Sandra Harris adalah perawan tua kaya raya yang tidak pernah berminat untuk menikah. Ketika usianya 23 tahun, Sandra mengadopsi anak jalanan. Apa yang dia lakukan justru membuatnya dicampakkan oleh sang kekasih.
Sejak itu Sandra memutuskan untuk tidak menikah. Dia fokus membesarkan putranya tapi lambat laun, muncul gosip jika dia memilki hubungan gelap dengan putra angkatnya itu.
Takut gosip itu menggagalkan pernikahan putranya membuat Sandra memutuskan untuk menikah meski usianya sudah 51 tahun.
Sebuah situs jodoh mempertemukan dirinya dengan Daniel, mantan masa lalu yang berusia 52 tahun.
Daniel yang sudah duda dan memiliki 2 anak bersedia menikah dengan Sandra tapi hubungan mereka ditentang keras oleh anak-anak Daniel yang menginginkan ayah mereka rujuk lagi dengan ibu mereka.
Hal itu membuat Sandra dalam dilema. Antara mempertahankan Daniel dan mengalah, dia harus memilih antara satu.
"Kita tidak berjodoh, jadi bercerai saja!" Apakah Daniel akan melepaskannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Linda, apa kau sudah menghubungi Papa?" Dion bertanya pada adiknya karena tidak ada kabar apakah ayah mereka akan pulang atau tidak.
Linda tidak menjawab pertanyaan ayahnya lagi karena dia kesal sebab ayahnya ingin membawa kekasihnya pulang. Padahal dia ingin mereka makan malam bersama tanpa adanya orang lain agar ayah mereka mau memaafkan perbuatan mereka tapi ayahnya tidak mengerti sama sekali akan keinginannya.
"Linda, aku bertanya padamu tapi kenapa kau tidak menjawab?"
"Papa bilang dia akan pulang tapi dengan kekasihnya!" Jawab Linda kesal.
"Apa? Kita ingin makan malam bersama tapi kenapa Papa harus membawa kekasihnya pulang?"
"Aku tidak tahu, sepertinya Papa memang ingin mempertemukan kita dengan kekasihnya. Mungkin Papa pikir ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan kekasihnya pada kita!"
"Cih, memalukan!" Semoga saja istrinya tidak mencibir dan membicarakan ayahnya yang membawa kekasih lagi di usianya yang sudah tua.
"Papa memang sangat memalukan!" Linda pun menyetujui ucapan kakaknya.
"Sudah Mama katakan pada kalian berdua jika kalian tidak boleh bersikap seperti itu jika kalian ingin mendapatkan maaf. Percayalah, hukuman yang kalian dapat akan semakin bertambah jika kalian tidak bersikap baik apalagi dengan wanita yang akan di bawah oleh ayahmu nantinya!" Rena juga berada di sana karena dia memang ingin makan malam bersama dengan mereka semua.
Walau sesungguhnya dia pun tidak suka mendengar Daniel akan pulang membawa kekasihnya tapi apa yang bisa dia lakukan? Sekarang dia harus membantu anak-anaknya supaya Daniel tidak memberikan hukuman lagi pada mereka.
"Ma, Mama tidak boleh diam saja. Mama harus menunjukkan pada wanita itu jika dia tidak pantas berada di keluarga kita!"
"Bodoh, Mama sudah tidak memiliki wewenang karena Mama bukan siapa-siapa ayahmu lagi. Yang berhak melakukan hal itu adalah kalian berdua karena kalian adalah anak-anaknya jadi jangan meminta Mama melakukan sesuatu yang sudah tidak bisa Mama lakukan!"
"Jika begitu, Linda yang akan mempermalukannya nanti!" Siapa pun yang menjadi kekasih ayahnya, dia tidak akan pernah menyetujuinya tapi dia harap ayahnya hanya pulang seorang diri tapi keinginan Daniel tetap ingin memperkenalkan Sandra pada anak-anaknya jadi dia membawa Sandra pulang.
Cepat atau lambat, putra-putrinya harus bertemu dengan Sandra jadi tidak ada alasan untuk menunda apalagi mereka sedang berkumpul.
"Aku tidak yakin akan hal ini, Daniel," Sandra tampak ragu. Dia tahu anak-anak Daniel pasti menolak kedatangannya. Dia khawatir kedatangannya, memperburuk suasana serta hubungan Daniel dengan anak-anaknya.
"Tidak perlu khawatir, Sandra. Mereka mau menerima dirimu atau tidak, yang penting mereka sudah bertemu denganmu."
"Aku takut semakin mengacaukan hubunganmu dengan anak-anakmu, Daniel."
"Tidak akan. Aku rasa mereka tahu apa yang harus mereka lakukan setelah mendapat hukuman dariku. Jika mereka berani bersikap kurang ajar padamu, itu berarti mereka telah menyia-nyiakan kesempatan yang mereka miliki. Percayalah padaku , mereka melakukan hal ini untuk mendapatkan simpatiku supaya aku berhenti menghukum mereka jadi malam ini adalah kesempatan untuk mempertemukan dirimu dengan anak-anakku."
"Baiklah. Aku akan mempercayai dirimu dan aku harap mereka dapat menerima aku walaupun yang mereka tunjukkan hanyalah kepalsuan saja," itu lebih baik daripada Daniel bertengkar dengan anak-anaknya.
"Tolong jangan berbicara seperti itu, Sandra," Daniel memegangi tangan Sandra. Dia tidak suka dengan perkataan Sandra dan dia berharap putra dan putrinya tak mengecewakan.
Sandra berusaha tersenyum walaupun sesungguhnya dia sedikit was-was akan hal ini. Entah bagaimana reaksi anak-anak Daniel ketika bertemu dengannya. Dia tidak berharap lebih karena dia sudah tahu mereka pasti akan menolak keberadaan dirinya dan benar saja, begitu mereka tiba, putra dan putri Daniel pura-pura tidak melihat dirinya.
"Kakek!" Dion meminta putrinya untuk membujuk karena dia tahu kelemahan ayahnya adalah putrinya.
"Kenapa baru datang padahal kakek sudah memintanya dari kemarin?" Daniel menggendong cucu perempuannya dan ucapan itu dia lontarkan untuk menyinggung Putra dan menantunya.
"Kakek, kenapa mobil papa jadi jelek? Sherly jadi tidak bisa ke sekolah karena tidak ada supir yang biasa mengantar Sherly," cucunya memperlihatkan ekspresi sedih. Tentunya dia sudah diajari oleh ayah dan ibunya supaya kakeknya mengembalikan semua fasilitas yang mereka nikmati selama ini.
"Kakek ingin kalian hidup hemat jadi Sherly harus terbiasa."
"Pa, kami tidak pernah berfoya-foya lalu kenapa kau berkata seperti itu seolah-olah kami telah menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang tidak diperlukan?"
"Aku tidak sedang berbicara denganmu, Dion. Apa kau kira setelah kau meminta Sherly mengucapkan perkataan ini, aku akan merasa Iba? Kau dan Linda telah dimanjakan dengan uang sejak kecil jadi Sherly harus belajar untuk menghargai sesuatu agar dia tidak seperti dirimu di kemudian hari!"
"Tapi kami tidak perlu terkena imbasnya, Pa!" Menantunya mengutarakan keberatannya karena mereka harus terkena imbasnya.
"Kau juga harus belajar menerima Dion apa adanya. Jika kau mampu bertahan dengannya dalam keadaan sulit maka aku akan mengembalikan semua fasilitas yang kalian nikmati selama ini tapi jangan coba-coba menghianati dirinya hanya karena hal ini!" Daniel menatap menantunya dengan tajam lalu dia memandangi mantan istrinya yang berada di sana.
"Pa, kenapa Papa jadi seperti ini?" Linda tidak bisa menahan diri apalagi dia tidak suka dengan kehadiran Sandra.
"Aku tidak berubah tapi kalianlah yang berubah," Daniel menurunkan cucunya dari gendongan, "Kalian terlalu egois dan tidak bisa menghargai aku sebagai ayah kalian oleh karena itu Papa ingin kalian belajar menghargai orang tua!"
"Aku juga ingin Papa menghargai kami sebagai anak-anak Papa. Kami ingin makan malam bersama dengan Papa, tapi kenapa Papa justru membawa wanita itu kembali?" Semua mata tertuju pada Sandra, dia mendapatkan tatapan tak menyenangkan dari anak-anak Daniel serta dari mantan istrinya.
"Linda, kau semakin tidak menghargai Papa padahal Papa sudah memberikan hukuman kepadamu. Papa mengajak sandera kembali karena Papa ingin memperkenalkan dirinya pada kalian semua," Daniel meraih tangan Sandra, dan menariknya mendekat.
"Sandra, mereka adalah putra dan, Dion dan Linda dan ini adalah cucuku," dia tidak memperkenalkan yang lainnya karena dia rasa Sandra sudah tahu.
"Selamat malam. Aku Sandra Harris, teman Papa kalian," Sandra tersenyum tapi dia disambut dengan acuh tak acuh.
"Maaf jika aku mengganggu waktu kalian dan maaf jika aku hanya membawa ini," Sandra memberikan kotak makanan yang dia bawa pada Linda.
Linda memandanginya sambil mencibir. Tangannya terulur untuk mengambil kotak makanan itu tapi ketika Sandra melepaskannya karena dia pikir Linda telah mengambilnya, Linda justru dengan sengaja tidak memegangnya dengan erat sehingga kotak makanan itu jatuh ke atas lantai.
Kue yang ada di dalam kotak itu menjadi hancur dan sebagiannya keluar dari dalam kotak.
"Ups, aku tidak sengaja," Ucap Linda tanpa merasa bersalah.
"Linda!" Daniel hendak menghampiri putrinya yang kurang ajar itu. Akan tetapi, Sandra menahan tangannya dan menggeleng. Dia tidak ingin ada keributan dan dia tidak akan mengambil hati hanya karena kue itu terjatuh.
Daniel menghela nafas, dia baru tahu jika putrinya begitu kurang ajar dan tak memandang dirinya.
Putrinya masuk ke dalam bersama dengan mantan istrinya Begitu juga dengan putranya, dia membawa istri dan putrinya untuk masuk ke dalam. Daniel kembali menghela nafas, ada apa sebenarnya dengan mereka?
selalu ada nasehat yg bs dipetik
ini kisah cinta saat usia sdh matang, dan mungkin agak terlambat. namun cinta mmg tak pandang usia. Hadirnya tiba² tanpa permisi, jika pergi tiba² bisa menyisakan luka walau tak berdarah....
aq jd curiga dg istri Dion...dan kenapa takut dan tunduk pd istri ..?
semoga aja Sandra tidak tertipu dg anak2nya Daniel