"Zivanna aku menikahimu karena ingin balas dendam kepada ibu mu. Bukan karena aku mencintaimu," Devan mencengkeram kuat dagu gadis itu, lalu dihempaskan kelantai kamar dengan kasar.
"Aa--aa--apa! Bukanya selama ini kakak mencintai ku?" tanya Zizi tergagap di sertai air matanya.
"Cih, cinta kata mu! Aku tidak pernah mencintaimu. Selama ini aku melakukannya agar bisa menjalankan misi balas dendam ku. Apa kamu sudah mengerti sekarang,"
Namun, ketika dia hamil mampukah Zizi mempertahankan anaknya? Sementara dia harus berjuang untuk hidupnya sendiri. Sedangkan Devan sudah mengancamnya. Apabila dia hamil, maka anak itu akan lelaki itu lenyap kan. Kira-kira Zizi akan tetap tinggal di rumah mewah Devan atau mengugurkan kandungan nya? Atau dia memilih pergi bersama bayi dan penyakit yang di deritanya?
Penasaran sama ceritanya? Yuk langsung ke bab selanjutnya.🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sandiwara.
🌷🌷🌷🌷🌷
.
.
Sekarang Zizi sudah berjalan keluar dari kampus tempat dia akan menimba ilmu sampai beberapa tahun kedepan. Setelah tadi berkenalan dengan Kevin pria yang menemaninya di taman hotel saat dia menangisi Devan bersama wanita lain malam itu.
"Maureen!" pangil Zizi pada sahabat barunya.
"Hm, iya! Ada apa, Zi?" wanita itu menjawab dengan menoleh kearah belakang.
"Terimakasih ya sudah mau berteman dengan, ku." kata Zizi yang sudah bisa menyeimbangi jalan sahabatnya itu.
"Sama-sama! Aku juga berterimakasih karena kamu sudah mau berteman dengan ku juga, maaf ya, aku tidak bermaksud mau meninggalkan, mu. Tapi aku buru-buru karena aku akan bekerja paruh waktu." kata Maureen merasa bersalah.
"Apa! Jadi kamu mau langsung berangkat bekerja?" gadis itu bertanya sambil mengikuti langkah kaki Maureen.
"Iya, aku bekerja paruh waktu. Memangnya kamu tidak bekerja seperti, ku?" tanya Maureen sambil menunggu bus angkutan umum.
Zizi yang di tanya pun hanya mengelengkan kepalanya. Meskipun dari kecil dia sudah di tinggal oleh ayahnya, tapi gadis itu memang belum pernah kerja di luar kecuali mengerjakan pekerjaan rumah saja.
"Aku belum pernah bekerja paruh waktu ataupun kerja yang lainnya. Tapi aku bisa mengerjakan pekerjaan rumah." jawab Zizi tersenyum simpul.
"Tidak apa-apa yang penting bisa bekerja kan. O'ya aku duluan, bus ku sudah datang. Sampai berjumpa lagi besok pagi." wanita berambut pirang itu pun langsung menepuk pundak Zizi sebelum dia menaiki bus yang di tumpangi nya. Tinggalah Zizi yang menunggu di halte bus seorang diri.
Tin...
Tin...
Suara klakson mobil mewah keluaran terbaru yang berhenti di depan halte tempat Zizi menunggu bus nya. Lalu sipemilik mobil mewah keluar dari mobilnya dan berjalan mendekati Zizi.
"Kev!" sapa Zizi setelah melihat siapa pemilik mobil yang membunyikan klaksonnya tadi.
"Iya, kenapa kamu malah menaiki kendaraan umum? Memangnya tidak ada yang menjemput, mu?" Kevin bertanya heran karena melihat gadis yang menghadiri acara penting ingin menaiki kendaraan umum.
"Tidak, eh salah. Maksudnya aku memang tidak ada yang menjemput. Aku memang naik kendaraan umum." Zizi bingung ingin mengatakan apa, sebab lelaki yang ada di depannya ini tau jika malam itu dia menaiki mobil mewah.
"Kenapa seperti itu? Jika begitu ayo aku antar pulang, tunjuk saja di mana alamat rumah, mu." tanpa sepertujuan Zizi lebih dulu, pemuda itu sudah menarik tangannya dan mendorong masuk kedalam mobil lalu menutup pintu mobilnya.
"Eh, Kev! Buka pintunya, aku akan menaiki bus saja. Rumahku sangat jauh dari sini." kata Zizi ingin keluar dari mobil Kevin karena pemuda itu sudah ikut masuk dan sudah mengunci pintu mobilnya.
"Tidak apa-apa jauh juga, justru jauh kamu harus aku antar sampai rumah." ujar Kevin mulai menjalankan mobilnya.
"Aduh kenapa aku bisa bertemu dengannya lagi. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Zi, ayo berpikirlah, bisa panjang urusannya jika lelaki aneh ini mengetahui tempat tinggal, ku."
Batin Zizi bingung ingin mencari alasan agar Kevin tidak jadi mengantarnya. Bukanya Zizi tidak mau di antar pulang, tapi keadaan lah yang membuat gadis itu takut bila Kevin tau jika dia adalah istri dari... Devan Atmaja.
"Kev, kamu tidak perlu mengantar ku sampai rumah. Aku bisa pulang sendiri. Lagian jika sampai kakak, ku tau bila aku pulang di antar oleh laki-laki maka dia akan marah padaku." ucap Zizi dengan sendu agar lelaki itu percaya padanya.
Sriiiiiiiiit.....
"Kenapa dia marah? seharusnya kakak mu senang ada laki-laki yang ingin menolong adik perempuannya." tanya Kevin mengerem mendadak setelah mendengar ucapan Zizi.
"Itu, itu karena dia sangat menyayangi aku, dia takut terjadi sesuatu padaku. Apalagi jika belum kenal dengan orang nya. Jadi aku mohon demi pertemanan kita, kamu tidak usah mengantar, ku pulang. Kan kamu sendiri tadi yang bilang ingin bersahabat dengan, ku." rayu gadis itu agar bisa di turunkan sekarang.
"Bagaimana bisa kamu memiliki kakak yang aneh seperti itu. Eh, tapi kakak, mu laki-laki atau perempuan? Malam itu aku tidak bisa melihat sewaktu pintu mobilnya di buka oleh pengawal yang membawa mu pergi dari taman." rutuk Kevin sambil kembali bertanya.
"Dia--dia, laki-laki! Tapi orangnya sangat pemarah. Jadi kamu tidak usah mengantar ku pulang. Sama satu lagi, tolong kamu rahasiakan setatus ku. Jangan bilang pada siapapun jika aku memiliki kakak yang kaya raya. Karena kata kakak, ku. Begitu banyak pesaing bisnisnya yang sedang mengincar keselamatan, ku. Jadi aku mohon kepadamu," dengan penuh rayuan Zizi berusaha untuk menyakinkan Kevin.
"Benarkah seperti itu? Kamu tidak sedang berbohong kan?" tanya lelaki itu penuh selidik.
"Tentu saja tidak, buat apa juga aku berbohong padamu. Sekarang ayo buka pintunya aku harus cepat kembali sebelum kakak, ku pulang." pinta Zizi sambil berlalu keluar setelah dia melihat Kevin membuka pintu mobil.
"Daaah... terimakasih atas tumpangannya, sampai berjumpa lagi." ucap Zizi melambaikan tangan sebelum dia menaiki bus yang kebetulan menurunkan penumpang di depan mobil Kevin.
Tiba di dalam bus.
"Huh... nafasku jadi ngos-ngosan gara-gara berlari. Untung saja aku berhasil membohongi nya. Jika tidak, bisa gawat bila kakak tau aku minta di antar pulang ke rumahnya." keluh Zizi sambil kembali mengatur nafasnya.
Setelah menempuh perjalanan dua puluh lima menit. Bus yang di naiki Zizi sudah berhenti di daerah depan simpang kompleks tempat perumahan elit. Lalu gadis itu turun untuk melanjutkan lagi berjalan kaki sampai ke kediaman Devan.
Dari simpang kompleks sampai kerumah Devan. Zizi harus berjalan sejauh hampir dua kilometer. Meskipun dia menjadi pandangan aneh orang-orang yang melewatinya mengunakan mobil mewah mereka, tapi gadis itu tetap cuek selama mereka tidak mengangu dirinya. Namun, baru saja gadis itu sampai di depan gerbang rumah suaminya. Dia sudah menyaksikan jika sang suami tengah membuka pintu mobil untuk seorang wanita cantik yang di ketahui nya bernama Fiona.
"Jadi mobil yang aku lihat tadi adalah mobil kakak. Dia melewati aku begitu saja? Kenapa kakak tega sekali padaku. Bahkan dia membawa perempuan itu lagi."
Zizi meneteskan air matanya setelah Devan mengandeng Fiona masuk ke dalam rumah yang dia kira akan membuatnya bahagia. Nyatanya bukan kebahagiaan yang dia dapatkan setelah tingal di dalam rumah mewah itu, melainkan penderitaan yang tidak tau sampai kapan.
Tadi ketika Zizi sedang berjalan dia memang melihat mobil yang di naiki Devan sempat melambat saat melewatinya. Namun, gadis itu tidak tau jika itu adalah mobil suaminya sendiri.
"Fi... Terimakasih kamu sudah mau tinggal di sini. Aku akan membuat gadis itu merasakan seperti apa rasanya di khianati oleh suaminya. Jadi tolong bantu aku menjalankan sandiwara ini. Kamu berpura-puralah menjadi kekasih, ku. Aku akan membayar berapapun yang kamu inginkan." ucap Devan setelah mereka tiba di dalam kamar yang akan Fiona tempati selama tinggal di sana sesuai kesepakatan yang mereka buat.
BERSAMBUNG....
.
.
.
.
...Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya ya 🤗 agar Mak author semangat juga untuk melanjutkan ceritanya. Ribuan terimakasih pada kalian semua yang setia mengikuti cerita receh Mak....
like.
Vote.
Vaforit.
Komen.
Hadiah bunga ataupun kopinya 😍😍😍 Terimakasih 🙏🙏🙏