Ada Cinta Di Pesantren

    Dari pada semakin menghabiskan banyak waktu, dan menyebabkan dirinya semakin salah tingkah, shafia akhirnya berbalik cepat menghadap Faizal.

Namun masih dengan menutup kedua matanya dengan kedua tangan nya.

   "Permisi Gus, Shafia mau lewat" ucap nya.

Faizal menyadari Shafia yang terlihat sangat cantik hari ini, bahkan sampai memuji nya dalam hati.

Dan Faizal merasa sangat gemas saat melihat tingkah Shafia yang sedang tersipu malu dan salah tingkah seperti saat ini.

apa lagi kedua pipi gadis itu sudah terlihat sangat merah merona.

    "Tunggu! muka kamu kok merah gitu? Padahal ini aku masih memakai baju lho, lalu bagaimana kalau aku cuma... "

Faizal menghentikan kalimat nya, yang sengaja ingin mengoda Shafia.

Expresi nya kembali datar saat mengingat apa yang terjadi diantara mereka.

Faizal menghela nafas kasar lalu mengeser tubuh nya dia langkah agar Shafia bisa lewat dan kembali bergabung dengan teman teman nya.

   "Terima kasih" Shafia langsung buru buru pergi.

    "Shafia"!

langkah Shafia terhenti ketika Gus Faizal tiba tiba memanggilnya.

Jantung nya pun kembali terpacu cepat, tapi Shafia tidak berani berbalik badan.

   " Aku tunggu kalimat yang belum sempat kamu teruskan saat itu setelah acara pernikahan Ustadz Zakir dan Nindi selesai " ujar Gus Faizal yang langsung pergi begitu saja sebelum Shafia sempat menjawab.

Shafia membalikan badanya, menoleh ke arah Gus Faizal yang sudah semakin menjauh dari pandangan nya.

Shafia pun bergegas kembali bergabung dengan ketiga teman nya.

   Rombongan pengantin pria pun datang dengan beberapa mobil yang memboyong keluarga nya.

Terdengar suara iringan hadroh sholawat yang di lantunkan para santri putra.

Semakin tak karuan Nindi di rumah Umi Halimah.

Nindi yang di temani Shafia, Tiara, dan via. ikut menyambut kedatangan rombongan dari keluarga Ustad Zaki di belakang Syekh Achmad dan Umi Halimah sebagai tuan rumah dan perwakilan Wali dari pihak Nindi yang sudah tidak memiliki keluarga.

   "Assalamu'alaikum pak" ucap Syekh Achmad bersalaman dengan Bapak Basri orang tua ustadz Zaki.

Terlihat ustadz Zaki juga mengenakan gamis putih di padukan dengan jas yang senada.

Setelah semua duduk dengan rapi di masjid, dan juga setiap seserahan yang di bawa juga sudah tersimpan rapi.

    "Baiklah sekarang mulai saja akad nya" ucap Wali hakim yang mengurus surat surat dan juga buku nikah nanti.

Zaki pun maju ke tengah keluarga nya yang sudah mengelilingi ruangan masjid iru.

Dan di hadapan mereka terlihat Syekh Achmad ,Gus Faizal, Zaki dan Wali hakim yang akan segera melakukan prosesi akad nikah bersama Zaki.

"Gus Faizal ganteng banget woii.. " bisik Tiara memuji ketampanan Gus Faizal yang kini sudah duduk di sampingmu Syekh Achmad.

"Jadi takut mempelai pria nya kebanting sama ketampanan Gus Faizal" sambung Via yang ikut menatap kagum Gus Faizal.

"Kalau aku jelas tampan pria yang sebentar lagi menjadi imam ku" Sahut Nindi seraya menunjuk ke arah ustadz Zaki sebagai mempelai pria.

Sementara Shafia, tentu saja ia tak ingin ketinggalan menyaksikan pemandangan yang elok di pandang mata itu.

"Gak salah" ujar Shafia sambil menatap kagum pada Gus Faizal.

"Gak salah apa nya"? tanya Tiara penasaran.

" Gak salah, aku jatuh cinta sama dia"

Jawaban Shafia membuat Tiara dan Via memutar bola mata nya malas.

"Kalau cinta perjuangkan. jangan cuma ngomong doang"

Ucapan Via sukses kembali mengingat kan jika sebentar lagi Gus Faizal akan menjadi milik orang lain.

Ia langsung berubah expresi nya menjadi murung dan sedih.

Meski begitu Shafia masih sibuk meliri lirik Gus Faizal, ia merasa kagum saat pria itu terlihat paling tampan diantara pria lain yang berada di dalam masjid itu.

Berbeda dengan Shafia yang masih asik memperhatikanmu satu pria saja, Tiara dan Via malah sibuk menghitung dan menilai pria mana yang paling tampan di antara para tamu yang sebagian merupakan pria pria muda yang datang bersama mempelai pria tadi.

"Menurut mu mana yang ganteng Sha"?

Entah berapa kali nya Tiara menanyakan pertanyaan yang sama, dan tentu juga Shafia selalu menjawab dengan Jawaban yang sama.

" Gus Faizal lah" balas Shafia membuat Tiara memutar bola mata nya malas.

"Ya kan kalau itu memang sudah tidak ada lawan Sha"! balas Tiara dengan wajah masam.

" Eh,, Sha.. Dari tadi banyak loh yang ngeliatin kamu, ganteng ganteng pula" senggol Via memberi tau Shafia yang hanya fokus pada satu pria.

"SAH"!

Tiara, Shafia dan Via langsung mengalihkan perhatian mereka saat terdengar kata SAH dari penghulu di ikuti oleh kelompok pria yang ikut menyeruak kan kata SAH.

Semua orang terdengar mengucap Syukur dengan raut wajah bahagia.

Shafia yang juga ikut terbawa suasana karena akhirnya Nindi sahabat nya akhirnya sudah sah menjadi seorang istri.

Tangis haru terlihat dari Nindi, saat doa dilantunkan.

Setelah selesai berdoa, mempelai wanita diminta untuk maju ke depan.

Nindi di dampingi oleh Umi Halimah dan Shafia disamping nya untuk menghampirimu suaminya.

Semua orang melihat ke arah mempelai wanita, termasuk para pria rombongan dari mempelai pria.

"Cantik banget woii.. yang dampingi pengantin nya"

"Iya benar cantik banget"

"MasyaAllah"

"Yang kaya gini nih yang harus di shalawatin"

Bisikan bisikan berisi pujian pujian yang di tunjukkan pada Shafia terdengar cukup bising, dari grombolan pemuda di barisan para tamu pria.

Faizal yang duduk di barisan paling depan melirik sekilas ke belakang, ia memberikan tatapan tajam dan dingin kepala orang orang yang masih sibuk melontarkan pujian pada Shafia.

Hal itu berhasil membuat orang orang yang memuji Shafia diam sejenak.

Faizal kembali menghadap ke depan, namun sorot mata nya semakin menajam.

Faizal dengan cepat ber istigfar saat merasakan gemuruh tidak menyenangkan di dalam hati nya.

ia tidak suka Shafia di perhatikan oleh laki-laki lain.

Shafia mengangkat wajah nya, menatap sekilas kepada suaminya Nindi.

Pria itu terlihat serasi berdampingan dengan Nindi.

Shafia tersenyum saat beradu pandang dengan Nindi yang terlihat malu malu, namun tetap tidak menutupi raut wajah bahagia nya.

Semua orang kembali bersorak heboh saat momen dimana Nindi mencium tangan suaminya untuk pertama kali nya.

Pernikahan sederhana ini berlanggsung secara Hikmad.

Dan Suasana akad itu pun penuh haru dan bahagia. Dan tentunya juga penuh keberkahan.

Meski pernikahan itu dilangsungkan dengan sederhana, namun tetap ada sesi pemotretan untuk mengabadikan momen bahagia mereka.

Dimulai dari pemotretan kedua pengantin, lalu besama keluarga pengantin pria, di lanjut dengan sahabat pengantin pria dan terakhir bersama sahabat pengantin wanita.

setelah semuanya ikut berfoto dilanjut dengan acara terahir ya itu menikmati hidangan sederhana. namun sebelum itu ada sesi lempar bunga.

"Eh.. itu Nindi mau lempar bunga ikutan yuk" seru Via semangat.

Banyak santri berkumpul di tengah aula masjid saat pengantin akan melempar bunga.

Hal ini sudah membudaya di masyarakatnya, dengan harapan siapa yang mendapatkan bunga yang di lempar pengantin nanti nya akan segera menyusul ke pelaminan.

"Aku gak ikut ah" tolak Shafia.

"Kamu yakin gak mau ikut maju ke depan"? ajak Tiara.

Namun Shafia tetap menolak untuk maju kedepan, ia lebih memilih tetap berdiri di tempat nya saat ini sedikit jauh dari kerumunan para santri.