Jatuh cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan oleh seorang Kenza Ria Nugraha. Sayangnya, sosok pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta sudah dimiliki oleh seseorang. Alhasil, selama bertahun-tahun Ria hanya bisa memendam perasaannya dalam diam. Ria juga harus menerima kenyataan saat pria itu menikahi kekasihnya.
Namun, sebuah harapan kembali hadir saat mendengar jika pria yang dicintainya, yaitu Sandi Pangestu bercerai dengan sang istri dan menjadi seorang duda. Ria pun bertekad untuk berjuang mendapatkan cintanya, tanpa peduli dengan status Sandi. Dia mulai mendekati pria yang juga adalah sahabat dari kakak kandungnya.
Akankah Ria mampu untuk mendapatkan hati Sandi? Ataukah sebuah penolakan yang akan Ria dapatkan?
***
" Hello, Mas Duda! Boleh aku isi hatinya? " ~ Kenza Ria Nugraha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Aku Bukan Kakakmu ~ Sandi
Awalnya Sandi dan Ria kira hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam saja menunggu berkas-berkas mereka selesai difotokopi, tapi ternyata hampir menghabiskan waktu tiga jam. Bukan karena terlalu banyak atau bagaimana, tetapi tiba-tiba ada segerombolan anak-anak SMA yang meminta pemilik tempat fotokopi mengerjakan milik mereka dulu. Alhasil Sandi dan Ria pun mengalah, apalagi segerombolan anak-anak SMA itu memohon pada mereka.
Hingga hampir masuk jam makan siang, berkas-berkas milik Sandi dan Ria baru selesai semuanya. Hanya mereka berdua yang masih berada di tempat fotokopi itu karena Eman dan Aca sudah pergi lebih dulu. Sandi dan Ria juga mengalah pada mereka karena adik dari Eman terus menghubungi menanyakan tugasnya.
" Huh, akhirnya selesai juga. Aku sudah sangat bosan menunggu berjam-jam di dalam " ucap Sandi saat keluar dari tempat fotokopi itu.
" Iya Kak, sama. Aku bahkan sampai mengantuk " sahut Ria yang berada di samping Sandi.
Keduanya berjalan beriringan menuju parkiran di samping toko fotokopi itu dimana motor milik Sandi berada.
" Kita makan siang dulu ya. Tidak jauh dari sini ada warung lalapan yang enak " ajak Sandi sembari memasang helm di kepalanya.
" Iya Kak, kebetulan aku juga sudah lapar " jawab Ria karena cacing-cacing di perutnya sudah meronta-ronta.
Kemudian, Sandi pun naik ke atas motornya dan diikuti oleh Ria di belakangnya. Pria itu menyalakan mesin motornya dan melajukannya menuju warung lalapan yang dimaksudnya yang tidak jauh dari sana.
.
.
.
Sesampainya di warung lalapan itu, Sandi dan Ria segera turun dari motor lalu masuk ke dalamnya. Keadaan warung lalapan itu cukup ramai karena memang sudah jam makan siang dan banyak karyawan pabrik yang tidak jauh dari sana yang sedang makan siang. Beruntung masih tersisa satu meja di pojok yang bisa ditempati oleh Sandi dan Ria.
" Kamu duduk dulu di sana dan aku mau memesan makanannya dulu. Kamu mau makan apa? " ucap Sandi sembari menunjuk satu meja yang tersisa.
" Iya Kak " jawab Ria menurut.
" Aku samakan saja dengan milik kamu " lanjut Ria yang belum tahu apa yang enak di warung lalapan itu.
Ria langsung menuju meja yang berada di pojok warung dan mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi plastik yang ada di sana. Sedangkan Sandi menghampiri salah satu pelayan dan memesan makanan untuk mereka.
" Kalau ramai begini, pasti makanannya enak sih " gumam Ria melihat warung lalapan itu yang ramai.
Tak lama kemudian, terlihat Sandi telah kembali bersama dengan pelayan yang membawa makanan untuk mereka. Ada dua porsi ayam goreng lengkap dengan sambal dan sayuran mentah serta dua gelas es teh manis.
" Silahkan dinikmati " ucap pelayan itu setelah meletakan semua yang dibawanya ke atas meja.
" Terima kasih " sahut Sandi dan Ria hanya menganggukkan kepalanya saja.
Setelah melakukan pekerjaannya, pelayan itu langsung pergi dari sana, meninggalkan Sandi dan Ria yang sudah duduk berhadapan.
" Kamu sering makan di sini, Kak? " tanya Ria karena Sandi terlihat sudah cukup mengenal orang-orang di sana.
" Ya lumayan lah " jawab Sandi.
Ria pun mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
" Oh iya, Ria, berhenti memanggilku dengan sebutan kakak seperti itu ya. Aku bukan kakakmu, tapi calon suamimu dan sebentar lagi kita menikah. Kalau kamu terus memanggilku seperti itu, maka orang-orang benar-benar mengira kita adalah kakak beradik " pinta Sandi yang tidak suka tetap dipanggil seperti itu.
Status mereka sudah berubah sekarang sebagai calon suami istri, dirinya bukan lagi hanya sekedar sahabat dari kakak kandung Ria saja. Mungkin lebih akan lebih bagus dan nyaman dengan panggilan lain.
" Lalu, aku harus panggil kamu apa dong? Mas Duda seperti yang aku inginkan waktu itu? " tanya Ria memastikan.
Mendengar itu, Sandi pun mendengus kesal. " Cukup Mas saja, duda-nya tidak usah. Setelah kita menikah dan kamu menjadi istriku, kan statusku tidak duda lagi " jawab Sandi.
" Baiklah, kalau begitu aku akan memanggil kamu dengan sebutan Mas mulai sekarang " ucap Ria menuruti keinginan calon suaminya itu.
Sandi pun menganggukkan kepalanya dan kedua sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman. Inilah salah satu alasan yang membuat dirinya memutuskan untuk membuka hati dan belajar mencintai Ria, gadis itu sangat penurut. Dalam menjalani sebuah hubungan, Sandi memang lebih suka berperan lebih dominan sehingga sangat cocok mendapatkan pasangan seperti Ria.
Sebenarnya Ria juga sudah berencana untuk mengganti panggilannya pada Sandi, tapi masih takut andai pria itu tidak menyukainya dan risih. Namun sekarang malah calon suaminya itu yang memintanya, maka dengan senang hati Ria akan menurutinya. Dan, Ria berharap suatu saat nanti Sandi juga akan merubah panggilan terhadap dirinya, dengan sebutan sayang misalnya.
Membayangkan saja sudah membuat Ria sangat bahagia, apalagi jika benar terjadi. Oleh karena itu, dia harus berusaha lagi membuat Sandi jatuh cinta padanya. Jika Sandi sudah mencintainya, maka pria itu pasti akan melakukan sesuatu yang membuatnya bahagia.
" Kalau begitu sekarang kita makan ya " ucap Sandi pada Ria.
" Iya Mas " jawab Ria menganggukkan kepalanya.
Rasanya hati Sandi menghangatkan mendengar Ria memanggilnya seperti itu. Dia merasa sangat dihormati sebagai seorang pria dan juga sangat menyukai panggilan itu keluar dari mulut Ria.
Mereka berdua pun segera memakan makanan yang sudah tersaji di atas meja. Sesekali makan siang itu diselingi dengan obrolan tentang persiapan pernikahan mereka, seperti waktu pengajuan, mengurus berkas di kantor urusan agama, dan tentu banyak lagi yang lainnya.
***
Siapa yang sudah tidak sabar Sandi dan Ria menikah? Pokoknya tunggu saja dan doakan semuanya lancar ya☺️
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
sehat selalu ya thor cpt sembuh biar bisa ttp berkarya
semoga Jeremy & genk nya tertangkap, segera dapat hukuman yg setimpal