan sekali lihat pun Jingga sudah tahu bahwa sebenar nya iblis di dalam nya Mia itu yang sudah menguasai tubuh Mia dan dia berpura - pura tidur supaya tidak ada yang tahu bahwa Mia sudah di ambil alih.
"Masih mau berpura - pura?" Tanya Jingga, mendengar itu Zoya kaget dan menatap Mia.
Dan benar saja, seolah dia sudah tertangkap basah oleh Jingga karena berpura - pura tidur, iblis di dalam tubuh Mia pun terkekeh masih dengan mata terpejam.
"Hehehehe." Mia terkekeh, tapi itu bukan Mia, itu iblis.
"Kamu sudah tertangkap basah, masih mau berpura - pura tidur? Kamu sudah tidak bisa kemana - mana." Ujar Jingga.
Tiba - tiba saja Mia membelalak membuka matanya dan menatap Jingga dengan tatapan garang sambil berkata..
"Terus kenapa!!? Kamu pikir kalian sudah menang karena menahanku di sini? SALAH!!!" Ujar iblis yang merasuki Mia.
"Saat aku menguasai badan ini, apa kalian tidak berpikir kemana sukma anak ini?? Sukma nya aku tahan di alamku, Hahahaha!" Iblis yang merasuki Mia tertawa.
...BERSAMBUNG....
/Sweat/