>Alea, adalah wanita kuat yang beruntung mendapatkan sistem.Sifatnya yang dingin selalu membuat lawan bicara ketar-ketir,meskipun begitu Alea tetap memiliki hati nurani.<
Di sebuah mansion yang megah,terlihat seorang gadis yang menangis menjerit melihat semua anggota keluarganya bersimbah darah.
"Daddy,mommy...,abanggg..,kakek... Bangun...hiks..hikss...bangunn..,siapa yang bikin kaliann begini!!.."marah gadis itu sambil memangku kepala ibunya yang bersimbah darah.
"HAHAHAHAHA...HAHAHA..."seseorang tertawa jahat dari arah belakang."Hmm..sayangku alea..apakah kau tau..aku yang telah membunuh mereka semua HAHHAAHAH..."dia adalah tunangan dari Alea yang bernama Riko.
Alea yang mendengar itu dari mulut sang tunangan langsung dibuat tambah frustasi.
"Aaaaaaakkkkkhhhh...Riko apa yang sudah kau lakukan dengan keluargaku!!..aku tak akan memaafkan mu Aaaaaakkhhhhh...kenapa semua ini bisa terjadi..hiks..hiks Daddy..mommy.. Maafin Alea,ini semua salah Alea..Alea minta maaf bangun lah dad..mom
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flora#elyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. ingatan kelam
Happy reading. .
Di malam hari ini Alea melamun di pinggir ranjang, entah apa yang dipikirkannya. Dexter, Xavier dan semua 2 keluarga yang lainnya telah masuk ke kamar hotel masing masing mengistirahatkan tubuh mereka.
Awalnya Dexter ingin tidur bersama Alea, tapi tidak jadi setelah Alea mengatakan sementara Dexter tidur di kamar abang.
"hah. . Aku ingin sekali meledakkan seluruh planet setelah mengetahui sesuatu" ucap pelan Alea.
Disini dia sedang diberi ingatan oleh sistem di masalalu yang sempat dipotong dengan sengaja oleh sistem Felix setelah hidup kembali. Seputar ingatan tentang dirinya di masalalu berputar membuat pikirannya kacau.
Dari penglihatannya tergambar Alea kecil selalu disalahkan keluarga angkat yang sebelumnya mengadopsi Alea kecil. Putri kandung keluarga angkatnya selalu membuat dirinya disalahkan.
Sebelum gadis kecil itu tidak ada di rumah karena ke rumah sang nenek, Alea tidak merasa tertekan berada di keluarga itu. malah mendapat kasih sayang yang pernah dia harapkan, tapi kepulangan gadis kecil lainnya membuat Alea kecil selalu salah dimata keluarganya. bayangkan setiap hari anak kandung mereka selalu membuat drama yang membuatnya tersangka bersalah.
Flashback on~
"mahh, mamahhh!" teriak sangat keras karin.
"ada apa ini?" mamah Jennie menghampiri dengan raut khawatir.
"mah, aku di dorong sama diaa hikss" karin menunjuk Alea yang mematung sedari tadi.
"kamu yaa, kamu apakan anak saya!" Jennie menjewer telinga Alea sedikit terangkat membuat tubuhnya sedikit melayang.
"bu—bukan aku mahh," ingin sekali Alea kecil menjerit.
_ _ _
"kamu! Ikut saya sekarang" Rizal papah angkat Alea kecil menggeret Alea dan mengurungnya di gudang, belum lagi siksaan sadis yang dia dapat.
Ctass . .
ctass. .
"pahh, sakit pah. Hentikan hiks, bukan aku yang dorong Karin pahh" Alea kecil sungguh sial di hari itu setelah bertemu putri kandung mereka. bukannya disambut baik-baik Karin justru mengira Alea kecil mengambil kasih sayang orang tuanya.
Awalnya dituduh mendorong Karin di taman dan juga tuduhan mendorong Karin dari atas tangga. Tapi sesuatu besar menimpanya di hari yang membuatnya di buang.
_ _ _
malam hari Karin panas tinggi, saat itu Karin menceritakan penyebab dia sakit di rumah sakit.
"mahh pah, makananku diberi racun oleh Alea mahh, aku melihatnya sendiri mah pah." suaranya terdengar lemas tapi di hatinya dia membatin.
'hahahah rasakan, aku sakit bukan karna racun, tapi memang aku sakit bukan karna hal lain. Ini bisa ku manfaatkan menendang dia dari rumah.' senyum smirk menghiasi bibirnya. Alea melihat senyuman itu di balik kaca ruang rawat Karin berada.
Keberadaannya di larang masuk oleh papah angkatnya, maka dari itu Alea menunggu di luar.
Setelah mendengar ucapan Karin papah keluar menggeret Alea keluar rumah sakit membawanya ke rumah mereka. Alea disiksa habis-habisan lalu dia KO saat tidak kuat menahan rasa sakit, tidak peduli atas Alea kecil papah dengan tega membuang Alea di TPS (tempat pembuangan sampah). Untung Alea langsung ditemukan lalu dibawa ke RS.
Alea koma selama beberapa tahun, setelah sadar ada yang mengaku-ngaku bahwa mereka keluarganya yang kehilangan Alea sejak dia masih kecil. mereka meminta maaf karena baru menemukannya. Alea menangis sejadi-jadinya di pundak Risa saat itu.
Jelas Alea rapuh karna sewaktu itu umurnya masih di bawah 8 tahun.
Flashback off~
tes
tes
air mata Alea jatuh setelah mendapat ingatannya kembali. Segera Alea mengusapnya.
"aku tidak boleh rapuh, mereka keluarga angkat terburuk yang pernah aku punya. Mereka tidak pantas aku tangisi" ucap pelan Alea.
Ting. .
[Alea sepertinya Karin akan pindah ke universitas mu besok lusa]
"apa keberadaannya berbahaya?"
[jika di bandingkan dengan kekuatan dan mental mu dia tidak berbahaya]
"apa perlu aku habisi dia nanti?"
[ya itu adalah sebagian misi tersembunyi dari sistem]
Alea menyeringai dia merebahkan badannya lalu menutup mata. Di dalam hati dia mengingat perkataan Karin yang tahu kalau Alea meracuninya, tapi bodohnya mengapa tetap karin makan makanannya. Yang jelas Alea tidak pernah meracuninya.
Pagi-pagi sekali Alea bangun menggunakan baju olahraga, rencananya ingin jogging sekalian berkeliling di sekitar hotel. Setelah jogging dia langsung kembali dan sarapan bersama keluarganya.
"mom kau ingat dua orang yang mengadopsi ku dulu?" Alea angkat bicara tanpa memanggil kedua orang itu mamah dan papah seperti dulu.
Orang seperti itu tidak pantas dipanggil orang tua, dirinya tidak Sudi memiliki orang tua seperti itu.
"kamuu, apa kamu masih merasakan trauma dulu?" tanya balik mommy.
"mom itu hal mudah aku lupakan" tapi kenyataannya dia berbohong, dia tidak akan melupakannya sebelum mereka mendapat balasannya.
"mommy akan dukung tindakanmu jika ingin membalas mereka" mommy sadar anaknya tidak mudah melupakan masalalu.
Alea mengangguk lalu mengalihkan pandangannya pada ponselnya.
tingg
*Anya : Al kapan balik*?
*Alea : dalam waktu dekat ini, tapi tidak tahu kapan*.
*Alea : jika ada siswi baru bernama Karin di universitas, awasi dia*.
*Anya : ok, Lo tenang aja*.
"mom aku keluar dulu ya" pamit Alea.
"iya hati-hati" ucap mommy.
"mau kemana lagi yang?" tanya Xavier.
"ada urusan" Alea pergi dari sana dengan Alea yang sudah menitipkan Dexter kepada Xavier.
Lama berjalan Alea berhenti di tempat sepi, lalu menghilang begitu saja.
|•|•|•|•|•|
Di kota lain seseorang menunggu informasi anak buahnya.
*tingg,, klikk*
seseorang mengklik video hasil tangkapan diam-diam dari anak buahnya.
'kerja bagus, Dengan ini aku mengetahui keberadaannya.' batin seseorang yang kemungkinan memiliki niat jahat.
"siapkan penerbangan, aku akan menargetkan gadis perempuan itu dulu" perintah langsung dipatuhi bawahannya.
"hei tuan lemah! tidak perlu terbang jauh, aku ada di sini" suara Alea terdengar dari belakang, mereka mendengar langkah kaki semakin mendekat.
"ka—kamu?!" tangannya menunjuk wajah Alea yang sudah terlihat dari gelapnya sisi ruangan.
*kraakkk*
"Aaaaaaa!!" jeritan Gale terdengar setelah bunyi patah tulang. Ya, dia adalah Gale Prasetya musuh Daddy Alea yang pernah menyuruh anak buahnya mengebom mansionnya.
"jangan menunjukku dengan tangan kotormu itu" suara Alea dingin menusuk di telinga pendengaran semua bawahan Gale.
"ingat baik-baik, aku tidak akan lengah dengan apa yang kau lakukan pada keluargaku." ucap pelan Alea.
*Krakkkk*
*krakkk*
"Aaaaaa!!" sekarang Alea mematahkan kedua lengan Gale tanpa ampun, semua bawahannya menatap ngilu ke arah Gale. Lalu Alea pergi dari sana. Ini bukan saatnya membunuhnya, dia masih punya misi lain yang akan dia hadapi terlebih dahulu sebelum membasmi Gale.
|•|•|•|•|•|
Gadis yang semalam kemarin berlari pulang tergesa-gesa akhirnya sampai di bandara Soekarno-hatta. diluar bandara ada mobil jemputan menunggunya.
Setelah sampai di mansion tempat tinggalnya, disana sepi bahkan semula ruangan yang tampak rapi sekarang berantakan. Kemarin setelah Adel memberikan surat cerai dia mengusir Kaffa, sebelum itu pertengkaran hebat terjadi hingga ruangan tampak seperti sekarang.
"mahh kau dimana!" teriak Lili.
"kamu sudah pulang?" suara dingin menyapa pendengaran telinga Lili.
Adeline datang dengan penampilan yang berbeda, ya sekarang Adeline sudah mengganti pakaiannya seperti dulu yaitu celana bukan lagi dress.
"mah ada apa ini?" khawatir Lili.
"kami sudah bercerai, sekarang biarkan mamah melakukan apa yang mamah inginkan" sahut Adel.
selama ini dia selalu menuruti suaminya memakai dress agar terlihat seperti wanita anggun. Awalnya risih, tapi setelahnya dia sudah biasa.
"mamah tidak apa-apa kan? Apa ada yang terluka?" tanya Lili dengan memutar mutar tubuh mamahnya, jujur Lili sebenarnya adalah gadis perhatian tapi itu selama ini tertutup dengan keegoisannya.
"mamah gak apa-apa, tapi ada yang ingin mamah katakan" Adeline menarik anaknya duduk di ruang keluarga.
"kamu tahu kalau kita selama ini salah, mamah nggak mau kamu mengikuti jalan yang salah, maka dari itu sebaiknya kamu berdamai" ucap Adel.
"sebenarnya hal itu sudah aku pikirkan kemarin, aku juga sepertinya setuju dengan kata berdamai. Aku sadar apa yang aku inginkan tidak selalu terpenuhi meski dengan paksaan apapun." Lili menundukkan kepala tidak ingin melihat mata Adel.
"setelah mendengar Alea pulang nanti, mamah akan mendatanginya untuk meminta maaf" ucap pelan Adel.
"aku ikut, aku juga akan berubah dan meminta maaf" sahut Lili.
Kedua orang itu sekarang hanyut kedalam penyesalan.
POV Kaffa~
"brengs*k kemana aku akan tinggal. besok aku harus hadir ke pengadilan agama untuk bercerai, tapi apakah aku harus tidak mandi seperti ini?!" frustasi Kaffa.
Bruummm
ckitttt,, ceklekk
"tuann silahkan masuk, ketua kami menunggumu" ajak seseorang berbaju serba hitam.
"siapa ketua kalian?" tanya Kaffa.
"katua kami yang bertemu anda di club" sahut pria berwibawa dengan aura kejam.
Kaffa mengangguk dan ikut dengan mereka.
"jalan" perintah salah satu pria berwajah garang.
Brummmm..
'kalian tunggu saja, akan aku balas semua ini' batin Kaffa.
|•|•|•|•|•|
Ting
[Nona ada yang berniat buruk padamu]
"bisa kau beritahu siapa orang itu?"
[Kaffa, dia orangnya. Dia bekerja sama dengan Sino setelah mendapat surat cerai]
"oh iya kapan mereka cerai?"
[besok nona]
Alea mengangguk saja setelahnya tidak bersuara lagi.
Ceklekk
"mommy. ., mommy,, Daddyy mommy! Dia mwngejarku" Dexter bersembunyi di belakang Alea mencari perlindungan.
"ada apa ini?" tanya Alea setelah melihat Xavier menyusul.
"lihat ini, dia melemparku remot tv di jidadku" Xavier menunjukkan jidatnya yang benjol.
"mommy aku tidak sengaja" sahut Dexter tidak terima.
"hahahahha, hahahah" Alea berguling-guling menertawakan benjolan yang tidak bersalah.
"kenapa kau tertawa?" tanya Xavier bingung.
"benjolan di jidat mu lucu sekali hahahahah" Alea lanjut tertawa.
Xavier mendekat, setelah semakin dekat Alea merasa gelagapan.
"hei! Menjauh jangan mendekat!" Alea melihat Dexter di sampingnya.
Tapi Xavier tidak mendengarkan dan tidak menghiraukan keberadaan Dexter setelah semakin dekat tiba-tiba. .
"hahahahahha,, Ahahahahahahhah!!!" tawa Alea pecah saat Xavier menggelitik pinggangnya.
Dexter yang merasa aman tidak jadi sasaran menjadi tenang, tapi ketenangannya usai begitu saja saat Dexter juga menjadi korban gelitikan seperti mommynya. Alhasil keduanya tertawa kencang.
Setelah merasa lelah mereka menghentikan aksinya dengan Alea dan Dexter mengambil napas dalam-dalam.
"huhh. . kau tega membuatku seperti ini" Alea bangkit dengan rambut acak-acakan, tapi itu terlihat menggemaskan di mata Xavier.
"mommy kita cueki saja Daddy tengil ini" celetuk Dexter.
"eh. . Jangan gitu dong, Daddy kan Daddy Dexter. masak anak Daddy tega begitu sama Daddy" cegah Xavier.
Alea yang melihatnya terkikik sendirian. 'laki macam apa laki gue ini, ancaman anak kecil aja takut' batin Alea.
Tok
tok
tok
"dek boleh Abang masuk?" teriak Alzar dari luar.
"masuk aja gak kekunci!" teriak Alea.
Ceklekk
"loh ada Xavier juga" ucap Alzar.
"biasa bang maen sama bocil dia" sahut Alea.
"dek bisa kamu ikut Abang nanti?" tanya Alzar.
"kemana bang?" tanya Alea penasaran.
"abang mau beli baju-baju yang ada di kota ini, sekalian juga beli punya bang Algar, bisa temani Abang?" tanya Alzar pelan.
"itu sih gampang bang, ok nanti gue ikut" setuju Alea.
Sore hari, suhu sudah tidak sepanas siang tadi. sekarang lebih baik dari pada sebelumnya.
Alea ikut bersama abangnya membeli baju-baju hasil produk negara jepang di Tokyo. Alea juga tidak ketinggalan dia juga memilih baju yang menurutnya menarik dimatanya tanpa melihat harga.
Selesai memilih sekarang giliran membayar di kasir, saat hendak membayar Alzar melarangnya, alasannya ingin sekali-kali membayar belanjaannya.
mereka keluar setelah selesai dengan pembayaran, sebelum pulang mereka mampir ke restoran Tokyo, Japan yang bersebelahan langsung di samping mall.
Alzar dan Alea hanya membeli kopi untuk teman bicara.
Sruupp
Alea menyeruput kopinya lalu fokusnya melihat ke arah Alzar.
"bang gimana perusahaan Daddy, apa ada masalah?" tanya Alea.
"tidak, hanya saja kita kekurangan pekerja di bagian pemasaran" ucap Alzar tidak ingin berbohong.
"ok hanya itu? Kalau begitu biar aku yang mencarikan" Alea memberi bantuan.
"apa kamu benar benar bisa mencari seperti sesuai yang kita butuhkan?" tanya Alzar.
"seperti apa yang Abang inginkan?" tanya balik Alea.
"yang jujur, sopan dalam apapun itu. Seperti berpakaian tertutup, sopan berkata, sopan saat pertemuan." Alzar mengucapkannya dengan melihat Alea serius.
"itu mudah" jawab Alea.
Alea menelpon meminta apa yang dia butuhkan kepada Liam asistennya yang mengurus Queen Defense.
Tutt
"aku sudah menyuruh asisten ku mencari yang Abang minta" ucap Alea.
"Liam?" tanya Alzar.
Alea mengangguk.
drrttt
drrtt
halo?
Halo nona, pembangunan mall di kota jakarta sudah selesai ucap Jesica di seberang telpon.
Baiklah, sekarang kau balik ke Jerman. Kau urus Phoenix corp, biar aku yang akan ke mall sendiri setelah pulang dari Tokyo.
Baiklah nona
tutt
sambungan terputus setelahnya, siapa sangka saat sedang berlibur seperti ini dia malah mendapat kabar gembira jika mall yang dia bangun di jakarta pusat sudah selesai.
hari ini Minggu ke 2 dia berada di Tokyo, dan dia sudah mendapat kabar jika Karin yang dia maksud sudah masuk ke universitas di jakarta. Anya selalu menceritakan apa yang Karin lakukan selama di universitas.
Alea juga di beritahu kekasihnya jika dia tidak bisa menemani Alea di universitas karena dia memiliki tanggung jawab besar di perusahaannya. Alea mengiakan saja ucapan Xavier.
Dengan tidak adanya Xavier di universitas, maka Karin tidak akan mendekati kekasihnya itu.
Semua keluarga Alea berkemas untuk pulang ke jakarta setelah mengetahui Alea 2 Minggu lalu mendapat kabar jika proyek mall sudah selesai.
\#\#\#\#
satu hari berlalu, mereka sudah ada di bandara Soekarno-hatta. Alea melangkah pasti di samping Xavier dan Dexter bersama keluarga keluar dari bandara.
'walcome jakarta ku' batin Alea. dengan senyuman menghiasi bibirnya, sudah lama dia meninggalkan kota kelahirannya.