"Who is guilty?" "(siapa yang bersalah?)"
Lisya menjadi siswi pindahan di sekolah isinya kalangan atas. Demi sebuah misi yang penuh teka-teki saat di telusuri. Bermodal sebuah buku diary yang isinya juga tidak jelas.
Ada seorang peneror yang yang aneh. Mengirim pesan aneh pada orang orang tertentu. Lebih anehnya lagi peneror itu memakai nama who?
siapa peneror itu?
siapa dia hingga dia tau semua informasi?
siapa saja pembully yang terlibat?
Semua urusan itu susah jika cinta sudah masuk kedalamnya. Itu yang terjadi pada Lisya yang terjebak dengan laki-laki yang dekat dengan para pembully. Ia memanfaatkan laki-laki itu untuk membalas dendam tanpa tau jika laki-laki itu menaruh perasaan pada Lisya. Dan lebih dari satu orang.
dan sekarang siapa yang bersalah akan perasaan yang tiba-tiba muncul tanpa diduga?
Mari lihat kisah manis percintaan ini dan bagaimana akhir kisah manis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinkacill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awur awuran
"Loh katanya kumpul, kenapa pada di luar semua?" ujar Lisya menatap anak OSIS yang berkerumun di depan ruang OSIS
"Gak memungkinkan untuk sekarang kak" ujar seorang murid laki-laki kelas sepuluh
"Kenapa?" ujar Lisya penasaran
"Mood ketos lagi awur awuran. Cari aman dulu" ujar Vino yang baru datang menghampiri Lisya
"Gue gak ngerti" ujar Lisya
"Jewar lagi marah, kita masih gak tau penyebabnya apa. Dan kita disuruh keluar karena telat 2 menit doang" ujar cewek yang sebagai bendahara OSIS
Lisya jadi ingat gibahan Sabela dan dia kemarin.
"Tumben, elo yang pernah telat setengah jam gak ada kena marah" ujar Lisya pada Vino
"Sekarang pasti dimarahin. Dibilangin orang nya lagi marah juga" celetuk Vino
"Suruh Sasya ngomong sama Jewar" usul Lisya tiba-tiba
"Udah, sebelum lo dateng Sasya udah coba masuk terus tetap disuruh keluar dan sekarang lagi ke toilet. Nangis mungkin" ujar bendahara tadi kemudian beberapa dari mereka tertawa
"Lah kenapa pada ketawa?" tanya Vino
"Ngakak banget sama Sasya. Dia udah percaya diri banget bisa nenangin ketos. Baru masuk eh malah dimarahin Jewar karena telat juga"
"Jadi rapat gak nih?" ujar bendahara dua
"Tanya pembina OSIS coba" usul Lisya
"Gak dateng plus gak bisa dihubungin"
"Seseorang tenangin ke dalem" putus bendahara satu
"Karena elo yang usulin berarti elo yang masuk" ujar Vino menarik lengan bendahara itu dan ditepis oleh pacarnya
"Gini aja deh, salah satu inti OSIS yang harus masuk dan tanyain rapatnya jadi atau enggak" ujar salah satu anggota perempuan
"Ogah bener. Elo para anggota aja sana masuk" tolak Vino
"Inti OSIS harus paling berguna" ujar perempuan tadi
Vino hendak membantah lagi tapi dipotong seseorang "udah udah. Kita inti aja" uajr bendahara satu
"Kita berempat?" tanya Lisya
Bendahara itu menggeleng "yang masuk cuma satu orang. kan cuma buat nanyain rapat nya jadi atau enggak aja"
"Ya udah. Gue sih gak mau. Lisya aja noh" tolak Vino. Walau dia yang paling dekat, tapi dia paling tau bagaimana mood buruk Jewar. Cari aman bro!
"Gue juga gak mau lah. Denger cerita kalian aja udah merinding" tolak Lisya.
"Gue tau pasti gak ada yang mau jadi kita suit. Gunting batu kertas" ujar bendahara satu
"Yok yok, gue pasti menang" ujar Vino yang sudah siap
Mereka berempat mulai gunting batu kertas
"Gunting batu kertas" ujar mereka bersamaan
Bendahara satu kertas, selebihnya batu
"Tinggal kita bertiga" ujar Vino
"Gunting batu kertas"
Lisya batu, bendahara dua juga batu dan Vino, gunting!
Bendahara dua langsung ngacir di samping pacarnya
"Yes menang, sana elo masuk" ujar Lisya dengan wajah tengil pada Vino
"Lo cantik deh hari ini, dek" ujar Vino. Mencurigakan
Tanpa di duga, Vino mendorong punggungnya masuk pada pintu yang yang ia gunakan dengan sebelah tangannya dan langsung ditutup kasar
Lisya menutup matanya rapat-rapat saat berdiri membelakangi pintu. Kalau dengan Vino pasti UPG- ujungnya pasti gue.
"Lo telat! Keluar!" ujar dingin laki-laki yang sedari tadi mereka takuti
Lisya merinding lalu menatap laki-laki yang sedang fokus dengan laptopnya. Lisya bingung harus ngapain, soalnya gak sempat briefing dulu sih.
"Lo gak denger?" ucapan itu keluar dari mulut laki-laki yang tidak mengalihkan pandangannya pada laptop
Lisya merasa ada setan dimana mana yang sedang bahagia karena ketakutannya. Lisya mencoba berjalan mendekat
"Lo gak denger?" ucapan itu kembali keluar dan sekarang Jewar menatapnya tajam
Lisya menunduk sambil berdiri di depan meja Jewar. Lalu ia sadar, kok bisa dia takut sama si lempeng?
"War, gak jadi rapat?" tanya Lisya ramah
"Telat! Keluar!"
"Itu artinya gak jadi kan, iya kan?"
"Gak tau diri, udah telat juga"
"Lo nyuruh keluar ya artinya gak jadi rapat"
"Siapa bilang?"
"Kampret! pake nanyain. Gimana mau rapat kalau lo nyuruh kita keluar semua. Di luar udah kayak ngantri sembako" gerutu Lisya
"Siapa suruh telat" Jewar menatap laptopnya
"Nyebelin banget lo lempeng. Masalah lo jangan bawa ke OSIS. Anjing bener dah" maki Lisya sambil menatap ke arah lain dan melipat tangannya
Jewar menoleh ke arah gadis yang menatapnya tajam. Ia berdiri dan mulai berjalan gadis itu
"Berhenti ngumpat gue" ujar Jewar berdiri menjulang di depan Lisya
Lisya tersadar lalu menatap cowok didepan nya dengan berani. Sedikit mendongak karena Jewar lebih tinggi
"Apa?" tantang Lisya sok sok-an. Lisya menyadari jika wajah Jewar terdapat luka di bagian pipi. Tiba-tiba Lisya menjadi kasihan.
"Lo gak atau apa-apa jadi jangan sok kayak gitu" ujar Jewar mendekat maju
Lisya mundur hingga mentok di meja "mau sebesar apapun masalah lo jangan bawa ke organisasi. Yang lain linglung mau gimana" ujar Lisya
"Keluar!" ujar Jewar hingga membuat Lisya lari darinya
Jewar menatap Lisya yang malah membuka lemari OSIS. Mengambil sebuah kotak putih lalu berjalan kembali ke arah Jewar
"Keluar Lisya!" sarkas Jewar masih menaikkan suaranya satu oktaf
"Iya! Nanti keluar kalau luka lo udah di obatin" ujar Lisya meletakkan kotak P3K yang dia ambil tadi ke meja
"Gak usah di obatin" ujar Jewar menahan tangan Lisya
Lisya malah salfok sama punggung tangan Jewar yang juga luka dan lebam
"OMG! Tangan lo juga" ujar Lisya memegang tangan itu
Lisya mengambil sebelah tangan lagi dan melihat nya. Dan ternyata juga sama dan lebih parah
"Lo ngapain sih? Berantem?" tanya Lisya. Lisya itu paling kasihan kalau liat orang luka-luka. Contohnya Revan dan sekarang Jewar.
"Menjauh Lisya" titah Jewar menarik tangannya
"Iya! Tapi tunggu obatin tangan lo dulu" timpal Lisya lalu mengambil kapas dan alkohol
Lisya mulai mengobati tangan kanan Jewar terlebih dahulu dengan telaten. Lisya lega ternyata Jewar tidak menolak lagi.
Jewar menatap tangan mungil itu yang mengobati tangannya. Selain beda tinggi, ukuran tangan mereka berbeda sangat jauh. Jewar tersentak saat pemilik tangan itu mendongak
"Sambil duduk ya. Kaki gue udah capek" keluh Lisya pasalnya sudah berdiri dari depan ruang OSIS hingga sekarang
Tanpa aba-aba tubuh Lisya melayang dan terduduk di atas meja tempat ia meletakkan kotak P3K. Pelakunya Jewar
Lisya kaget "ngapain gendong?" tubuhnya segitu ringannya ya jadi mudah di gendong?
"Kaki lo capek kan" ujar Jewar datar
Lisya membuang nafas kasar lalu mengambil tangan itu kembali. Biarin aja deh yang penting duduk.
"Eh anak OSIS gimana? Jadi rapat gak?" tanya Lisya
Jewar tak menjawab tapi mengeluarkan ponselnya dengan tangan kanan yang sudah di obati
"Halo war"
Lisya mendengar suara itu dan sangat kenal pemiliknya. Orang menyebalkan yang dengan kurang ajar nya melempar Lisya ke dalam ruang mematikan ini.
"Rapat batal! Ganti sama besok. Jangan sampai ada yang telat!" sarkas Jewar
"Oke mas bro. Sorry, gak bakal kita ulangi. Lisya sehat kan di dalem?"
Hampir sakit! Badannya aja tadi gemeteran. Liat aja Vino nanti! Bakal dapat pembelajaran dari Lisya.
Panggilan dimatikan oleh Jewar. Ia tidak menjawab pertanyaan Vino. Toh cewek yang di tanya gak di apa apain.
"Lo ada masalah? Eitts bukan mau ikut campur tapi cuma mau nanya aja mana tau kita anak OSIS bisa bantuin" ujar Lisya
"Privacy" jawab Jewar datar
"Oke gakpapa kok"
Hening sejenak
"Lo percaya rumor gue sama Sasya?" tanya Jewar memecah keheningan
"Rumor yang mana?"
"Lo tau nya yang mana?"
"Yang masalah kita baru ini" slebeww, kita.
Jewar mengganguk lalu berucap "Sasya gak cocok temenan sama lo"