Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Setelah sampai di lantai dasar Ana dan Zahra keluar menuju parkiran, ternyata Zahra menggunakan sepeda motor maticnya.
"Kamu pulang dengan siapa?"
Ana bingung untuk menjawab pertanyaan Zahra, dia juga melihat Adam yang keluar dari pintu utama perusahaan.
"Aku naik taksi saja, kamu pulang saja duluan!"
"Kamu pulang denganku saja, aku antar sampai kontrakan kamu." Zahra sudah tahu Ana tinggal di kontrakan, Ana sudah sedikit menceritakan tentang kehidupannya tadi.
"Tidak apa-apa, kamu duluan saja. Aku udah pesan taksi kok!" Ana terpaksa berbohong, karena tadi Adam sudah mengirim pesan padanya.
Jangan sampai ini hari pertama dan terakhirnya bekerja, karena tidak mendengarkan perkataan Adam.
"Ya sudah aku tunggu sampai taksi kamu datang?"
"Tidak usah Zahra, kamu duluan saja, lagian taksinya sudah dekat kok." Ana melihat Adam yang berdiri menatap ke arahnya dengan tatapan tajam
"Tidak apa-apa, lagian aku tidak sedang buru-buru kok."
Ehem!!
Tiba-tiba Zahra menoleh ke arah sumber suara, matanya langsung membulat sempurna saat melihat CEO perusahaan berdiri di hadapannya, tepat di samping Ana
"Kamu pulang bersamaku!" Adam menarik Ana dari sana, dia tidak peduli dengan tatapan bingung Zahra.
"Hati-hati Zahra, aku duluan ya?"
Ana melambaikan tangan ke arah Zahra yang masih tercengang.
"Apa mereka memiliki hubungan spesial?" Gumam Zahra.
"Tapi kata Ana dia memiliki kekasih. Ah sudah lah pusing!"
Zahra meninggalkan perusahaan menuju tempat tinggalnya.
"Sengaja ya lama-lama, agar aku bosan menunggu?"
"Tidak juga tuh, Zahranya saja yang kekeh ingin mengantarku pulang!"
Mereka kini sudah berada di dalam mobil mewah Adam.
"Cape?" Adam memeluk tubuh Ana, dia bersikap begitu manis.
Siapa sangka mafia yang terkenal begitu kejam, tapi saat berada dihadapan Ana dia jadi seperti kucing yang menempel pada ibunya.
"Tidak, biasa saja, dulu saat aku bekerja di kafe, pekerjaanku lebih berat dari ini. Apalagi sekarang hanya duduk saja."
"Ya sudah, sekarang kita mau kemana, Sayang?"
Wajah Ana seketika memerah seperti kepiting rebus.
"Pulang saja, seluruh badanku sudah terasa lengket."
"Kita pulang ke mansion ya Sayang?"
"Tidak, ke kontrakan saja!"
"Tidak mau, kemansion saja?" lagi Adam berusaha membujuk.
Setelah berdebat akhirnya Ana pulang ke mansionnya Adam.
30 puluh menit berlalu kini mereka sampai di depan mansion mewah Adam.
Dia melihat ada mobil Mamanya yang sudah berada di sana.
"Mau apa lagi kesini?"
"Adam, Mama minta maaf Sayang, kamu jangan seperti ini ke Mama."
"Aku tidak perduli, sekarang pergi dari sini!"
Adam langsung membawa Ana menuju lantai 3 melalui lift.
"Sayang, tolong beri Mama kesempatan, Mama janji akan memperbaiki semua ini, Mama mohon!!" Bu Tiara menangis sejadinya di hadapan Adam.
"Baiklah aku akan memberikan kesempatan sekali lagi, jangan pernah mengganggu hidupku lagi, kalau perlu pergi sejauh mungkin dari sini." Adam melanjutkan perjalanan menuju lift.
"Jangan terlalu membencinya, biar bagaimanapun dia adalah orang tuamu. Orang yang sudah melahirkan kamu, jadi jangan terlalu membencinya, jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari."
"Kamu tidak merasakan seperti apa rasanya ada diposisiku, Sayang. Kamu tidak tahu bagaimana dia memperlakukanku dulu, dia hanya memikirkan dirinya sendiri, dan tidak pernah sekalipun memikirkan tentang anaknya."
Aku tahu menjadi kamu tidak mudah, tapi jangan terlalu membencinya, jangan sampai kamu menyesal dikemudian hari."
Ana meneteskan air matanya , Adam yang melihat itu langsung memeluk Ana.
Adam tahu seperti apa perasaan Ana, Ana tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang Ibu.
Bagi Adam perempuan semua sama saja hanya memikirkan tentang dirinya sendiri, tapi setelah melihat Ana, dia jadi yakin kalau Ana tidak sama seperti perempuan lain.
"Kamu sekarang mandi dulu ya, aku akan kembali." Adam mengecup kening Ana, dia turun menuju ruang kerjanya di lantai 2.
Disana sudah ada Elliot, Leon dan Joane.
Adam mendapat kabar dari Leon, maka dari itu mereka langsung menuju mansion Adam.
"Bagaimana, sudah beres?" Tanya Adam yang sudah duduk dikursi kebesarannya.
"Sudah bos, dia tidak akan berani macam-macam lagi!" Jawab Leon.
"Kerja bagus, berikan kompensasi pada keluarganya."
Leon menggangguk, penghianat yang kemarin mereka tangkap sempat melarikan diri, tapi mereka menemukannya kembali dalam keadaan sudah tewas.
Perkiraan Adam pasti ada orang dalam yang membantunya keluar, tapi mereka masih menyelidiki itu.
"Batalkan yang kemarin aku perintahkan, beri mereka kesempatan sekali lagi, jika mereka masih berani mengganggu, langsung hancurkan perusahaan itu, tidak perduli meski dia Ibuku sekalipun."
Adam sudah meminta Elliot untuk menghancurkan perusahaan Bu Tiara yang di bangun dari hasil keringat Ayahnya.
Yapi saat melihat Bu Tiara menangis sambil memohon dia mengurungkan niatnya itu.
"Ok, bagaimana dengan penjualan kita nanti malam, apa gagal lagi?" Tanya Elliot.
Rencananya malam minggu kemarin mereka akan mengekspor barang haram ke tempat biasa.
Tapi mereka gagal karena Adam sibuk dengan wanitanya, bahkan Adam tidak menyuruh mereka untuk melakukannya.
"Kita akan mengekspornya malam ini."
Mereka berbincang bincang cukup lama di dalam ruang kerja Adam.
Sudah hampir pukul 7 malam mereka masih mengobrol, Adam juga menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Rendi dan anak buahnya.
Ia takut nanti dia mencelakai Ana, karena dendam, tapi sejauh ini masih aman terkendali.
Elliot, Leon dan Joane mereka tinggal di samping mansion bersama Adam, tapi mereka jarang menginap di sana termasuk Adam, mereka sering menginap di club yang di kelola oleh Joane.
Tapi akhir ini Adam sudah kembali ke mansion apalagi semenjak Ana datang di kehidupannya, dia kini lebih sering menghabiskan waktu bersama gadis pujaan hatinya itu.
Setelah berbincang-bincang Adam menuju lantai 3 tempat dimana dia meninggalkan Ana.
Sedangkan tiga bawahannya langsung keluar menuju lantai pertama, malam ini mereka akan menginap lagi di mansion.
Saat berada di tangga mereka mencium bau yang sangat sedap.
Elliot langsung menuju ruang makan, diikuti oleh Joane, dia melihat wanita yang memikat hatinya sedang menyiapkan hidangan makan malam dengan penuh senyuman.
Elliot langsung terpaku saat melihat kecantikan Ana.
"Adam sangat beruntung." batin Elliot.
Ana yang sibuk dengan pekerjaannya tidak menyadari kehadiran 3 pria dewasa yang berdiri di dekatnya.
Tiba-tiba dari tangga Adam berteriak memanggil Ana.
Tanpa perduli dengan keberadaan bawahannya dia langsung memeluk tubuh Ana dari belakang.
"Kamu membuatku khawatir, Sayang. Sedang apa kamu disini, hem?" Adam membalikkan tubuh Ana.
"Jangan dekat-dekat, Adam, mereka memperhatikan kita!" Bisik Ana, dia sangat malu melihat keberadaan sahabat Adam di hadapannya.
Saat mencari Adam tadi, Bi yanti mengatakan kalau Adam berada di ruang kerja, jadi dia langsung berinisiatif memasak untuk mereka semua.
"Kamu tidak perlu memasak, Sayang. Disini ada banyak pelayan, kalau kamu ingin sesuatu tinggal bilang."
"Aku bukan perempuan manja, aku masih memiliki kedua tangan yang utuh." Ana hanya meminta pelayan untuk menghidangkan makanan yang tadi di masak olehnya.
Adam tidak melepaskan Ana sedikit pun, Elliot yang melihat itu bukannya merasa marah, dia justru merasa senang melihat Adam yang kembali seperti dulu.
"Ternyata pengaruh Ana sangat kuat." Gumam Elliot.
"Sudah move on ya?"
Pertanyaan Joane membuat Adam melirik tajam kearah mereka.
"Move on dari siapa?"
Pertanyaan Adam membuat aliran darah Elliot terasa berhenti.
"Ooohhh itu, Elliot kemarin jatuh cinta pada calon orang lain, tapi sepertinya dia sudah mulai move on."
Elliot yang mendengar jawaban Joane langsung mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Tidak perlu move on, kita akan merebut perempuan itu. Jika dia bisa membuat Elliot jatuh cinta kenapa tidak? Beritahu aku siapa pacarnya, aku akan langsung merebutnya untukmu."
Elliot menelan ludah kasar, Joane melirik ke arah Elliot dengan tatapan yang sulit diartikan..
"Tidak perlu, lagian perempuan itu sudah terlihat tua, jadi aku sudah tidak tertarik lagi." Elliot melirik ke arah Ana yang sedang menyiapkan makanan.
"Lagian kamu sih, masa jatuh cinta untuk pertama kali langsung pada perempuan tua? Lihat aku!!" Adam langsung merangkul Ana.
"Jatuh cinta pada pandangan pertama langsung pada gadis yang masih cantik, dan imut seperti Ana." ucap Adam dengan bangganya.
Sementara Ana hanya memutar bola matanya malas.
Mereka menikmati makanan dengan tenang, tapi tidak dengan Elliot, dia sangat gemetar, kalau Adam tahu dia jatuh cinta pada Ana, bagaimana nasibnya setelah itu?
Bahkan dia tidak yakin akan selamat.
***********
***********