***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
***
Entah berapa lama Grace tertidur, yang jelas saat ia terbangun dan membuka matanya, ia sudah berada di ruangan yang serba putih. Selain itu sejak tadi telinganya terus mendengar percakapan satu orang ditambah juga ada bunyi tit yang sejak tadi berbunyi. Tapi Grace tidak tahu itu apa.
Selain itu, ternyata ditangannya juga terpasang infusan. Tunggu dulu, infusan? Apa Grace kecelakaan? Jika tangannya diinfus, besar kemungkinan dia ada di rumah sakit. Itu pikirnya.
Grace mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya ia melirik ke arah samping, arah dimana ia mendengar seseorang tengah bercakap. Itu Atlas? Dia sedang menelepon ternyata. Pantas.
Grace terdiam sejenak, mencoba mengingat kejadian sebelum dia berada di ruangan ini. Dia ikut ke pesta, lalu dia berkenalan dengan seseorang. Di pesta itu juga dia pergi ke toilet dan ditoilet dia mengalami sebuah hal yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya. Yah, Grace ingat hal itu.
Tangannya terangkat guna meraba pipinya yang ditampar kuat oleh pria itu. Dia pria yang mengajak Grace berkenalan, tapi Grace menjawabnya dengan acuh. Tapi kenapa dia melakukan itu semua padanya? Apa karena diacuhkan? Tapi seingatnya juga, pria itu mengatakan nama King Atlas.
"Baguslah kalau kau sudah bangun. Bagaimana? Apa ada yang sakit?"
Grace melirik ke arah Atlas yang mendekat ke arahnya dan duduk disamping brankarnya.
"Berapa lama aku tidur?"
"Hampir dua hari. Kau pingsan karena mendapat benturan di kepala."
Grace menggerakan alisnya dan mencoba merasakan apa ada yang menempel di dahinya. Dan ternyata benar, ada perban disana. Bukan hanya perban biasa, tapi perban yang melingkar sepanjang lingkar kepalanya.
"Apa aku gegar otak?"
"Yup, ringan. Sebenarnya, ada yang ingin aku tanyakan soal kejadian kemarin. Kronologinya seperti apa?" tanya Atlas.
"Kejadian itu terjadi karena kau. Karena aku ingat, sebelum dia menampar dan memukul ku sampai aku pingsan, dia sempat mengucapkan nama mu."
"Kau mengenal pria itu?"
Grace menggeleng pelan. "Aku tidak pernah memiliki musuh. Tapi setelah bekerja dengan mu, kehidupan ku sepertinya tidak akan seaman dulu lagi."
Atlas tersenyum miring. Aneh memang, bukannya berpikir bagaimana caranya dia meminta maaf. Kan kejadian ini juga dipicu karenanya. Tapi sialnya pria itu malah seperti ini.
"Maka dari itu, nikmati hal itu mulai sekarang. Karena ini hanya permulaan saja. Anggap sebagai perkenalan untuk mu."
"Tidak usah, aku tidak perlu hal seperti itu. Aku inign berhenti bekerja di perusahaan mu."
"Kau sudah terikat kontrak kalau kau lupa."
"Aku ingat soal kontrak jadi kekasih bayaran mu itu. Aku juga tidak akan lari dari apa yang sudah aku sepakati. Hanya saja aku ingin berhenti dari pekerjaan ku sebagai sekretaris pribadi mu," tutur Grace.
"Kau takut?"
"Aku tidak pernah takut dengan hal apapun. Aku hanya malas berurusan dengan orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan ku. Selain itu aku juga tidak mau buang-buang waktu apalagi sampai harus masuk rumah sakit seperti ini."
"Bukankah kau butuh uang? Buktinya saja kau sampai melamar ke beberapa perusahaan lain selain perusahaan ku?" tanya Atlas.
"Semua manusia butuh uang, Atlas. Hanya saja aku tidak mau berurusan dengan hal seperti ini lagi. Masih banyak pekerjaan lain yang bisa aku kerjakan. Intinya, aku ingin keluar dari perusahaan mu. Jelas?"
***
Dengan alasan apapun, Atlas akan tetap menolak kemauan Grace. Dia tidak akan melepaskan gadis itu. Selain karena dia pacar pura-puranya, dia juga ternyata cukup kompeten dalam bekerja. Buktinya berkas kemarin yang banyak itu, hanya dalam waktu satu hari saja dia sudah bisa menyelesaikan setengahnya. Dan bagusnya lagi, semua data yang ada di dalamnya singkron dengan apa yang ada di dalam file. Bahkan ada beberapa angka yang salah di file tapi dibetulkan oleh gadis itu.
Atlas tidak bodoh. Lumayan kan jika dia mempekerjakan orang yang kompeten seperti Grace. Sayang sekali jika ia lepas begitu saja. Makanya saat gadis itu mengajukan pengunduran diri, Atlas langsung menolaknya mentah-mentah. Dia juga langsung pergi dari rumah sakit dan meminta bodyguardnya saja untuk berjaga disana.
Sedangkan Grace, apa yang bisa dia lakukan? Dia sepertinya menjadi lemah seperti ini setelah bertemu dengan Atlas di club waktu itu. Sialnya lagi, dari sekian banyaknya pria di club itu, kenapa Rea malah memilih Atlas sebagai pria yang harus diciumnya.
"Demi apapun gue gak akan maafin si Rea. Awas aja ya anjir!!" umpatnya kesal.
Ditengah kekesalannya itu, Grace baru teringat sesuatu. Yah, ibunya. Jika dia pingsan hampir dua hari, itu artinya dia tidak pulang kemarin malam dan malam tadi?
Grace cepat-cepat memeriksa isi ponselnya dan melihat room chatnya dengan sang ibu. Disana ada sedikit percakapan antara dia dan ibunya, tapi jelas pesan ini bukan dia yang kirim, melainkan orang lain.
Disana dia mengatakan bahwa dia tidak akan pulang ke rumah karena ada pekerjaan banyak. Paling-paling dia akan pulang ke rumah dinas kantor yang diberikan pihak kantor?
"Bajingn Atlas!!"
Dengan kesal Grace meremas ponselnya guna menyalurkan kekesalan yang ia miliki. Sungguh demi apapun bertemu dengan Atlas merupakan kesialan seumur hidupnya!
Disisi lain, Atlas kembali ke kantornya setelah mendapatkan kabar dari Daren. Setelah kejadian di malam itu, dia memang langsung menghajar Marvin ditempat tanpa ampun. Bahkan saat itu Marvin sudah babak belur dibuatnya.
Kejadiannya memang tidak ia ketahui dengan pasti. Dia hanya melihat gadis itu pergi ke kamar mandi dan setelahnya dia tidak menyadari apapun sampai akhirnya ia sadar kalau Grace sudah sagat lama pergi ke kamar mandi. Makanya dia menyusulnya.
"Rekaman cctv di hotel sudah tidak ada, ada riwayat dihapus. Selain itu hanya ada satu cctv yang menunjukan arah nona Grace berjalan ke kamar mandi tanpa diikuti oleh siapa pun. Jadi kita tidak bisa membuat laporan pelecehan untuk nona Grace yang dilakukan oleh Marvin," tutur Daren.
"Aku tidak mau tahu, Daren. Kau harus mendapatkan cctv di depan kamar mandi secepatnya. Aku tidak bisa membiarkannya lolos begitu saja setelah apa yang dia lakukan pada Grace."
"Akan saya usahakan tuan, kalau begitu saya pamit dulu."
"Tunggu."
"Ya tuan?"
"Apa orang suruhan kita sama sekali belum menemukan siapa sebenarnya gadis itu? Apa dia tidak memiliki ayah? Atau saudara?"
Daren menggelengkan kepalanya. "Belum ada tuan. Orang-orang kita baru menemukan siapa ibunya saja. KIta juga sudah memiliki alamat rumah ibunya, apa anda ingin pergi kesana?"
"Jika aku kesana, itu akan menimbulkan kecurigaan. Gadis itu pasti akan kembali meminta penguduran dirinya dari kantor dan aku tidak mau melepaskannya begitu saja."
"Lalu apa rencana anda, tuan?"
tbc.
Kemaren gak up, biasa sibuk banget jd bagian petugas negara wkwk
typo thor
lanjut thor makasihhh up nya kayak minum obat 1x3 tapi berasa cepet bacanya