NovelToon NovelToon
Isekai Summoner

Isekai Summoner

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai / Game
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: king in yellow

seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

meja besar.

pagi-pagi buta Sasha dan yang lainnya membereskan tenda dan membersihkan bekas api unggun. Sasha terlihat masih mengantuk bahkan menguap berkali kali sembari membereskan tendanya. Selagi membawa kain tenda ia sempat tersandung oleh batu.

"aduh" namun dengan cepat ia berhasil menjaga keseimbangannya. "haaah ! Kapan sih kita sampainya ! Aku sudah lelah tidur di tenda"

Astra sambil memadamkan api unggun, melihat Sasha dengan kesal. "dari kemarin kau merengek terus ! Ini hari terakhir di perjalanan kita ! Sabar sedikit !"

"urghhh... Seharusnya aku pergi ke sancthum sendiri saja dengab summonanku..." gumamnya dengan kesal.

Di sisi lain Goven sambil mengendong tendanya memperhatikan sasha untuk waktu yang cukup lama. Ia berdiri dengan lipatan kain tendanya masih ada di kedua tangannya. Tubuhnya membeku, kedua tangannya memperhatikan wajahnya yang terlihat lelah mengantuk.

Namun tiba tiba saja bahunya di tepuk. Goven yang kaget lompat sambil melempar kain tendanya ke udara. Dia langsung menoleh dan melihat Kingred yang berdiri tinggi di belakangnya.

"K-Kingred ! Kau membuatku kaget saja" ia menghela nafas lalu mengambil kain tendanya yang ia lempar.

"heh kamu kenapa ? Maaf deh... Hanya saja aku tidak pernah melihatmu melamun sampai lupa sekitarmu... Apa yang kamu pikirkan ?" Kingred lalu melihat ke arah ke mana Goven tadi melihat, lalu melihat Sasha. "apa kamu memperhatikan Sasha ?"

Melihat dan mendengar ini, Goven berusaha membela diri. "t-tidak ! Kingred dengarkan aku sebelum kamu berasumsi aneh aneh ! Aku tidak menyukai Sasha" wajahnya terlihat memerah dan wajahnya terlihat panik.

Kingred tertawa melihat reaksi itu. "hahaha ! Aku tidak mengatakan itu, apa yang kamu bicarakan"

Di situ Goven tahu ia melakukan kesalahan. "i-itu... Aku...um... Aduh..."

Kingred menepuk pundaknya. "sudah, jelaskan saja. Tenang aku bisa menjaga rahasia..."

Goven menghela nafas. Dengan suara kecil "y-ya... Aku menyukainya..."

Alis Kingred terangkat mendengar ini. Ia juga mengecilkan suaranya "baiklah... Tapi kenapa ?"

"E-entahlah... A-ada sesuatu tentang wajahnya... Dia imut, cantik tapi juga sedikit garang... Rambutnya juga sangat indah... Terlihat seperti sutra"

"sudahku bilang hati hati dengannya kan ? Dia itu licik... Siapa tahu perasaanmu itu gara gara dia menggunakan mantra Charm kepadamu"

"Kingred... Kamu kira aku ini siapa ? Aku adalah salah satu kapten penyihir putih. Mantra seperti itu tidak akan berguna kepadaku. Di sisi lain kamu mengatakan itu karena kamu masih kesal dengan balapan terakhir kan ?"

Kingred dengan kesal dan menyilangkan tangannya di atas dadanya "centaur tidak akan lupa. Dia itu licik... Dengar, ini pesan dariku sebelum... Kamu di butakan perasaanmu. Kenali dia dulu... Lihat dia itu orangnya seperti apa..."

Kingred melihat ke arah Sasha sambil melanjutkan. "pada dasarnya semua wanita itu lembut... Tapi yang ini, dia kasar... Dan aku lihat sejauh ini sedikit kurang ajar, tidak peduli siapa lawan bicaranya... dan sedikit menjauh dari orang-orang disekitarnya pasti ada alasan di balik itu. Cobalah medekatinya... Cobalah... Memahaminya... Setidaknya itulah cara yang aku lakukan... Buktinya sekarang aku berkeluarga"

Goven mendengarkan saran itu, sambil mempertimbangkan dan memikirkan semuanya. "baiklah... Terimakasih Kingred"

"tidak masalah kawan... Ayo cepat... Sebentar lagi kita akan sampai di titik perpisahan" Goven mengangguk kemudian membawa kain tendanya ke belakang kereta kudanya.

Di sebuah tempat tak bernama, seorang kerangka berdiri di sebuah taman bunga. Bunga-bunga itu terlihat layu dengan warna biru yang pudar. Mereka terlihat sekarat namun entah bagaimana masih hidup. Langit mendung tidak secercah cahaya pun dapat menembus awan mendung itu.

Kerangka yang berdiri sambil menunduk di taman bunga itu juga berbeda. Ia tidak seperti kerangka lainnya. Pakaiannya terlihat mewah terbuat dari emas, berlian dan sutra terbaik. Ia terlihat seperti raja tanpa mahkota. Kerangka kepalanya terlihat seperti manusia namun dengan gigi taring yang lebih panjang dan tajam, dan dua tanduk yang menjulang dari kepalanya. Kedua matanya hitam, tidak ada tanda tanda kehidupan sama sekali.

Seorang wanita dengan jubah hitam dan topeng kerangka manusia memasuki taman tersebut. Seketika muncul pupil mata kedua lubang mata kerangka itu. Pupil kananya berwarna merah yang satunya lagi berwarna ungu. Ia menoleh sedikit.

"aku harap kau memiliki alasan yang bagus untuk mengganggu... Waktu berkualitasku..."

Wanita di belakangnya itu kemudian berlutut. "tuan Henrich... Elysium telah memanggil anda... Untuk menanyakan soal kegagalan anda di ibukota Angran..."

Kedua matanya tiba-tiba mengeluarkan api sebelum kembali padam. Ia kemudian menganggul masih menghadap arah lain bahkan tidak menoleh. "Akhirnya kegagalanku di ketahui... Aku sudah menunggu ini"

Wanita dengan topeng itu memiringkan kepalanya. "tuan, anda tidak takut di hukum ?"

"tentu, tetapi semua yang terjadi di ibukota Angran yang membuat misiku gagal ini di luar segala skenario yang ada... Sudah, pergilah... Aku akan menjawab panggilan itu segera..." Wanita itu mengangguk lalu pergi dari taman bunga tersebut. Kemudian tiba tiba saja Henrich menghilang begitu saja.

Di sebuah ruangan besar mewah. Meja kayu yang indah dan panjang memenuhi tengah ruangan tersebut. Terdapat banyak bendera Black serpent berkibar di dinding ruangan tersebut. Di meja besar itu empat sosok individu duduk.

Yang pertama adalah seorang pria besar, dia tinggi mengenakan armor yang sangat tebal. Terdapat banyak tulisan rune merah di sekujur tubuhnya. Pedanya yang terbakar ia tancapkan di sisinya. Darah kering dan bau besi keluar armornya itu.

Yang kedua adalah seorang wanita. Ia mengenakan gaun malam putih cantik, rambutnya hitam panjang layaknya malam. Namun matanya merah menyala layaknya predator malam. Di tangan kananya ia memutar-mutar sebuah gelas wine yang di tutupi emas dan permata dengan cairan merah kental di dalamnya.

Yang ketiga adalah seorang pria kurus, mengenakan kaca mata rambutnya panjang sampai bahu. Ia menyatukan kedua tangannya sambil duduk tegak. Namun matanya terus bergerak dan kakinya tidak bisa diam. Seakan ia menunggu sesuatu untuk terjadi.

Yang terakhir adalah seorang wanita dengan jubah hitam, kepala maupun wajahnya di tutupi bayangan hoodnya yang hitam. Di balik jubah hitamnya itu pakaian pesta mewah biru laut terlihat mencolok dengan postur tubuh wanita yang luar biasa. Dia menyenandungkan lagu dari opera terakhir yang dia dengar tadi malam, suaranya indah dan menenangkan.

Di salah satu kursi tiba tiba Henrich muncul. Ia kemudian duduk di salah satu kursi kosong. "Akhirnya... Ucap pria dengan kaca mata itu"

Tiba tiba saja sebuah lubang hitam tercipta di tengah ruangan. Ukuranya seperti kepala manusia, dan sebuah pupil mata muncul darinya. Semua orang di ruangan itu langsung berdiri tegak. Mata itu melihat semua orang lalu berfokus kepada Henrich.

"duduk" suara wanita yang samar terdengar dari mata tersebut di ikuti suara bisikan yang tidak jelas. Semua orang pun duduk. "Henrich... Aku ingin penjelasan, penjelasan bagaimana kamu gagal dalam misimu. Dan penjelasan bagaimana kamu terbunuh"

Henrich mengangguk. "yang mulia... Anda telah menugaskan saya untuk menebar terror di daratan Angran dan mengambil jiwa sebanyak mungkin. Yang mana saya telah laksanakan"

Semua orang fokus mendengarkan. Bahkan sang mata terfokus kepadanya. Henrich melanjutkan, "dan puncak dari rencana itu adalah untuk menyerang kota Angran untuk memberi tahu mereka. Kekalahan kita dulu bukan akhir dari kita... Namun... Sesuatu yang tak terduga terjadi..."

Ruangan itu sunyi di penuhi antisipasi dan keingin tahuan. "para pengikut setia yang bersiap untuk menyerang. Secara tidak terduga di serang, semua undead, dan nyaris semua pengikut habis terbantai..."

Suara helaan nafas terdengar dari pria berkacamata di sisi lain meja. "...Henrich, aku tidak menduga kamu menjadi sebegitu ceroboh... Bahkan setelah mengetahui Angran meminta bantuan dari sancthum kamu gagal ? Padahal kamu sendiri yang melaporkan kehadiran Goven dan penyihir putih lainnya..."

"dengan segala hormat, Oblivis... Mereka tidak di serang oleh penyihir putih maupun ksatria dari Angran... Tetapi seorang individu..."

Oblivis mengerutkan alisnya mendengar ini. "individu ? Maksud mu para pengikut setia kita di bantai oleh satu orang ?"

Henrich mengangguk. "benar, namanya Sasha"

Elysium kemudian bertanya. "Sasha... Nama yang tidak pernah aku dengar."

"benar yang mulia. Saya juga kaget saya tidak pernah mendengar namanya padahal kemampuannya bisa saya katakan sangat kuat... Namun yak unik adalah... Kelihatannya dia tidak berpihak kepada Angran... Maupun sancthum..."

"lalu ? Apa motifnya ?"

"dia bilang kita telah menganggu kehidupannya"

Semua yang ada di ruangan itu terdiam sebentar. Lalu pria dengan armor tebal itu memukul meja. "hah ! Motifnya bagus banget aku suka... Tidak ada idealistik atau balas dendam omong kosong lainnya"

Tiba tiba saja sebuah botol ramuan di lempar ke kepala pria berarmor itu menimbulkan asap merah namun bahkan tidak bergeming dari itu. "hey ! Oblivis apa yang kau lakukan !"

"Harusnya aku yang bertanya begitu kepadamu ventus, menghantam meja di hadapan Elysium ?"

Ventus langsung saja menunduk. "ah.. Um... Maaf..."

Namun elysium terlihat tidak peduli soal itu. Ia terlihat sedang fokus berpikir. Namun Henrich kemudian berbicara. "saya lupa bilang... Dia adalah seorang true vampire"

Mendengar itu wanita dengan gaun malam putih itu berdiri. "apa kau bilang ?! True vampire ?"

Henrich mengangguk. "itu benar sanguin, dia sama sepertimu... Walau darah vampirnya sedikit, tetapi darah dari ras legendaris seperti itu tidak mungkin bisa bohong"

Sanguin kemudian duduk kembali, lalu tersenyum. "menarik... Aku jadi ingin bertemu dengannya. Siapa tahu dia mau melakukan ritual pembersihan..."

Kemudian setelah semua pertimbangan elysium kemudian berbicara. "baiklah... Setelah pertimbangan yang aku lakukan. Memahami apa yang terjadi dan kemunculan 'Sasha' ini. Henrich, aku tidak melihat kesalahan apapun karena Sasha ada di luar semua skenario yang mungkin terjadi. Dia adalah anomali yang muncul dalam rencanamu yang mustahil di cegah"

Henrich menunduk. "terimakasih yang mulia..."

Kemudian mata elysium menoleh ke arah wanita yang duduk di tepi meja. "Luxuria... Apa perintahku di di ibukota sancthum telah di laksanakan ?"

Wanita yang wajahnya tidak terlihat itu mengangguk. "sudah yang mulia... Kami berhasil masuk dam membuat markas di jantung kota..."

"bagus... Ingat ini adalah serangan besar dengan kekuatan penuh. Henrich, karena kegagalanmu di Angran kamu harus ikut penyerangan yang ini. Oblivis, berikan Henrich berikan informasi terbaru... Jangan lupa... tujuan penyerangan ini adalah untuk mencuri kembali apa yang menjadi milik kita..."

1
Xaviere
gass up lagi thor 😁😁👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!