"Antagonis? yap aku suka jika orang memanggilku dengan sebutan itu"
"Tapi.... apa setiap antagonis itu jahat? aku rasa tidak! mereka tidak jahat! hanya saja mereka ingin melindungi diri mereka sendiri dengan cara berpura pura jahat" ~Alice Deonandra Syaputri~
___________________________________
Alice Deonandra Syaputri Agraham. Putri dari keluarga Agraham, sang Bad Girl yang di pandang sebagai gadis yang jahat oleh orang-orang, bahkan dia di juluki sebagai Queen Bullying oleh seantero sekolah.
Dia di beri panggilan seperti itu bukan tanpa alasan yang pasti, Mereka punya alasan, alasan nya karna dia sering membully salah satu murid pintar kesayangan para guru, dan jangan lupakan dia juga kesanyangan seorang Arvin Arkasa.
Arvin Arkasa. Sang Bad Boy yang mempunyai sejuta pesona untuk memikat para wanita, tapi sayang dia merupakan orang yang dingin dan kejam terhadap orang lain tapi dia akan menjadi pribadi yang hangat kepada orang yang dia sayang seperti hal nya kepada Rhena.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PUTRY NABIELA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
WARNING!!⚠️
Banyak kata-kata kasar Dan mengandung ke-kerasan! di harap bijak untuk membaca!
STOP UNTUK JADI PEMBACA BAYANGAN, TOLONG HARGAI PARA PENULIS DENGAN LIKE, RATE, DAN KOMEN NYA
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy Reading Guyss ❤️
...----------------...
Setelah bertahun tahun lamanya, satu satunya Putri Alice pun telah tumbuh menjadi remaja cantik yang penuh akan pesona nya. gadis yang usianya belum genap Enam Belas tahun itu sangat lah Aktif, terkadang Alice pun sampai dibuat pusing dengan tingkahnya yang menurut nya sangat lah Ajaib.
Suasana ruang keluarga terasa hangat dan ceria di pagi hari itu. Alice, yang sedang menikmati kopi hangatnya, mendadak terkejut saat mendengar ucapan Mizeela, putri semata wayangnya yang kini telah beranjak remaja.
"Momyy, Izel kayaknya suka sama temen Dady deh," kata Mizeela dengan nada riang, seolah-olah berita itu adalah sesuatu yang sangat penting.
Alice membulatkan matanya, terkejut tidak percaya mendengar ucapan putrinya yang masih berusia enam belas tahun itu.
Namun, sebelum Alice sempat menanyakan lebih lanjut, Mizeela buru-buru memperbaiki ucapannya,
"Ehehe, maksudnya itu izel suka sama anak temen Dady," katanya sambil cengengesan, mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba menjadi sedikit canggung.
Felix, sang ayah, yang sedang membaca laporan di Laptop nya di kursi lain, hanya bisa tersenyum melihat kepolosan dan keceriaan putrinya. Alice menghela napas lega, namun di dalam hatinya, ia merasa ada kekhawatiran yang mulai tumbuh. Ia tahu, seiring bertambahnya usia Mizeela, tantangan sebagai orang tua juga akan semakin kompleks. Apalagi sekarang mereka tinggal di negara yang menurut Alice pergaulan nya sangat lah bebas
Mizeela, dengan semangatnya yang khas remaja, tidak menyadari kekhawatiran yang sempat muncul di wajah ibunya. Gadis itu terus bercerita tentang teman-temannya di sekolah dengan antusias, sambil sesekali melemparkan pandangan nakal kepada kedua orang tuanya.
Alice dan Felix saling bertukar pandang, ada rasa bangga namun juga cemas yang tercampur dalam tatapan mereka. Mereka tahu, perjalanan mengasuh Mizeela masih panjang dan akan banyak cerita yang akan terus mereka rangkai bersama.
"Tenang lah sayang, pengawasan ku selalu ada di sisinya" bisik Felix yang mengusap pundak sang istri
"tapi aku tetap khawatir, apalagi putri kita ini sangat lah Ajaib, persis seperti Ayah nya" sindir Alice
"ya namanya juga Putri ku, kalo mirip tetangga kan bahaya" canda Felix
"mulut nya ihhh" kesal Alice dengan cemberut
"Dady Dady!" panggil Izel dengan semangat
"ada apa sayang?" tanya Felix lembut
"temen temen nya Izel pada punya sodara, kenapa Izel jadi anak tunggal aja?" tanya Mizeela yang membuat Felix terdiam
"gak papa sayang, Dady udah cukup kok sama Izel sama Momy" jawab Felix
Alice duduk di kursi yang ada di samping sang Suami, tangannya menggenggam erat tangan Felix. Matanya yang lembut memandang penuh Cinta ke arah suaminya.
"Padahal, aku bisa aja loh kalau kamu mau anak lagi," ucapnya dengan nada yang setengah bergurau namun penuh pengharapan. Dirinya juga merasa Mizeela harus mempunyai saudara biar kedepannya mereka bisa saling menjaga dan saling melengkapi
Felix menghela napas dalam-dalam, raut wajahnya tampak resah. "Enggak ya sayang, sudah cukup kamu bikin aku hampir gila. Sudah tiga kali aku dibikin frustasi oleh keadaan ini," balasnya cepat, suaranya bergetar sedikit.
Bukan karena dia tidak menginginkan keturunan lagi dari sang istri, namun memori tentang bagaimana perjuangan Alice saat akan melahirkan Mizeela masih terpatri jelas di benaknya. Itu adalah momen yang mampu membuatnya merasakan trauma yang hebat.
Alice menggigit bibirnya, menahan senyumnya. Ia terkadang ingin tersenyum bahagia saat mengingat ekspresi ketakutan sang suami setelah ia sadar, melihat Felix yang begitu frustasi akan keadaan nya, membuat Alice sangat yakin bahwa suami nya itu benar benar mencintai nya. Dia mengerti ketakutan Felix, namun di hati kecilnya, keinginan untuk memberikan saudara bagi Mizeela terasa begitu kuat.
"Aku tahu itu berat, Felix. Tapi mungkin kali ini akan berbeda," coba dia meyakinkan, suaranya serak karena perasaan nya saat ini pun terasa campur aduk dibuat nya
Felix memandang Alice dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kamu ingat, kan? Setelah Mizeela lahir, kamu drop, sayang. Kamu tidak sadar selama seminggu. Itu terlalu berisiko, aku tidak mau kehilangan kamu," ujarnya, suaranya penuh ketakutan.
Alice mengangguk pelan, air mata mulai berkumpul di sudut matanya. Dia meraih wajah Felix dengan kedua tangannya, memandang dalam ke mata suaminya itu. "Aku mengerti, Felix. Aku hanya... hanya terlalu bersemangat membayangkan memiliki anak lagi," ucapnya lirih, sebelum akhirnya memeluk Felix erat, mencoba menemukan sedikit kelegaan dalam kehangatan pelukan itu. Felix membalas pelukan itu, menutup mata sambil berusaha keras meredam rasa sakit yang juga bergejolak dalam dadanya.
Mizeela yang mendengar hal itu turut tertegun, dan ia pun merasakan perasaan bersalah terhadap pertanyaan nya yang menurut nya kini sangat lah konyol
"Momy, Dady, lupakan tentang saudara. Mizeel rasa menjadi anak Tunggal juga sangat menyenangkan. salah satu contoh nya aku bisa kuras harta Momy dan Dady tanpa ada batas" gurau Mizeela yang ingin mencairkan suasana
"sini sayang" panggil Alice agar putri nya itu ikut dalam pelukan hangat antara mereka
"jangan sedih sedih, bentar lagi 'Mereka datang. nanti dikira Dady ngapa ngapain kalian berdua" ucap Felix yang membuat kedua wanita yang ada di pelukan nya itu langsung tersenyum bahagia
Ya, kini mereka tengah menunggu kedatangan seseorang ke Mansion mereka ini.
"Momy mau Touchup Make-up dulu deh, dahh" ucap Alice yang buru buru kembali ke kamar nya dengan perasaan bahagia
"Izel juga deh" ucap Mizeela yang malah ikut Alice ke kamar nya
Sedangkan Felix hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kedua wanita kesayangan nya itu. Setelah kepergian keduanya, Felix pun kembali membaca laporan yang ada di Laptop nya sembari menunggu kedatangan 'Mereka yang di tunggu tunggu dalam beberapa tahun terakhir ini
DON'T FORGET TO LIKE KOMEN AND VOTE