NovelToon NovelToon
REINKARNASI

REINKARNASI

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Perperangan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora79

Damarius Argus Eugene (22 tahun), seorang Ilmuwan Jenius asli Roma-Italia pada tahun 2030, meledak bersama Laboratorium pribadinya, pada saat mengembangkan sebuah 'Bom Nano' yang berkekuatan dasyat untuk sebuah organisasi rahasia di sana.

Bukannya kembali pada Sang Pencipta, jiwanya malah berkelana ke masa tahun 317 sebelum masehi dan masuk ke dalam tubuh seorang prajurit Roma yang terlihat lemah dan namanya sama dengannya. Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah sistem bernama "The Kill System", yang mana untuk mendapatkan poin agar bisa ditukarkan dengan uang nyata, dia harus....MEMBUNUH!

Bagaimanakah nasib Damarius di dalam kisah ini?

Apakah dia akan berhasil memenangkan peperangan bersama prajurit di jaman itu?

Ikuti kisahnya hanya di NT....

FYI:

Cerita ini hanyalah imajinasi Author.... Jangan dibully yak...😀✌

LIKE-KOMEN-GIFT-RATE

Jika berkenan... Dan JANGAN memberikan RATE BURUK, oke? Terima kasih...🙏🤗🌺

🌺 Aurora79 🌺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

R.K.N-28 : SEMOGA DEWI-DEWI TAKDIR...

...----------------...

"Akan tetapi, nama kalian harus tercantum di dalam surat tersebut drngan jelas, agar bisa dibaca oleh semua orang. Dan itu adalah 'resiko' yang harus kita tanggung bersama, agar adil..." ujar Eudocia pada mereka.

"Baiklah jika begitu..." sahut Gildas.

Lalu, Gildas mencondongkan tubuhnya ke arah panci bubur di depannya, sesuai dengan gilirannya.

CLANG!

SRAAK!

"Kita tidak boleh membuang waktu! Surat itu harus dibawa malam ini!" ujar Gildas drngan suara pelan.

"Itu adalah masalah yang sederhana. Biarkan salah satu dari kalian datang malam ini, untuk menyaksikan 'sabung-ayam' di parit Vallum. Salah satu Optio kalian telah menantang semua pendatang dengan ayam jantan merah miliknya..." ujar Eudocia.

"Apakah kalian tahu? Akan ada banyak orang Romawi maupun orang Inggris yang akan datang kesana. Seandainya kamu dan aku harus bicara berdua diantara orang-orang lainnya, tidak akan ada seorang pun yang curiga..." tambah Eudocia pada mereka.

"Semoga Dewa-Dewa memberikan jalan kepada kami kali ini..." ujar Gildas pelan dengan sebuah doa harapan.

GLEK!

Damarius menelan suapan terakhir rotinya, tanpa merasakannya.

SREEK!

SRET!

SRET!

Lalu dia bangkit berdiri dan mengencangkan ikat pinggang yang dia longgarkan sebelumnya, agar merasa nyaman saat duduk.

Pandangannya kembali jatuh pada altar kasar itu, pada sosok-sosok lapuk dan huruf-huruf tidak rata di tempat mereka mengeruk lumutnya.

SREEET!

Gildas yang mendongak dan melihat pandangan Damarius, langsung memalingkan kepalanya ke arah yang sama.

Dengan sigap, Gildas mengambil sebuah koin dari dalam ikat pinggangnya dan menekan koin itu ke dalam tanah di depan altar.

SLEEEP!

"Kita juga berharap agar Dewi-Dewi Takdir akan berbaik hati kali ini..." ujar Gildas.

SREEK!

SREEK!

CLANG!

Sedangkan di belakang mereka, Eudocia mengumpulkan sisa-sisa makanan dan mengikat kantong-kantong makanan itu seperti sebelum dia menghidangkannya.

SREEK!

SREEK!

SREEK!

Damarius terlihat bersikap siaga...

Dia mendengar suara gemerisik diantara bayang-bayang gelap di sekitarnya. Seperti ada sesuatu yang mengintai mereka.

"Mungkin, itu hanyalah seekor...rubah!" pikir Damarius.

Akan tetapi, di saat dia mengalihkan pandangannya....Damarius merasa seakan-akan ada 'Mata' yang mengintainya di belakang.

Dan itu bukanlah mata seekor rubah atau kucing liar!

Damarius melihat kedua temannya sudah menunggu dirinya bersama kuda-kuda poni itu.

SREET!

Lalu Damarius berlutut dan meletakkan daun-daun di atas altar yang termakan oleh waktu tersebut.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Damarius dan kedua lelaki itu langsung bergerak pergi dari tempat tersebut sambil bersiul untuk memanggil 4njing-4njing pemburu itu untuk mengikutinya.

SUUUIIITT!

GUK...GUK!

GUK...GUK!

GUK...GUK!

Mereka meninggalkan padang tandus itu dan menyusuri bantaran anak sungai bersama. Meninggalkan burung elang yang terbang berputar-putar dan 'sesuatu' yang bergemerisik di dalam bayang-bayang semak.

...💨💨💨...

Malam itu di dalam bilik milik Komandan, Damarius dan Gildas menulis surat itu bersama-sama. Kepala mereka menunduk bersama di dalam kubangan cahaya lampu, di atas lempeng-lempeng batu yang terbuka di atas meja.

Surat itu baru saja selesai dan lempeng-lempeng batunya disegel, ketika suara ketukan terdengar di luar pintu bilik itu.

TOK!

TOK!

TOK!

Sejenak, kedua mata Damarius dan Gildas beradu pandang. Lalu mereka segera menyembunyikan lempengan batu itu di dalam telapak tangannya, saat suara Gildas terdengar mempersilahkan tamunya untuk masuk.

"Masuk..!" seru Gildas.

CEKLEK!

TAP!

TAP!

TAP!

Ternyata itu adalah Kepala Bagian Perlengkapan yang datang.

"Sir...!" ujar Kepala Bagian Perlengkapan itu sambil memberikan hormat.

"Ada apa?" tanya Gildas tegas.

"Saya membawa daftar-daftar pasokan baru. Jika Anda bisa memberi saya waktu selama 1 jam, kita segera bisa membereskan semua ini!" jawab si Kepala Bagian Perlengkapan itu melapor.

SREEK!

Damarius segera bangkit dari duduknya dan langsung memberi hormat kepada Gildas.

Di depan umum, Damarius mempertahankan dengan sangat baik formalitas-formalitas di antara Ahli Medis Kohort dan Komandan Kohort.

"Saya tidak akan menyita waktu Anda lebih lanjut, Sir! Bolehkah saya meminta izin untuk meninggalkan perkemahan ini selama 1 jam ke depan, Sir?" tanya Damarius pada Gildas.

Gildas mendongakkan kepalanya, sepasang alis yang berwarna merah itu terangkat tinggi.

"Ah, iya...! Sabung-Ayam, ya?! Pasang taruhan saya untuk 'Ayam' milik anggota kita, Damarius!" titah Gildas pada Damarius.

"Baik, Sir!" jawab Damarius singkat.

Lalu, Damarius pun melangkah keluar bilik tersebut.

TAP!

TAP!

TAP!

CEKLEK!

...💨💨💨...

VALLUM yang megah itu dulunya adalah perbatasan, sebelum Tembok dibangun.

Beberapa tahun belakangan ini, Vallum tersebut telah menjadi parit besar yang tidak menyenangkan. Dipenuhi oleh gubuk kumuh dan bau, toko dan kuil kecil yang kotor, sampah, serta kandang-kandang 4njing pemburu milik para Legiuner.

"Huffftttt...!"

Baunya menyergap indera pembauan milik Damarius, ketika dia menyeberangi jalanan dari pantai ke pantai. Damarius memasuki Vallum lewat anak-anak tangga di seberang Gerbang Praetorian Magnis.

Tiba-tiba ada sekelompok orang mabuk dan kotor, menghadang perjalanan Damarius.

"Hey! Berikan semua uangmu, jika ingin hidup!" seru salah satu dari mereka.

Damarius hanya memandang mereka dengan tatapan yang datar.

"Siapa kalian?!" tanya Damarius.

"Orang mati tidak perlu mengetahui siapa kami...hahahahaha!" ujar salah satu dari mereka.

"Jangan banyak bacot! Serahkan semua uangmu!" teriak pria yang mempunyai banyak rajahan di badannya.

"Jika aku tidak mau memberikannya? Apa yang akan kalian lakukan terhadapku?" tanya Damarius main-main.

"Maka kamu akan menjadi....mayat! Hahahaha!" seru mereka serempak.

"Majulah, jika kalian memiliki keberanian!" ujar Damarius emosi.

Dia tidak mempunyai waktu untuk bermain-main, hanya ada waktu 1 jam untuk bertemu dengan Eudocia.

HIAAAT!

BAAAGH!

BUUUGH!

Mereka menyerang Damarius dengan memb4bi-buta, sedangkan Damarius....wajahnya terlihat sumringah! Dia bisa menambah pundi-pundi uangnya dari kelima orang di depannya.

Tanpa lama-lama, Damarius mengeluarkan belati dari dalam balik bajunya. Dia langsung menyerang mereka semua tanpa ampun!

JLEEB!

CRASH!

JLEEB!

CRASH!

ARRRGHHH!

AAAKKKHH!

Dengan lihai, Damarius menusuk dan merobek leher mereka! Cepat...dan terlihat...sadis!

Tidak sampai 10 menit, Damarius sudah memenangkan pertarungan itu. Dia meninggalkan begitu saja mayat-mayat tersebut di sana, dan melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat yang sudah disepakati.

DING!

"SELAMAT, HOST! ANDA MENGUMPULKAN 2500 POIN. DAN POIN ANDA SEKARANG ADALAH 5000 POIN. APAKAH ANDA INGIN MENUKARKANNYA DENGAN UANG CASH?"

"Senang mendengar suaramu, Sistem! Aku belum memerlukan uang tersebut. Simpan saja dulu..." jawab Damarius dalam hatinya.

DING!

"BAIK, HOST..."

Damarius melanjutkan perjalanannya menuju lereng-lereng curam Vallum.

Ruang-ruang terbuka itu terlihat teduh dalam.senja musim gugur. Hanya ada wadah-wadah perapian di sana-sini. Damarius berjalan kesana, dan menyeruak kerumunan yang berisik dan bergeser itu.

TAP!

TAP!

TAP!

...****************...

1
ReogKhentir
Petualang segera dimulai raih poin yang banyak untuk keperluanmu juga nantinya........
🌺Zaura🌺: Baik Kak... Terima kasih masukannya...😊🙏🍻
ReogKhentir: Ya pembantaian nya dibuat secara implisit saja tak usah terlalu mendetail sekali kalau takut dengan kekejaman serta sadisme
total 3 replies
꧁LC*¹³🌸Arlingga Panega°°🕊️꧂
semangat,,, 💪💪💪
🌺Zaura🌺: Terima kasih Kak Ega supportnya...😘😘😘

#Sambil bungkusin cireng mbledos 😁
total 1 replies
Ana Jus
asik ada yang baru
🌺Zaura🌺: Hay Kak Ana... Terima kasih selaku support karya-karya aku....🙏😊😘❤
total 1 replies
Jihan Hwang
hai aku mampir...salam kenal
mampir juga ya dikarya aku jika berkenan/Smile//Pray/
🌺Zaura🌺: Okeee... meluncuuurrr....😁😁😁
Jihan Hwang: ayok😆🤗
total 3 replies
꧁LC*¹³🌸Siska Nazriel°°🕊️꧂
semangat bestiee.. aku baca q dulu.. mau kerja.. nnti lanjut lagi
🌺Zaura🌺: Thank you supportnya bestieee...🙏😘. Selamat bekerja, semoga harimu penuh dengan keberkahan...Aamiin Yaa Rabb...❤
total 1 replies
ReogKhentir
Kelihatannya menarik kesahnya coba memantau serta menyimak dahulu disini........... lanjutkan tetap semangat untuk berkarya semoga sukses selalu
🌺Zaura🌺: Terima kasih supportnya kak...😊🤗🌺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!