"Manusia tidak dapat dikalahkan selama ia masih percaya kepada dirinya sendiri"
Arya masih benar-benar tak percaya jika ia harus terseret ke dalam dunia berandal. Ia hanya ingin menjalankan kehidupannya dengan tenang dan damai di kota barunya.
Suatu hari ia mendapat masalah dengan salah satu pentolan Geng "Mandala" yang terkenal di sekolahnya. Namun karena bantuan dari seseorang, ia berhasil mengatasi pentolan Mandala yang mengakibatkan ia malah menjadi buronan kelompok-kelompok yang lebih besar. Lagi-lagi orang tersebut membantunya mengatasi gangster tersebut, merasa berhutang budi, ia akhirnya mengemban misi balas budi pada pemuda yang menolongnya membereskan permasalahan berandal di kota dan mengasah ilmu bela dirinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryuu Ajaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 : Keresahan Damian
..."Hah?? Siapa??" Leon terbangun dari istirahatnya, dan segera melayangkan pandangannya ke ambang pintu....
..."Kevin?? Fian?? Kenapa?? Ada apa??" Tanya Leon keheranan....
..."Kami diperintahkan untuk membawa mu ke hadapan ketua Divisi penyerang, bang Leon" Tukas Kevin....
..."Atas perintah siapa???" Jawab Leon....
..."Perintah kapten divisi penyerang" Sahut Fian....
..."Tcih... dasar Ian, sampai segitunya ya" Gumam Leon....
...Ia hanya tersenyum kecil melihat kebesaran dan keteguhan niat Ian yang ingin berbaikan dengannya, namun hatinya sudah terlanjur dongkol dan butuh pencair suasana hatinya....
..."Lantas kenapa wakil ketua divisi mata-mata dan wakil ketua divisi cadangan ikut kemari??" Sergah Leon....
..."Kami hanya diperintahkan oleh atasan kami" Sanggah Melvin membela kakaknya....
..."Kalau begitu... aku adalah ketua Divisi Shinigami, tulang punggung Ashura. Yakin ingin membawaku??" Goda Leon....
...Ia tahu jika ketiga orang anggotanya itu sedang ragu-ragu dengan perintah dari Ian dkk....
...Menangkap Leon yang bahkan tak akan mudah dicari saja bisa memakan waktu beberapa jam, bisa bertemu dengannya saja sudah termasuk beruntung....
..."Sialan, Ian memang tahu cara mengembalikan mood ku" Gumam Leon....
..."Baiklah, aku akan menerima ajakan kalian. Jika kalian bertiga bisa menjatuhkanku disini" Tantang Leon....
...Ketiga nya hanya saling beradu pandangan. Sangat nampak jelas jika hati mereka dipenuhi keraguan....
..."T... tapi bang..."...
..."Sttt... tapi apa?? bilang saja kalian takut padaku... " Ejek Leon....
...Ketiganya hanya menundukkan kepalanya, selain takut mereka sebenarnya juga tak tega kepada Leon. Bagaimanapun juga, Leon adalah sosok pemimpin yang baik bagi mereka....
..."Ayo jangan diam saja, mana nyali kalian?? Jika ingin membawaku, diperlukan nyali yang tinggi" Seru Leon....
..."Apa hanya segini mental pemimpin anggota Ashura?? Apa kata anggota kalian jika melihat pemimpinnya penakut seperti ini??" Cecar Leon....
..."Baiklah... 1 vs 3, kami terima tantangan mu" Kevin meladeni tantangan dari Leon....
..."Hehe bagus... kau tidak salah memilih"...
...****************...
...Ryan dan Ariz sibuk dengan es krim coklat yang ada di genggamannya, sementara Ian terus saja melamun memandang guyuran hujan yang hampir mereda....
..."Oii Ian makan es krim milikmu, nanti keburu lumer" Ariz terus menjilati es krim yang belepotan di wajahnya....
..."Iya, jangan terus mengabsen buliran hujan gitu dong, nggak pusing apa??" Sambung Ryan....
..."Melihat wajahmu saja, aku sudah tak nafsu untuk menghabiskannya" Ian hanya mendengus kesal, seraya membuang wajahnya....
..."Astaga, riz.. bagaimana caramu makan sih??" Ryan menahan tawanya yang tak bisa dibendung. "Bersihkan dulu sana, astaga" ....
...Ariz segera menengadahkan kedua tangannya untuk mengumpulkan air hujan, dan membasuh krim coklat yang terlukis di wajahnya....
..."Bagaimana?? Sudah hilang??" Arix selesai membersihkan wajahnya....
...Ryan hanya mengangguk kecil, menanggapi kelakuan Ariz yang seperti anak-anak....
..."Ian, apakah kau masih khawatir soal Leon??" Ryan mencoba menenangkan Ian yang nampak murung....
..."Aku sudah memerintahkan Fian untuk mencarinya, kau tak perlu risau" Sambungnya....
..."Kalian pasti bisa berbaikan, aku yakin" Timpal Ariz....
..."Benar, Leon dan kita sudah berkawan sejak lama. Aku yakin dia pasti akan berbaikan denganmu" Tambah Ryan....
...Ian mulai memberanikan diri mengangkat wajahnya, ia benar-benar putus asa kali ini....
..."Aku.. aku sudah berkali-kali berselisih pendapat dengannya, dan aku merasa biasa saja, karena itu sudah sering terjadi" Ian menunduk lesu....
..."Namun kali ini berbeda, bahkan aku belum pernah melihatnya semarah ini... tatapannya tadi siang, mengisyaratkan tatapan kebencian" Suaranya berubah menjadi serak, tertimbun pekikan angin yang berkelebat....
..."Tenangkan pikiranmu, jika memang ia tak mau memaafkanmu, aku akan memaksanya" Timpal Ariz....
..."Pegang ucapanku, Aku berjanji padamu"...
...****************...
...Bugg!! Brakk!!...
..."Akhh sial, tubuhku tak bisa bergerak" Gumam Kevin yang terus meronta-ronta....
..."Kakak!!" Pekik Melvin....
..."Tch, merepotkan saja... Aku akan menuntaskan tugasku" Fian memutari Leon yang masih menyandera Kevin dan bersiap menerjangnya....
..."Strategi yang bagus, tapi terlalu mencolok..." Gumam Leon....
..."Terimalah ini!!" Fian bersedia melayangkan tinjunya....
..."Kau lupa, aku punya tameng yang bagus"...
..."Akhh!!"...
...Leon menjadikan tubuh Kevin sebagai tameng bagi dirinya, Fian segera menarik tinjunya dan mundur beberapa langkah....
..."Cukup!! Aku sudah bertahan selama setengah jam, saatnya aku menyerang" Leon melempar tubuh Kevin kearah Melvin yang segera menyambutnya dengan dekapan....
..."Kau tak apa kak??" Melvin nampak khawatir....
..."Tak apa... jangan khawatirkan aku" Timpal Kevin yang masih ngos-ngosan....
..."Jangan lengah!" Leon menerjang kearah mereka berdua. Keduanya segera terjerembab ke matras....
..."Kevin!! Melvin!!" Pekik Fian....
...Suara hentakan kaki kembali terdengar, pertanda bahwa Leon sudah kembali bergerak untuk menyerang. Fian segera menyiapkan kuda-kudanya sembari terus mengedarkan pandangannya ke segala penjuru....
..."Sial... dimana dia??" Lirihnya....
..."Disini!!"...
...Bruak!!...
..."Akhh"...
...****************...
...Ketiga pemuda terkapar di atas matras yang sudah licin terbanjiri keringat. Mereka terlihat ngos-ngosan karena menjalani salam olahraga dalam kurun waktu yang lama....
...Nampak seorang pemuda menghampiri mereka dengan segelas botol besar berisi air....
..."Bangunlah kalian, jangan di lantai seperti itu, Ayo !!" perintah Leon....
...Ketiga pemuda tersebut segera duduk di atas matras, seraya meneguk air pemberian Leon, sembari mengatur nafas mereka yang tersengal-sengal....
..."Kalian sudah bagus, serangan gabungan kalian cukup merepotkan. Namun sayang, stamina dan kalian terlalu terpukul mentalnya saat aku berhasil menyandera Kevin" Leon menganalisa pertarungan tadi....
..."Pelajari lagi, hilangkan rasa takutmu. Diatas lapangan aku adalah musuhmu, mengerti?" Sambungnya...
..."Siap mengerti!" Sahut mereka dengan kompak....
..."Baiklah kalau begitu, aku menyanggupi ajakan kalian" Leon tersenyum manis pada ketiga orang di depannya....
..."Be... benarkah itu bang??" Ketiga orang di depannya nampak tak percaya....
..."Ya, tuntun aku untuk menemui mereka, ada yang ingin ku sampaikan pada mereka" Sahut Leon....
..."Ba... baiklah, ikuti saya"...
...****************...
...Ian, Ryan dan Ariz terus mengedarkan pandangannya, berharap anak buahnya segera menyambut mereka dengan berita yang memuaskan....
..."Sial, mana sih mereka" Umpat Ian yang mulai kembali frustasi....
..."Sabar, namanya juga mencari, perlu waktu" Timpal Ryan....
...Ian kembali mendengus kesal. Ia menyalahkan dirinya dalam peristiwa tadi. Ucapannya sangatlah menyakitkan baginya....
..."Apa benar Leon akan memaafkanku??" Ian bertempur dengan isi pikirannya....
..."Pasti, Leon adalah orang yang tidak enakan, apalagi dengan kawan dekatnya" Hibur Ryan yang disusul anggukan dari Ariz....
...Ian kembali melanjutkan melamun, sementara Ariz dan Ryan asik dengan hp nya....
...Dagu dari Ian kembali terangkat, usai sebuah suara yang tak asing di telinganya tertangkap oleh indra pendengarnya....
Ia segera mendongak, mencari sumber suara tersebut berasal. Matanya berkaca-kaca saat penglihatannya menjumpai orang yang ia tunggu tunggu selama ini.
..."Kalian mencariku ya, kawan-kawan yang payah"...
...****************...
Beberapa saat setelahnya...
Arya dan teman-temannya sudah selesai makan siang, ditambah hujan yang sudah reda. Keempatnya memutuskan untuk berkeliling Sekolah rakyat yang luas dan megah.
"Aku ingin melihat aktivitas siswa siswi, apakah berminggu minggu setelah hancurnya Libas, mereka sudah merasa tentram" Celoteh Arya.
"Pasti... aku juga yakin, perundungan seperti dulu juga sudah tak ada lagi" Timpal Adit.
"Benar, dampak dari hancurnya Libas dan Mandala membawa dampak besar bagi psikologis siswa kita" Sahut Miko.
"Banyak yang berbondong bondong masuk Ashura, sehingga anggota mereka kian lama kian bertambah pesat. Mungkin seluruh kakak kelas disini diisi anggotanya" Tambah Miko.
"Siapa coba yang tak ingin masuk ke sana, pemimpinnya kuat kuat dan tak otoriter seperti Mandala dan Libas. Aku pun sebenarnya juga mau kalau disuruh masuk" Novan dan yang lainnya belum tahu kalau Arya sudah menjadi salah satu pembesar Ashura.
"Iya ya, padahal awalnya Ashura adalah gang misterius yang mati suri" Tambah Adit.
Arya menghentikan langkahnya, disusul kawan kawannya yang menatapnya lekat.
"Kenapa Arya??" Tanya Novan.
"Bisakah kalian memberitahuku, apa yang dimaksud Gank yang mati suri??"
...****************...