NovelToon NovelToon
Azzura

Azzura

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Rani

Dialah Azzura. Wanita yang gagal dalam pernikahannya. Dia ditalak setelah kata sah yang diucapkan oleh para saksi. Wanita yang menyandang status istri belum genap satu menit saja. Bahkan, harus kehilangan nyawa sang ayah karena tuduhan kejam yang suaminya lontarkan.

Namun, dia tidak pernah bersedia untuk menyerah. Kegagalan itu ia jadikan sebagai senjata terbesar untuk bangkit agar bisa membalaskan rasa sakit hatinya pada orang-orang yang sudah menyakiti dia.

Bagaimana kisah Azzura selanjutnya? Akankah mantan suami akan menyesali kata talak yang telah ia ucap? Mungkinkah Azzura mampu membalas rasa sakitnya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Bab 24

Tangan Angga ringan meraih laporan medis tersebut. Hal yang tidak pernah ia lihat sejak kakeknya masih hidup hingga orang tua itu pergi untuk selama-lamanya.

Satu demi satu laporan itu ia lihat dengan teliti. Kemudian, pada lembaran terakhir dari laporan itu terdapat tanda tangan yang sangat menarik perhatian Angga.

"Azzura?"

Ya. Di sana ada tanda tangan Azzura. Sebuah tanda tangan khas milik Zura dengan menambahkan nama setelah tanda tangan di atasnya.

Nama itu membuat Angga mengulang kembali membaca laporan medis kakeknya dengan lebih teliti. Itu adalah laporan saat kakeknya mengalami kecelakaan. Tanda tangan itu membuktikan kalau Zura lah yang telah bertanggung jawab atas penyelamatan kakek Angga. Karena dialah yang membawa si kakek ke rumah sakit. Meski dia bukan keluarga dari pasien, tapi sebagai penolong, dialah yang bertanggung jawab untuk membubuhi tanda tangan di atas kertas medis ini.

Bergetar tubuh Angga karena kenyataan yang baru ia ketahui setelah sekian lama. Ternyata dia telah begitu kejamnya menyakiti orang yang telah memberikan pertolongan pada kakeknya. Wajar kakeknya bersikeras mengatakan kalau Zura lah yang menyelamatkan dirinya bukan Tania.

"Tidak. Ini tidak mungkin," gumam Angga sambil merosot jatuh ke atas lantai.

Lembaran kertas itu ia genggam erat. Hatinya sangat terluka sekarang. Pantas saja kakeknya selalu datang ke dalam mimpinya ketika ia tidur pada malam hari. Terutama jika itu malam guntur dan hujan lebar. Maka tidurnya tidak akan pernah nyenyak.

Waktu itu, saat Tania mengakui kalau dialah penyelamat kakek Angga, pikiran Angga langsung membenarkan pengakuan Tania. Bahkan, dia pikir kakeknya telah termakan guna-guna Zura yang membuat karangan bahwa Zura adalah penyelamat sang kakek yang sesungguhnya. Tapi ternyata, yang termakan guna-guna adalah dirinya sendiri.

Guna-guna kebodohan yang membuatnya sampai tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sungguh menyedihkan.

Angga tergugu sekarang. Wajahnya ia sembunyikan dibalik kedua lutut yang ia peluk erat. Sungguh, rasa bersalah itu sudah sangat menggunung sekarang. Penyesalan yang terlambat membuatnya merasa ingin menghilang saja dari dunia ini. Tapi untungnya, dia masih sadar kalau bunuh diri itu sama sekali bukan pilihan yang tepat.

Di sisi lain, Zura dan Lula telah kembali ke kamar hotel yang mereka sewa. Azzura merasa aneh dengan pintu kamar tersebut. Firasatnya mengatakan ada yang telah memasuki kamarnya meski tidak ada tanda-tanda yang berarti.

"La. Apa kamu merasa ada yang tidak beres dengan kamar kita?"

Lula yang sedang duduk di atas kasur setelah masuk ke dalam kamar langsung melihat Zura dengan tatapan lekat karena penasaran.

"Maksudnya, mbak?"

"Gak. Aku merasa seperti kamar kita sudah dikunjungi oleh orang."

"Ah, masa sih, mbak? Aku kok gak ngerasa apa-apa ya? Coba aku lihat dulu, ada yang aneh ngga dengan barang-barang kita."

Lula bergerak cepat memeriksa seluruh sisi dari kamar tersebut. "Gak ada yang hilang, mbak. Dan lagi, gak ada yang berubah juga dari barang milik kita."

"Iya yah. Ish, ya sudahlah. Mungkin perasaan aku aja."

....

Angga baru terbangun saat malam telah menjelma. Dari siang hingga ke malam, dia tetap berada di kamar kakeknya tanpa beranjak sedikitpun. Bahkan, posisinya sejak terjatuh di samping kasur juga tidak berubah. Entah sejak kapan ia terlelap. Entah tidur ataukah pingsan, dia juga tidak tahu. Yang jelas, ia baru sadarkan diri ketika jam menunjukkan pukul sembilan malam. Itupun tersadar karena panggilan Adya di pintu kamar sekarang.

"Tuan muda."

"Tuan muda, apakah anda di dalam?"

"Tuan muda, anda baik-baik saja, bukan?"

Terdengar suara cemas dari Adya saat ini. Angga yang menyadari akan kekhawatiran Adya, langsung memilih bangun dari jatuhnya.

"Iya. Aku di dalam."

Suara Angga tentu saja membuat Adya merasa lega. Karena sebelumnya, dia sangat mencemaskan kondisi tuan mudanya itu.

Pintu kamar Angga buka. Senyum Adya langsung terlihat. "Ya ampun, tuan muda. Apa anda baik-baik saja sekarang?"

"Adya. Aku baik-baik saja. Jangan cemas."

Adya tidak menjawab sekarang. Karena saat ini, mata pria itu sedang fokus dengan melihat wajah dan sekujur tubuh dari tuan mudanya yang terlihat sangat tidak baik-baik saja.

"Tuan muda. Anda terlihat sangat pucat. Anda pasti belum makan sejak tadi pagi, bukan?"

"Ayo, tuan muda. Makan dulu sekarang. Jangan biarkan tubuh anda sakit."

Angga langsung memijat tulang hidungnya. Setelah kepergian orang-orang yang ia sayang, tidak ada lagi yang begitu peduli padanya selain Adya. Hidupnya sangat menyedihkan. Punya mama, tapi sama sekali tidak pernah mengakui keberadaannya. Dia merindukan perhatian seorang mama. Tapi sayang, tidak pernah ia dapatkan.

"Aku tidak butuh makan, Adya. Aku sudah kenyang."

"Tuan muda jangan begitu. Tuan muda tidak makan sejak kemarin malam. Hanya cemilan dan minum air saja. Bagaimana bisa seperti ini."

"Adya. Kamu asisten ku, bukan orang tuaku. Jangan urus urusan pribadi yang tidak seharusnya kamu urus."

"Tuan muda, saya tahu siapa saya. Tapi, saya tidak bisa membiarkan anda seperti ini. Saya tidak ingin anda kenapa-napa. Anggap saja ini adakah pekerjaan saya. Karena jika anda sakit, siapa yang akan membayar gaji saya."

Angga langsung menatap tajam Adya selama sesaat. "Dasar manusia." Angga berucap dengan nada kesal.

Tapi, ucapan Adya ternyata mampu membuat Angga mendengarkan apa yang Adya katakan. Angga beranjak menuju meja makan. Hal tersebut membuat Adya sedikit senang. Setelahnya, dia meminta pelayan menyiapkan air hangat untuk Angga mandi. Tuan mudanya memang sangat kekurangan kasih sayang dan perhatian. Adya cukup paham akan hal tersebut.

Sejak kecil, Angga sudah tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Hanya kakek yang ia punya sebagai satu-satunya orang tua. Sedangkan sang mama, malah meninggalkan dia setelah papanya meninggal. Jadinya, pria ini memang sangat haus akan kasih sayang. Saat sedikit saja kasih sayang yang ia dapatkan, dia malah merasa kalau dirinya harus mempertahankan kasih sayang itu. Tanpa sadar, kasih sayang itu tidak tulus.

....

Zura meninggalkan kota pagi ini. Karena terlalu banyak hal yang harus ia urus di kota S, sedangkan urusannya di kota ini sudah selesai. Ia pun langsung pulang setelah dua hari menginap.

Saat Adya mengetahui kabar itu, dia awalnya ragu untuk mengatakan. Tapi setelahnya, ia katakan juga pada Angga yang sedang sarapan di meja makan.

"Tuan muda. Nona Zura ... sudah meninggalkan hotel pagi ini."

Tangan Angga yang sedang ingin menyuapi makan ke dalam mulut langsung membatu. Sesaat ia terdiam. Niat ingin memasukkan makanan ke dalam mulut ia batalkan. Makanan yang hampir saja sampai ke mulut itu ia kembali kan lagi ke dalam piring.

"Ke mana ia akan pergi kali ini?"

"Menurut prediksi mata-mata kita, dia sedang menuju banda sekarang. Namun, tujuan pasti masih belum bisa dipastikan, tuan muda. Karena data nona Zura tidak pernah bisa kita lacak."

1
Helty Asia Jodin
aduiiiii.... knpa mcm ne. Nasib baik baca part akhir. baik sm y pernah kas sakit uhhhhh.
Cece Jumi
jangan S dong Thor, tulis aza kotanya Surabaya
Rani: iyah. hehehe, aku kadang ada ngerasa gimana gitu kalo mau nulis langsung. sulit tuk aku jelaskan.
total 1 replies
Idahas 3105
kaki yg hancut, hati yg kena/Smile/
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Idahas 3105
mungkin Angga dgn adik tirinya
Idahas 3105
biar kartu ATM diambilpun percuma klo ga tau pin nya
Leni Marlina
Buruk
Nazka Aditya
assalamu'alaikum... thor... aku mampir ya... 😁
Eulis Kurniasih
lanjuut penasaran nih
Wisnu Mahendra
kalo azzura cinta sama angga kayaknya mustahil kan? secara, mereka menikah karena dipaksa, gak ada perasaan apa2, trus disakiti dengan talak, trus ayahnya sampe meninggal serangan jantung...mustahil banget kalo sampe jatuh cinta
Wisnu Mahendra
panggilannya azu...mirip asu...anjing
Dessy Christianti
Luar biasa
Oka Derza
good job girl
Lia Safitri
bagus cerita nya
Lia Safitri
kalu loe tau makin bersalah lah loe itu.. trima saja nanti kalo kau tak di anggap nya nanti
Lia Safitri
karena kau jahat pada anak angkat nya.. /Awkward//Panic/
Lia Safitri
zura kamu yang tabah ya
Araaa
zv
Ryan Jacob
semangat Thor
Ery Tjajaningsih
baru baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!