Kejadian tak terduga di pesta ulang tahun sahabatnya membuat seorang gadis yang bernama Recia Zavira harus mengandung seorang anak dari Aaron Sanzio Raxanvi.
Aaro yang paling anti wanita selain ibunya itu, tiba-tiba harus belajar menjaga seorang gadis manja yang takut dengan dirinya, seorang gadis yang mengubah seluruh dunia Aaro hanya berpusat padanya.
Apakah dia bisa menjadi ayah yang baik untuk anaknya?
Apakah dia bisa membuat Cia agar tidak takut dengannya?
Dapatkan dia dan Cia menyatu?
Dapatkah Cia menghilangkan semua rasa takutnya pada Aaro?
Ayo baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZaranyaZayn12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh
"Yang.... Masuk kamar yuk. Aku ngantuk Ay." Ajak Aaro berbisik di telinga Cia.
"Nanti Kak, kita baru bangun tidur loh tadi. Masa mau tidur lagi?" Heran Cia mengusap rambut itu pelan.
"Ngantuk Yang!!!" Rengek Aaro yang di angguki oleh Cia.
"Mau bobok di sini aja?" Tanya Cia menatap Aaro lembut.
Cia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Pantas saja Aaro sudah mengantuk. Lagian mereka kan besok akan ke sekolah, jadi mereka harus bangun pagi.
"Iya Ay, nanti bangunin aku ya Yang." Bisik Aaro kemudian merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Aaro memeluk pinggang Cia erat kemudian mencium perut kesayangannya itu dengan gemas.
Cia mengusap-usap rambut lembut itu dengan lembut membuat Aaro semakin mengantuk.
Tak lama nafas Aaro sudah terdengar teratur membuat Cia tersenyum.
"Tidur Ci?" Tanya Rion kepada iparnya itu.
"Iya." Cengir Cia menganggukkan kepalanya pelan.
"Ih lucu ya." Ujar Risa menatap Aaro kagum.
"Kamu ih Beb, masa natap Aaronya gitu banget? Jangan natap kayak gitu ke cowok lain Beb, natapnya ke aku aja." Protes Rion kemudian menutup kedua mata Risa dengan kedua tangannya membuat Risa kesal.
"Lepasin Rion!" Kesal Risa.
Gadis itu memberontak membuat tangan Rion terlepas dari wajahnya.
"Kalian kok pada posesif ya?" Tanya Zaki penasaran.
"Eleh! Lo juga nanti pasti bakalan posesif juga kayak kita kalau udah nemu yang tepat." Ujar Rion menggeplak kepala Zaki.
"Lo kok main geplak aja? Kepala gue di fitrahin ya." Kesal Zaki yang membuat mereka tertawa.
"Ci... Kalian masuk gih, kasian si Aaro badannya melengkung gitu. Lo juga keliatannya udah ngantuk tuh." Ujar Risa menunjuk Aaro menggunakan dagunya.
Kedua tangannya tidak bisa di gerakkan karena di apit dengan kedua tangan Rion di kiri dan kanannya.
"Iya Risa! Cia ngantuk banget." Ujar Cia dengan menguap.
"Cia masuk dulu ya?" Tanya Cia yang di angguki oleh mereka.
"Iya sayang." Ujar Risa yang di angguki oleh Cia.
"Giliran sama Cia aja 'Sayang' Coba sama gue, Beuh..." Kesal Rion membuat Risa memutar matanya malas.
"Kak bangun." Bisik Cia di telinga Aaro yang sedang lelap dengan kepala yang berada di atas pangkuannya.
"Kak... Bangun yuk, kita pindah ke dalam kamar." Ujar Cia.
Cia mengusap rambut itu lembut, di usapnya pipi Aaro dengan sayang membuat Aisyah yang berada di depan mereka menatap sinis Cia.
Enak banget ya lo Ci? Gue yang berusaha mati-matian buat deketin Aaro, eh lo malah dengan mudahnya bisa jadi istri Aaro. Kesal Aisyah.
"Engh Yang..." Rengek Aaro karena merasa tidurnya terganggu.
"Pindah ke kamar yuk Kak." Ajak Cia mengecup rambut Aaro pelan. Rambut Favoritenya.
"Iya ayok, udah malem loh Ay. Kamu juga harus bobok. Pasti anak papa udah ngantuk ya sayang?" Tanya Aaro mengecup perut Cia gemas.
"Iya Papa ini udah ngantuk. Ayo bobok ke dalam kamar." Ajak Cia membuat Aaro bangun dari tempat nyamannya.
"Kalian kok so sweet banget ya?" Tanya Dita menatap kedua patsuri itu iri.
"Cari suami Dit! Abis itu manja-manjaan deh." Ejek Aaro kemudian tertawa keras.
"Lo pikir nyari suami kayak nyari ikan? Gampang? Susah bego." Kesal Dita membuat tawa Aaro semakin besar.
"Iya dah." Jawab Aaro setelah berhasil meredakan tawanya.
"Ayo Ay kita masuk ke dalam kamar, kita bobok manis." Ajak Aaro kepada Cia.
Aaro pun bangkit dari tempat duduknya kemudian mengulurkan tangannya ke arah Cia membuat gadis itu menyambut uluran tangan Aaro kemudian mereka bangkit dan berjalan masuk ke dalam kamar mereka.
"Kita masuk duluan ya." Teriak Cia dari ujung tangga.
"Iya." Teriak mereka bersamaan layaknya paduan suara.
"Ih gila!!! Kok mereka so sweet banget ya? Gue jadi iriii!" Ujar Zaki menatap ke arah kedua pasangan itu manyun.
"Kan lo udah punya pacar juga Zak, nikahin aja sana! Jangan kayak jomblo aja lo." Ujar Dikru yang membuat tawa mereka menggema di ruangan itu.
"Emangnya lo pikir nikah itu enak?" Kesal Zaki. Siapa yang tidak kesal coba jika di suruh nikah dadakan?
"Enak lah! Kan ada ena-enanya." Tawa Rion menyambung obrolan orang-orang itu.
"Rionnn!" Teriak mereka bersamaan membuat tawa laki-laki itu bertambah besar.