Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatanan dunia.
Keter terbaring tak berdaya, darah segar mengalir dari mulutnya. Kenkiryu berdiri di atasnya, menginjak-injak tubuh Keter dengan kejam. Kenkiryu tertawa, suaranya menggema di hutan yang sunyi, "Keter, dunia begitu kejam, tatanan dunia yang seperti ini harus diubah. Penderitaan ku dulu sudah cukup untuk aku berbuat seperti ini."
Kenkiryu menunduk, matanya penuh kebencian, "Kau akan membayar atas segala perbuatanmu!"
Kilasan Masa Lalu:
Sejuta tahun yang lalu, ras vampire hidup berdampingan dengan manusia. Vampire hanya memakan darah hewan, dan Kenkiryu, yang masih kecil, melihat dari arah jendela kamarnya manusia melakukan aktivitas seperti berkebun dan bersekolah. Vampire tidak bisa melakukan itu di siang hari, karena sinar matahari akan melemahkan mereka.
Kenkiryu mendekati ibunya, "Ibu, para manusia enak sekali ya, bisa beraktivitas seperti itu. Anak-anak mereka bersekolah, dan orang-orang dewasa berkebun. Aku juga mau seperti mereka."
Ibu Kenkiryu mengelus kepala anaknya, "Kita tidak bisa seperti itu, karena kita sebagai vampire hidup hanya perlu meminum darah. Sedangkan manusia memerlukan uang untuk membeli keperluan dan kebutuhan mereka. Maka dari itu, Tuhan memberikan kelebihan pada manusia untuk tahan dari sinar matahari."
Kenkiryu terdiam, sedikit kecewa. Malam itu, dua orang manusia sedang berjalan ketika mereka menemukan seorang wanita vampire yang sudah tak bernyawa. "Eh, ada wanita yang sedang terbaring di tanah," ujar salah seorang manusia.
"Ayo cepat kita bantu dia." Mereka berdua berlari mendekati jasad wanita vampire tersebut. Setelah memeriksa nafasnya, mereka menyadari bahwa wanita vampire itu sudah meninggal. "Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?" tanya salah seorang.
"Dia sudah tidak bernyawa. Bagaimana ini?" jawab yang lainnya.
Tidak lama kemudian, seorang pria misterius mendekat, "Vampire itu sosok yang sangat berharga. Gigi taring emas mereka bisa dijual dengan harga yang tinggi."
Kedua pria itu tergoda dengan tawaran tersebut. Mereka membawa tubuh wanita vampire itu dan menjual gigi emasnya dengan harga yang sangat tinggi.
Keesokan harinya, kedua pria itu sedang berkumpul dengan warga desa lainnya. Mereka membicarakan tentang gigi emas vampire yang bisa dijual dengan harga yang tinggi. "Benar kah? Gigi emas vampire bisa dijual dengan 10.000 koin emas?" tanya salah seorang warga.
"Benar, kami sudah menjualnya. Semalam kami berdua menemukan mayat dari wanita vampire, lalu kami menjualnya," jawab salah seorang pria.
Beberapa orang di sana mulai berpikir jahat. "Baiklah, aku punya ide. Bagaimana kita memburu para vampire dan membunuh mereka semua?" usul seseorang.
Beberapa orang setuju, "Baiklah, aku setuju. Kita kumpulkan para warga, dan malam ini kita mulai lakukan itu."
Malam itu, para manusia berkumpul untuk melakukan pembantaian ras vampire.
Di sisi lain, Kenkiryu dan ibunya mendengar teriakan para vampire yang sedang diburu. Kenkiryu, yang masih kecil, sangat ketakutan. Ibunya menyembunyikannya, "Kau bersembunyi disini saja anakku, jangan keluar. Manusia sudah mulai menggila."
Kenkiryu menangis, "Ibu? Ibu!!" Ibunya pergi meninggalkannya, dan di depan mata Kenkiryu, manusia dengan rombongan mereka menyiksa ibunya dengan kapak dan membunuhnya.
Kenkiryu, dengan air mata berlinang, berbisik dalam hati, "Apa ini!? Manusia bertindak kejam kepada kami. Aku bersumpah akan membalas kalian dan mengubah tatanan dunia ini!!"
Para manusia yang membunuh ibu Kenkiryu berkata, "Akhirnya kita kaya!" "Hahaha, kau benar! Ayo kita ambil gigi emasnya." Mereka memotong mulut ibu Kenkiryu dan mengambil gigi emasnya.
Kenkiryu, melihat kejadian keji itu, berbisik dalam hati, "Jadi ini tentang uang ya?"
Beberapa saat kemudian, Kenkiryu mengusap mayat ibunya. Matanya memerah, "Jadi ini tentang uang? Aku akan membalaskan dendam ibuku. Manusia begitu kejam, demi uang mereka rela melakukan apa saja, bahkan sampai membunuh!"
Pada saat itu, bulan memerah, sihir Kenkiryu bangkit dan membangkitkan seluruh vampire yang mati menjadi monster. "Ini saatnya, ibu," bisik Kenkiryu.
Kembali ke Masa Sekarang:
Kenkiryu menciptakan pedang dari sihir darahnya, "Begitulah kejadiannya, Keter. Sekarang bagaimana? Apakah kau masih ingin membela manusia yang bodoh itu? Penderitaan ku sudah cukup melebihi dirimu, dan sekarang matilah kau!!!"
Kenkiryu menunjuk Keter tepat di jantungnya.
Alam Bawah Sadar:
Keter bertemu sosok wanita yang sedang duduk di kursi berbentuk jam. Wanita itu berkata, "Haha, cukup mengejutkan, kau mati dengan cara yang seperti itu."
Keter bertanya, "Siapa kau ini?"
Wanita itu menjawab, "Aku adalah Zakiel, malaikat penguasa waktu."
Keter terkejut dan heran, "Bagaimana bisa? Mengapa aku bisa bertemu dengan dirimu?"
Zakiel menjelaskan, "Kau menggunakan teknikku pada saat itu. Apa kau lupa? Kau menghentikan waktu saat berhadapan dengan Celis. Itu membawa inti sihirku kepadamu."
Keter sedikit heran karena dia bisa menggunakan sihir malaikat. "Ternyata aku menggunakan teknikmu. Hanya saja aku sedikit heran, di hadapan Celis, sihirmu tidak membuatnya gentar."
Zakiel sedikit kesal, "Sebenarnya, Celis sedikit gentar saat kau menggunakan sihirku. Hanya saja kau yang merasa takut terhadap dirinya, jadi dia bisa mengintimidasi-mu."
Keter berkata, "Begitu ya. Yah, lagi pula aku sudah mati, jadi aku tidak perduli akan hal itu."
Zakiel berdiri dan mendekati Keter. "Kau pikir aku akan membiarkan dirimu mati? Itu sama saja kau mempecundangi aku dua kali, sialan. Aku akan menggabungkan inti sihirku dan dirimu, lalu menghukum dia yang ingin mengubah tatanan dunia."
Zakiel menggabungkan inti sihir mereka berdua. Seketika itu, tubuh Keter memancarkan energi sihir yang sangat kuat. Aura biru kehijauan melingkupi tubuh Keter, dan cahaya biru kehijauan berputar-putar di sekelilingnya, seperti pusaran energi yang siap meledak. Kenkiryu terkejut melihatnya. Keter berdiri kembali, "Hai, kau mau kemana? Urusan kita belum selesai."
Kenkiryu tersenyum, "Tentu saja, ingin mengubah tatanan dunia ini."
Keter menatap Kenkiryu dengan tajam, "Kau... akan aku pastikan kau menyesal karena sudah berbicara seperti itu."
Keter berteriak, "Zakiel!"
Seketika itu, sebuah barrier penghalang yang terbuat dari sihir Keter menyelimuti seluruh hutan. Cahaya biru kehijauan berkelap-kelip di permukaan barrier, membentuk pola-pola rumit yang berputar-putar. Di belakang Keter, terdapat sebuah jam besar dengan sayap yang begitu besar, dan terdapat wajah seorang wanita. Wajah wanita itu memancarkan cahaya biru kehijauan yang lembut, dan sayap-sayap jam itu bergetar dengan cahaya yang sama.
Keter berkata kembali, "Tunjukkan padaku, seberapa gila dan bodohnya orang yang mencoba mengubah tatanan dunia itu, dan seberapa jauh Tuhan mengizinkannya."