Satu ibu bisa membesarkan beberapa orang anak tapi belum tentu beberapa anak bisa membesarkan satu orang tua.
Ibu Yarni mempunyai enam orang anak, empat laki - laki dan dua orang anak perempuan. Ia wanita yang kuat bisa membesarkan keenam anaknya tanpa adanya seorang suami.
Suaminya meninggal saat penyakit yang menggerogotinya tidak bisa lagi di sembuhkan karna keterbatasan ekonomi.
Keenam anaknya alhamdulilah bisa sukses tapi lima dari anaknya mulai menjaga jarak, hanya anak bungsu yang selalu setia berada disampingnya.
Bagaimana kisah kehidupan bu Yarni selanjutnya? Apakah ia akan bisa berkumpul kembali bersama anak - anaknya atau tidak sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Di bawah langit yang gelap dengan bintang - bintang kecil bertaburan serta cahaya bulan yang redup karna belum sempurna. Nampak tiga orang lelaki tengah duduk di temani segelas kopi dan sedikit cemilan.
"Abang sekarang tinggal dimana?" tanya Dezi pada Reza.
"Untuk sementara abang numpang dulu sama mertua. Kalau mengontrak sayang uangnya,mending buat modal." tutur Reza.
"Sama dong kaya aku bang,tapi sayangnya aku ga punya modal bang." keluh Aldi.
"Ini jadi pelajaran bagi kita kedepannya. Jangan pernah lagi berhutang jika akan berakhir seperti ini. " ujar Dezi.
"Bener bang,kapok aku. Istri dan mertua marah terus sama aku. Kupingku panas mendengar omelan mereka berdua." celetuk Aldi.
"Trus langkah kita selanjutnya gimana bang?" tanya Dezi.
"Abang juga ga tau. Sepertinya kita harus mengandalkan usaha masing - masing. Abang juga ga mau jatuh pada lubang yang sama lagi. Andai si bungsu ada tentu kita masih hidup enak. Lagian si Hendra kenapa ga mau sama si kakak ya. Padahal si kakak juga ga kalah cantik dari si bungsu." Reza meminum kopinya hingga tandas.
Wajah putus asa tergambar dari ketiganya. Dulu ketiganya bisa sombong karna banyak uang kini saat semuanya hilang mereka tidak bisa apa - apa. Mereka harus memulai semuanya dari nol kembali.
Sementara itu Yos yang tidak terlibat dengan saudara saudaranya masih bisa bernafas lega setidaknya ia tidak perlu menjual aset yang Ia punya.
Yos hampir setiap hari menyempatkan waktunya untuk mencari keberadaan adik bungsu dan ibunya. Ia tahu dari sepupunya yang mengatakan bahwa sehari setelah keberangkatan dari kampung ,si bungsu dan ibunya juga berangkat ke jakarta naik bus.
Dua minggu berlalu,inikah memasuki minggu ketiga tapi sampai saat ini belum ada kabar sama sekali. Nomor ponsel si bungsu sama sekali tidak bisa di hubungi.
"Gimana bang,udah ada kabar belum?" tanya istri Yos.
"Belum,yang. Abang sudah keliling dan meminta bantuan sepupu lain jika melihat si bungsu dan mak agar segera menghubungi abang." Wajah Yos nampak sendu.
"Sabar ya,bang. Nanti juga insya allah si bungsu dan mak pasti kita temukan." istrinya Yos mencoba menghibur suaminya yang tengah bersedih.
Sementara itu Si bungsu sudah mulai bekerja di kantornya Ardi. Ia merasa tidak enak bila harus berangkat bareng Ardi.
"Bang biar aku berangkat naik kendaraan umumnya. Ga enak di lihat orang." protes Si bungsu.
"Kenapa ga enak. Kita kan ga ngapa - ngapain. Lagian kita satu arah ga ada salahnya aku memberi tumpangan kamu." ujar Ardi santai.
"Bukan gitu bang, ga enak aja sama karyawan lain. Aku tuh berasa di bedakan dengan yang lain gitu." ujar Si bungsu.
"Iya, dengar ya baik - baik. Aku ga peduli orang penilaian orang lain. Yang terpenting aku bisa memastikan kamu pulang pergi dengan selamat." spertinya Ardi mulai mengungkapkan isi hatinya.
"Nanti pacar bang Ardi marah sama aku. Aku takut di bully bang." kekeh Si bungsu untuk menghilangkan kegugupannya. Entah kenapa saat berada didekat Ardi ada rasa canggung yang selalu membuatnya gugup.
...****************...
Selamat siang kk,thor udah up ya. terimaksih sudah menunggu dan terimaksih supportnya kk Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya .😘😘🙏🙏🙏🙏
yruh2 ade