Sitomat, Yang Kau Campakkan

Sabtu pagi tiba dengan suasana cerah. Matahari bersinar lembut, menciptakan nuansa yang sempurna untuk rencana akhir pekan Alexa dan Ninda.

Alexa sudah siap dengan pakaian kasual elegannya, sementara Chavin baru saja mengirim pesan bahwa dia tidak bisa ikut karena ada urusan mendadak.

"Maaf ya, Alexa. Aku harus ke luar kota untuk meeting mendadak dengan klien penting. Nanti aku telepon kalau sudah selesai. Have fun sama Ninda ya!"

Alexa membaca pesan itu sambil menghela napas. "Ah, lagi-lagi kerja," gumamnya, sedikit kecewa. Namun, dia tidak ingin merusak hari yang sudah direncanakan dengan sahabatnya.

Tak lama kemudian, Ninda datang menjemput Alexa dengan mobil sedan nya.

Piimmm... piimmm.. piimmm... (suara hon mobil)

"Lex... buruan. Ingat yah, kalau aku harus menunggu mu 5 minit jangan lupa kamu harus bayar denda. Weekend ini kita berdua yang rancang. "ucap Ninda sambil beteriak didepan pintu rumah Lexa.

"Yoo... yooo... I,m coming Ninda sahabat ku yang bawel.

Siapa yang harus bayar denda? kamu atau aku??? tanya Lexa bergurau.

"Ahhh... nasib baik berpihak kepada mu. lagi 2min kamu telat kamu siap siap bayar denda. "jawap Ninda.

Hahhahah... mereka pun tertawa serentak.

Ehhmmm... kenapa nih tiba tiba cemberut begitu." tanya Ninda.

"Come on lah, Lex... Kenapa muka kamu kayak baru kehilangan sesuatu? Jangan bilang ini gara-gara Chavin lagi?" ujar Ninda, menggoda sambil melirik Alexa yang terlihat tiba tiba bermasam muka.

Alexa tersenyum tipis. "Dia nggak bisa ikut, katanya ada meeting dadakan."

Ninda memutar bola matanya. "Ya ampun, cowok kerja terus! Kamu sabar banget sih sama dia. Kalau aku udah ilfeel kali." Serious an dia ada meeting keluar kota?? Jangan jangan.."ucap Ninda dengan meledek.

Alexa tertawa kecil. Aah....jangan jangan apa?? Kamu yah Nin. Suka membuat aku jadi cemas. "ucap Lexa kesal.

"Kamu takuuutttt yaahh... eehmmm... bercanda saja kok cantiikkk... Percaya dech Lex. Kalau Chavin memang meeting diluar kota. ok. "ucap Ninda.

"Yah.. aku tau Lagipula, aku pun percaya sama dia."Jawap Lexa tersenyum tipis.

Ninda hanya tersenyum samar, lalu memulai perjalanan mereka. Tujuan mereka adalah sebuah taman hiburan kecil di pinggir kota yang baru saja dibuka. Alexa dan Ninda memutuskan untuk menghabiskan hari dengan bermain dan makan jajanan pasar.

Sesampainya di taman hiburan, Alexa dan Ninda langsung dikelilingi suasana ramai. Tawa anak-anak dan musik dari wahana-wahana menghidupkan suasana. Mereka memutuskan untuk mencoba bianglala terlebih dahulu.

Di atas bianglala, Ninda memperhatikan Alexa yang tampak termenung.

"Lex, kamu masih mikirin Chavin, ya?" tanya Ninda lembut.

Alexa menoleh. "Ehhmmm...tidak Nin. Aku cuma mikir... apa dia benar-benar serius sama aku? Kadang aku takut dia cuma bucin sementara, terus nanti hilang lagi seperti dulu."

Ninda menghela napas, eehhmmmm....mencoba mencari kata-kata yang tepat.

"Aku tahu kamu cinta banget sama dia, Lex. Tapi kamu juga harus jaga hati kamu sendiri. Jangan terlalu bergantung sama dia. Kalau dia serius, dia akan buktikan kekamu. Kamu tinggal tunggu waktunya saja. "ucap Ninda memberi semangat.

Alexa mengangguk pelan. "Iya, kamu betul. Aku harus lebih percaya diri."

Setelah turun dari bianglala, mereka mencoba berbagai wahana lain dan makan beragam jajanan. Gelak tawa Alexa dan Ninda terus terdengar, seolah semua kekhawatiran hilang untuk sementara.

"Bukan kah lebih menyenangkan kalau kita berdua seperti ini. Dulu aku dan kamu selalu berdua. weekend selalu berdua. Nge mall berdua. Kadang ada enak juga kalau kita tu jomblo terus. "ucap Ninda.

"Tapi aku tahu. memilik pacar pun perlu juga. Biar hidup ada bunga bunga sedikit ada cili cili nya sedikit. biar meriah kan. " ucap Ninda lagi.

"Bunga, cili, bawang, garam gula sekalian saja kamu masak Nin. "jawap Lexa sambil tertawa.

'Hahaha.. iya maksud aku begitu sekalian saja aku masak yah... hahaha... " jawap Ninda penuh tawa.

"Mulai dech otak nya miring lagi iiihhh... dasar kamu yah nin... "jawap Lexa dengan gurauan.

Terdengar lagi suara tawa mereka berdua yang sudah jarang akhir akhir ini didengar. Yah kerena mereka berdua sama sama sibuk bekerja. Ditambah lagi Alexa sibuk juga dengan pacar tampan nya Chavin.

Jadi waktu untuk ninda sedikit apalagi harus weekend berdua dengan ninda sudah jarang. Tapi walaupun begitu mereka tetap ada untuk selamanya. Itu lah sahabat sejati.

Sore harinya, mereka duduk di sebuah bangku taman sambil menikmati es krim. Setelah lelah bermain wahana. Dan tiba-tiba, seorang pria menghampiri mereka. Tingginya sekitar 180 cm, dengan wajah yang tegas dan ramah. Tapi masih tetap kalah tampan dengan Chavin.

"Halo, maaf mengganggu. Boleh saya duduk di sini?" tanyanya, menunjuk bangku kosong di sebelah mereka.

Alexa dan Ninda saling bertukar pandang, lalu mengangguk secara berbarengan.

Pria itu memperkenalkan dirinya. "Saya Ryan. Kebetulan lagi jalan sendirian di sini. Kalian berdua terlihat seru banget ngobrolnya." Maaf saya tidak mengganggu kan? " tanya nya lagi.

Ninda, yang biasanya cuek, kali ini tampak sedikit tertarik. "Oh, saya Ninda, dan ini Alexa. Kami memang lagi menikmati hari bebas dari rutinitas kantor."

Dan percakapan pun terjadi antara mereka bertiga. Seperti biasa pasti setiap lelaki matanya akan tertuju kepada Alexa. Tidak bisa dipungkiri. Mata Ryan pun tertuju hanya pada Lexa.

Tapi Ryan tau gadis secantik Lexa tidak mungkin jomblo. Yah dia hanya sebatas kagum saja. Maklum lah lelaki normal kan. Mata akan terpukau kalau lihat cewek cantik.

Dan singkat cerita Ryan ternyata seorang fotografer profesional yang sedang mencari inspirasi di taman hiburan tersebut. Dia memiliki selera humor yang membuat Ninda tertawa hampir sepanjang waktu. Alexa hanya tersenyum, merasa senang melihat sahabatnya begitu ceria.

Saat hari mulai gelap, Ryan menawarkan untuk mengambil foto mereka sebagai kenang-kenangan. Hasil fotonya sangat indah, hingga Alexa dan Ninda berdecak kagum.

"Terima kasih, Ryan. Fotomu keren banget!" ujar Alexa.

"Kalau kalian butuh fotografer untuk acara apa pun, jangan ragu hubungi aku," kata Ryan sambil menyerahkan kartu namanya kepada Ninda.

Ninda menerimanya dengan senyum kecil. "Mungkin suatu hari nanti."

Di perjalanan pulang, Alexa menggoda Ninda. "Tuh kan, Nin, siapa bilang tidak ada cowok yang bisa membuat kamu tertarik? Lihat aja tadi, kamu seperti nya tidak mau berhenti ketawa sama Ryan."ucap Alexa meledek.

Ninda pura-pura tidak mendengar, tapi rona merah di pipinya tidak bisa disembunyikan. "Ah, itu cuma ngobrol biasa. Lagipula, kita kan baru ketemu sekali."

"Tapi dia kelihatan tulus, lho. Kadang cinta datang dari hal-hal sederhana, Nin," ujar Alexa dengan nada bijak.

Ninda merenung sejenak. "Mungkin kamu benar, Lex. Aku terlalu lama menutup hati. Mungkin sudah saatnya aku coba buka sedikit."

Malam itu, Alexa merasa lega karena sahabatnya mulai berpikir untuk memberi kesempatan pada cinta.

BERSAMBUNG...