Anin akhirnya menemukan alasan yang mungkin menjadi penyebab suaminya bersikap cuek terhadapnya. Tidak lain adalah adanya perempuan idaman lain yang dimiliki suaminya, Kenan.
Setelah berbicara dengan sang suami, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Anin meminta suaminya untuk menikahi wanita itu.
" Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai," Anindita Pratiwi
" Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku," Kenan Sanjaya.
Pernikahan Anin dan Kenan terjadi karena amanah terakhir Ibu Yuni, ibunda Kenan sekaligus ibu panti tempat Anin tinggal. Bertahannya pernikahan selama satu tahun tanpa cinta pun atas dasar menjaga amanat terakhir Ibu Yuni.
Bagaimana kehidupan Anin setelah di madu? Akankah ia bisa menjaga amanah terakhir itu sampai akhir hayatnya? Atau menyerah pada akhirnya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAT 29 Mulai Terkuak
Menjaga Amanah Terakhir (29)
Kenan masih di buat bingung saat Samudera menyeretnya ke dalam mobil. Samudera hanya mengatakan akan menjelaskan setelah hasilnya keluar.
" Jelaskan, Sam. Maksudnya apa?,"
Samudera tetap fokus menyetir dimana Kenan duduk di samping kemudi.
" Panjang ceritanya," jawab Samudera singkat.
" Persingkat,"
Samudera mendelik.
" Ck, kamu harus cek apakah kamu punya penyakit di bagian itu atau tidak," ucap Samudera sambil melihat ke arah bawah.
Kenan mengikuti arah pandang Samudera. Hingga ia terperangah.
" Sam, aku tidak pernah jajan sembarangan," Kenan tidak terima Samudera berpikiran buruk tentangnya.
" Kamu tidak. Istri mudamu iya,"
" Yang jelas , Sam!!," kesal Kenan
" Kalau mau jelas, nunggu hasil pemeriksaan. Aku kan sudah bilang panjang kalau di jelaskan,"
Ucapan Samudera membuat Kenan bungkam. Tapi, pikirannya mulai berkelana kemana-mana.
Tidak mungkin kan? Batin Kenan.
...******...
Sementara itu, di sebuah Mall, Laras sedang menikmati waktunya. Setelah puas melakukan perawatan agar tetap bisa menarik hati suaminya, ia melanjutkan dengan jalan-jalan. Yang pasti tidak sekedar jalan-jalan.
Laras masuk ke dalam toko tas branded. Ia tertarik pada salah satu tas yang ternyata tas limited edition.
Namun, ia tak jadi melihat-lihat tas itu. Karena sadar tidak akan bisa membeli.
Setelah kejadian uang jatah bulanan yang malah habis dalam waktu sekejap karena ia gunakan foya-foya. Kenan membatasi uangnya. Di berikan pun hanya seminggu sekali.
Pelit? Bukan. Hanya mencoba mendidik sang istri agar tidak boros. Tidak selamanya mereka akan hidup dengan bergelimang harta. Bisa jadi, mereka ada di bawah setelahnya. Roda kehidupan tidak ada yang tahu.
" Ini, untukmu yang tercantik,"
Sebuah paper bag di letakkan di atas meja di hadapan Laras yang tadi langsung meninggalkan toko dan berakhir di restoran untuk makan siang.
Laras terkejut. Ia tahu logo itu adalah logo toko yang tadi ia datangi. Wajahnya menengadah untuk mengetahui siapa yang memberinya paper bag itu.
" Om...."
" Apa kabar, sayang? Kamu semakin menarik saja," jawab sang laki-laki sambil duduk di samping Laras setelah tanpa izin mencium pipi Laras hingga membuat sang empunya terkejut. Sengaja tidak duduk di depan Laras.
" Ba_baik," jawab Laras tergagap.
Laki-laki di sampingnya adalah sugar Daddy nya dulu. Namun, hubungan keduanya berakhir saat ketahuan istri sah.
Melihat Laras yang malah celingukan, laki-laki itu kembali berkata, "Dia sudah aku cerai. Aku duda sekarang," jawab Hadi Utama sang pengusaha yang kini tersenyum dengan tangan yang tidak bisa di kondisikan di bawah meja.
Laras mencoba menepis namun, Hadi tidak perduli.
" Maksud Om apa?" Ada rasa penasaran. Karena setahu Laras, yang membuat Hadi tidak berkutik di depan istrinya adalah karena pemilik asli perusahaan adalah istrinya.
" Ya, dengan sedikit permainan, semua jatuh ke tanganku. Perusahaan itu milikku sekarang," jelas Hadi singkat
Laras di buat melongo. Pantas laki-laki dihadapannya ini baik-baik saja padahal tadi katanya sudah berpisah dengan istrinya.
" Jadi, kembalilah jadi wanitaku. Maka apapun yang kamu mau akan aku penuhi," tawarnya sambil menggeser paper bag yang ia bawa.
Karena terus di geser ke hadapannya, Laras penasaran dan langsung membuka.
"Astaga!! Tas ini..."
" Aku tahu kamu mau itu. Dari cara melihatmu,"
" Om ada disana?,' Laras tak percaya ternyata dia memang sudah diikuti.
" Ya. Jadi bagaimana dengan tawaran ku?,'
" Aku sudah menikah. Seharusnya om tahu," jawab Laras setelah diam sejenak.
" Aku tahu. Tapi, penawaranku ini hanya satu kali. Kamu jadi wanitaku namun, tetap jadi istrinya." Jawabnya santai.
Hadi tidak berniat lagi menikah. Ia tak mau harta yang sudah payah ia dapatkan beralih tangan. Lebih baik begini saja.
Laras diam. Padahal ia menikah agar hidupnya tenang. Kalau begini apa ia akan kembali merasakan hidup tenang?
Laras tidak sadar. Padahal, sejak Laras kembali bersama Jonathan, kehidupannya sudah mulai berubah. siapa yang tahu bagaimana kedepannya saat ia sudah mulai bermain api.
" Kalau kamu mau, datang ke hotel sebrang. Kamar nomor 103," Hadi langsung berdiri.
Laras masih dilema.
" Aku tawarkan kemewahan tanpa kamu harus melepaskan statusmu. Kita bermain di belakang. Pikirkan saja. Aku di sana sampai malam ini. Besok aku harus pergi ke luar negeri,"
Hadi meninggalkan Laras dengan senyum misteriusnya. Bagi Hadi, sudah bisa ditebak apa keputusan Laras.
...******...
" Coba ceritakan. Maksud dari tes ini apa?,"
Kenan tidak bisa menunggu sampai hasil keluar. Kini Kenan dan Samudera duduk di kafe sebrang rumah sakit sambil menunggu hasil tes Keluar.
Menyadari tes yang ia lakukan, Kenan jadi sangat takut. Tapi, ia mulai bisa menebak apa yang membuat Samudera memaksa ia melakukan tes itu saat ia ingat obrolan mereka di perjalanan ke rumah sakit tadi.
" Laras itu pernah menjadi simpanan beberapa pengusaha. Bahkan ia pun pernah melayani orang-orang tak jelas asal ber_uang," jawab Samudera santai sambil menyesap kopinya.
" Jangan bercanda, Sam. Dia masih p3rawan saat aku nikahi,' jelas Kenan melotot tak percaya atas penjelasan sahabatnya.
"Kamu boleh tidak percaya. Tapi, itu kenyataannya. Aku tidak akan bercanda sampai sejauh ini, Ken." ucap Samudera kesal karena Kenan meragukannya.
Kenan diam membenarkan.
" Tapi, bagaimana bisa?,"
" Teknologi kedokteran sudah mulai canggih. Itu bisa saja terjadi dengan operasi,"
Melihat Kenan yang tampak bingung. Samudera kembali menjelaskan.
" Seperti permintaanmu, aku mulai memantau kegiatan Laras. Tidak ada yang aneh memang beberapa hari ini. Tapi, kehidupan sebelum menikah denganmu, sudah aku ketahui. Cukup mencengangkan."
" Kamu menyelidiki masa lalunya?,"
" Ya. Orang pertama yang memintaku menyelidiki Istri mudamu itu ya, calon istriku..."
" Reina memintamu menyelidiki Laras?," Kenan tidak tahu Reina berbuat sejauh itu.
" Dia hanya ingin aku mencari bukti bahwa Laras menikahimu karena maksud tertentu," diam sejenak.
" Lalu apa saja yang kamu temukan selain kenyataan ini?," tanya Kenan yang mulai bisa lebih tenang menanggapi apa yang terjadi.
" Dia bersahabat dengan dua wanita yang keduanya memiliki status yang tidak jauh berbeda. Satu wanita simpanan dan satu lagi istri siri pengusaha. Keduanya juga membantu Laras untuk bisa dekat denganmu."
" Jadi, maksudmu, semua ini bukan kebetulan? Pertemuanku dengan Laras sudah direncanakan?," tanya Kenan tidak percaya.
Awal mula pertemuan mereka memang tidak di sangka-sangka. Bertemu saat Laras di tinggalkan di jalanan sepi karena mengalami pembegalan. Hingga mobil yang Kenan kendarai melewatinya dan karena iba, ia menolong Laras.
Dari sana mereka saling berkenalan dan lanjut membantu Laras yang ternyata sedang mencari pekerjaan.
Begitulah, dari sana Laras mulai bekerja di hotel Kenan dan menjalin hubungan karena Kenan merasa nyaman dengan sikap Laras yang tentu saja hanya kamuflase.
" Ya. kamu akan lebih terkejut jika mendengar apa yang akan aku katakan,"
" Apa?"
TBC