Kisah dua orang sahabat yang dipertemukan kembali setelah mereka berpisah dari pasangan masing-masing !
Gadis Ayudia Zahira terpaksa menuruti permintaan Ibu dari sahabatnya untuk menikah dengan putranya.
Karena sang Ibu merasa sudah tidak mempunyai waktu yang lama di dunia ini.
Dipertemukan di usia yang tak lagi muda, apakah mereka bisa menumbuhkan benih-benih cinta, atau akhirnya berpisah seperti sebelumnya !
Yuk, ikuti terus ceritanya !
Jangan Lupa Like & komen setelah membaca, Terimakasih!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUAMI BU GADIS
Alan memberhentikan mobilnya ketika lampu merah menyala, tak lama ada seorang pengemis yang menengadahkan tangan nya disamping mobil
Alan memberikan beberapa lembar uang pecahan, dan ketika pengemis itu akan pergi ia menahan nya.
"tunggu pak!" cegah nya
"ini ada sedikit makanan untuk bapak"
ia memberikan makanan pemberian Raina
"Terimakasih ya, anda baik sekali"
ucap pengemis tersebut kemudian berlalu
Alan mengangguk lega, setidaknya makanan itu jadi tidak mubazir.
Alan memacu mobilnya menuju konveksi milik istrinya, ia tidak bisa menahan rindu lebih lama karena panggilan "Sayang" yang di sematkan oleh istrinya untuknya.
Begitu sampai Alan menanyakan keberadaan Gadis ke resepsionis.
"Silahkan bapak tunggu sebentar ya, Bu Gadis akan segera menemui anda" ucap Andin sang resepsionis
Tak lama Gadis turun dari lantai 3
"Siapa ndin?"
"Saya kurang paham bu, beliau tidak mau memberitahukan nama"
"Beliau ada di kursi tunggu" Andin menunjukkan keberadaan Alan
Ini adalah kali pertama Alan berkunjung ke konveksi milik sang istri, maklum jika belum ada yang mengenal dirinya.
Gadis mendekat dan tersenyum sambil menyipitkan mata nya
"Siapa ini?" ia menggoda Alan
"Sayang kamu udah pulang?" Gadis mencium tangan suaminya
DEG!
Dipanggil sayang lewat sebuah pesan saja ia sudah seperti orang gila, apalagi kali ini ia mendengarnya secara langsung. Rasanya ia ingin jungkir balik tapi tidak mungkin
"Apah?" ia mendekatkan telinga nya
"Coba ulangi sekali lagi!" pintanya
Pipi Gadis merona, ia juga menjadi salah tingkah saat mengucapkan nya di depan suaminya langsung
"Kamu udah pulang sayang?" ia berbisik di telinga suami nya
"Ahh...jantungku rasanya mau copot dis"
ia memegang dada nya
"Apaan sih, jangan kayak anak remaja kita ini udah tua tauk" Gadis tersenyum malu sambil memukul lengan suaminya pelan
"Beneran sayang, coba kamu pegang"
"Ih jangan, malu. Karyawan ku pada lihat tuh"
Gadis menoleh kebelakang
Gadis kemudian mengajak Alan ke ruangannya, sebelum itu ia memberitahu resepsionis nya perihal Alan.
"Ndin, ini suami saya kalau misal beliau kesini lagi langsung antar ke atas saja ya"
"Baik Bu" Andin menganggukkan kepala
Para karyawan saling berbisik melihat pasutri itu, pasalnya selama ini bos mereka tidak pernah terlihat dekat dengan seorang pria. Juga tidak ada kabar pernikahan, selama ini mereka mengetahui status Gadis masih single mom.
"Kapan Bu Gadis menikah?
"Gila! Suami Bu Gadis ganteng banget cuy"
"Iya mereka pasangan yang serasi, ganteng dan cantik"
"Tapi kenapa tidak ada kabar pernikahan nya ya?"
Alan mengunci pintu ruangan Gadis
"Kangeeeennnn bangettt" peluknya
"Oh gini ya ternyata kalau mode kulkas suamiku di nonaktifkan" Ejeknya
Alan hanya tertawa menanggapi ejekan Gadis karena ia juga tak bisa mengelak
Mereka duduk di satu kursi dengan Gadis yang berada di pangkuan Alan.
"Sayang aku laper"ucap Alan manja
"Kamu melewatkan makan siang?"
Alan mengangguk
"tadi ada operasi dadakan, begitu selesai aku langsung pulang, pengen ketemu istri"
Gadis tersenyum
"Yasudah kita pulang sekarang" ajaknya
Alan menahan pinggul istrinya ketika akan beranjak "Ciuuumm duluuu"
"ih...ih...manjanya suami aku" mengelus pipi Alan lembut
Gadis pun mulai mengabsen setiap wajah suaminya, ciuman terakhir di bibir yang tentu membutuhkan waktu cukup lama.
Dari bibir Alan menghisap leher jenjang istrinya,
"Sayang stop kita lanjutin dirumah, kamu belum makan juga"
Wajah Alan yang tengah diliputi kabut gairah itu terpaksa harus berhenti.
"Pelukkk dulu sebentar" nego nya lagi
Gadis menuruti kemauan suaminya, sungguh ia tidak menyangka sahabat yang dulunya terkesan cool kenapa bisa jadi bucin begini saat menjadi suami.
***
"Nak kapan kamu kesini? Mami rindu sama kamu" ucap ibu mertuanya dari sebrang sana
"Gadis usahakan ya mi, mami sehat-sehat disana"
"Oh ya apakah Rendra merepotkan mami?"
"Tidak nak, mami malah terharu sekali karena Rendra selalu menjaga mami"
"Kamu tau dia juga semakin pandai mengembangkan restoran nya"
"Alhamdulillah, terimakasih banyak ya mi atas kasih sayang yang mami berikan selama ini"
"Iya nak kamu jangan ngomong gitu dong, Rendra kan cucu mami wajar kalau mami sayang sama dia"
Tes!
tak terasa air mata Gadis mengalir begitu saja, terharu dengan ketulusan ibu mertuanya.
"Sayang sesekali kalau kamu ngga repot, coba temuin suami di rumah sakit. Pasti dia seneng banget"
"Iya mi" Gadis mengusap air mata di pipinya
"Yasudah kalau begitu, mami tutup dulu ya. Mau ikut cucu mami kerja hehe"
"Mami jangan terlalu capek"
"Engga mami tinggal mengawasi aja, semua sudah di handle Rendra dengan baik"
"Baiklah mi Gadis tutup dulu ya, Asalamualaikum"
"Walaikumsalam nak, kamu juga hati-hati disana"
Dengan pernikahan Gadis dan Alan beberapa bulan lalu Mami Rosa menjadi lebih semangat menjalani sisa hidupnya, ditambah lagi Rendra mengatakan belum siap jika harus ditinggal oleh nya.
Sambil berpasrah diri mami Rosa berdoa setiap malam bersama cucunya meminta kesembuhan.
Dan hingga waktu vonis berakhir, mami Rosa masih bisa menghirup udara di dunia.
Mami Rosa di nyatakan sembuh total dari penyakitnya, Wallahualam.
Benar-benar mami Rosa merasakan mukjizat yang luar biasa dari Allah.
seusai sambungan telepon tadi terputus, Gadis jadi terfikirkan omongan mertuanya untuk mengunjungi suaminya saat bekerja.
Tapi dia ragu, dia masih sedikit trauma dengan kejadian beberapa bulan lalu, ia melihat sang suami tengah tersenyum dengan perempuan lain.
Setelah berfikir tidak ada salahnya juga ia kesana untuk sedikit memberi kejutan.
Sebelum ke rumah sakit Gadis ke apartemen terlebih dahulu untuk memasak, rencananya ia akan membawakan makan siang untuk sang suami.
Begitu sampai di rumah sakit ia bertanya pada resepsionis, dimana letak ruangan Dokter Alan, kebetulan saat itu ada perawat yang lewat dan bersedia mengantarnya kesana.
"Disana Bu silahkan, saya permisi dulu ya"
ucap perawat tersebut dengan ramah
"Baik, terimakasih sus"
Gadis juga tersenyum dengan ramah
Gadis pun menarik knop pintu, saat pintu terbuka ia tercengang dengan adegan di dalam ruangan tersebut
"Sela-m......." suaranya tercekat di tenggorokan
"Maaf mengganggu" Ia menutup kembali pintu tersebut dan berjalan dengan cepat meninggalkan ruangan suaminya
Ia mengusap air matanya sambil berlari kecil.
"Mba ini ada makanan, untuk makan siang mba aja" ucap Gadis meletakkan kotak makan di meja resepsionis
"Loh Bu?" Resepsionis itu pun bingung
"Ahh.. terimakasii Bu" teriaknya saat Gadis telah berlalu
Tak lama terlihat Alan yang mengejar Gadis, si resepsionis itu pun penasaran.
"Ada hubungan apa ya Dokter Alan dengan Ibu tadi?" gumamnya
Alan kembali dan mendekati meja resepsionis, ketika akan bertanya ia malah diberi pertanyaan lebih dulu
"Dok, apakah yang tadi kekasih anda?" tanya nya lirih takut-takut
"Lebih dari kekasih, dia istri saya" jawabnya mantap
Mata sang resepsionis membola
"tapi dok, saya lihat beliau menangis tadi"
"Tadi istri saya mengatakan apa? Saya lihat sempat berhenti disini"
"Beliau cuma memberikan bekal makan siang ini kepada saya dok"
"Hah? Hoo.... berati ini milik saya" Alan mengambil kotak tersebut dan berlalu
"Loh dok? Tapi itu sudah diberikan kepada saya" ucapnya tak terima
Alan tidak menggubris teriakan tersebut.
"ish, Dokter Alan menyebalkan. Padahal kan lumayan bisa hemat"
...****************...