NovelToon NovelToon
Benua Naga Hitam

Benua Naga Hitam

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: YT FiksiChannel

CERITA PERANG MANUSIA MELAWAN IBLIS.

Augreen adalah seorang sampah dari keluarga Ran yang diusir karena tidak memiliki inti energi, sesuatu yang paling penting bagi seorang manusia untuk mengolah energi alam. Setelah tiga tahun berlalu Augreen kembali dengan satu tujuan, yaitu membuktikan kepada keluarga Ran bahwa dia bukanlah seorang sampah.

Setelah membuktikan dirinya kepada keluarga Ran. Augreen akan memenuhi tugas yang diberikan oleh gurunya sebelum sang guru meninggal dunia, yaitu memenggal kepala kaisar iblis dan itu menjadi tujuan terbesarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YT FiksiChannel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Binatang Buas

Eira tentu menerima syarat yang diajukan oleh kakeknya tersebut dengan senang hati, hal itu terjadi karena Eira memang ingin berburu monster tersebut ketika rumor monster misterius yang membunuh warga desa secara acak itu muncul dua minggu lalu, tapi niatnya tersebut selalu dihalangi sang kakek. 

"Tanpa kakek minta sekalipun aku memang berniat memburu monster pembunuh itu, tapi sebelumnya kakek selalu melarang. Lalu kenapa sekarang kakek ingin aku memburunya?" Ujar Eira menerima syarat tersebut dengan senang hati dan juga bertanya dengan heran. 

"Hehe, itu karena kakek dulu mengkhawatirkan kamu, namun sekarang tidak lagi karena kamu tidak mau nurut kata kakek. Kakek bahkan belum menyelesaikan syarat yang kakek minta, jadi jangan senang dulu cucuku." Balas tetua Raqa tertawa kecil dan mengatakan bahwa dia belum selesai memberikan syaratnya.

"Baiklah, lanjutkan, syarat apapun itu akan aku turutin selama bukan pernikahan." Tantang Eira dengan yakin.

"Kakek ingin kamu membunuh monster misterius itu tanpa menggunakan energi sihir sedikitpun, kamu harus membunuhnya dengan kekuatan fisikmu saja atau keahlian dalam menggunakan senjata, jika menggunakan sihir sekali saja maka kakek tidak akan mengizinkanmu pergi. Apakah kamu sanggup?" Kata tetua Raqa mengajukan syarat jika Eira memang ingin mengikuti ujian masuk akademi aliansi yang berada di kerajaan Galing.

Eira terdiam mendengar syarat membunuh monster itu harus menggunakan kekuatan fisik saja tanpa menggunakan energi sihir sedikitpun. 

"Itu sama saja kamu tidak mengizinkan Eira pergi." Batin Kyle menanggapi syarat yang diminta tetua Raqa tersebut.

"Kakek bukankah kamu tahu seorang penyihir sangat mengandalkan sihirnya, bukankah itu terlalu berat bagiku kek?" Tanya Eira dengan tidak puas.

"Pilihan ada di tanganmu." Balas kakek tua tersebut dan beranjak pergi memasuki rumah kayunya yang cukup mewah tersebut meninggalkan Eira, Augreen, dan Kyle di teras rumah.

"Kakekmu sepertinya sangat melarang kamu mengikuti ujian masuk akademi, sampai-sampai dia mengajukan syarat yang mustahil kamu selesaikan. Sebaiknya menyerah saja." Kata Augreen menanggapi syarat yang diajukan tetua Raqa jika Eira memang ingin mengikuti ujian masuk akademi.

"Orang tua itu..." Dengus Eira memukul udara kosong dengan kesalnya dan mulai mengas akibat tidak dapat menahan emosi.

"Ini semua gara-gara Tante yang tidak pernah pulang semenjak menjadi murid akademi." Keluh Eira.

Brak!

"Aku akan menghajarnya jika ketemu di akademi nanti." Tukas Eira memukul dinding dengan kuat hingga menggetarkan rumah.

"Kakek aku terima tangangan itu, aku akan membunuh monster misterius itu tanpa energi sihir sedikitpun seperti yang kakek minta." Pekik Eira menerima tantangan itu dan pergi untuk mempersiapkan diri.

Desa Dara, kerajaan Galing.

Malam hari kembali datang menyelimuti desa Dara yang terlihat lebih mencekam dari malam-malam sebelumnya, hal itu tidak terlepas dari serangan monster yang merenggut nyawa Xiaowei yang dikenal sebagai jenius muda dan terkuat milik desa Dara. Kematian Xiaowei benar-benar membuat warga takut keluar rumah pada malam hari, bahkan tidak ada warga yang berani berpatroli.

Yohan sebagai kepala desa yang baru berpatroli keliling desa bersama dengan 4 orang rekannya, meskipun dia takut namun dia harus menjaga harga dirinya di hadapan warga.

"Tua bangka itu kenapa memilihku menjadi kepala desa menggantikannya?" Gerutu Yohan masih kesal terhadap tetua Raqa.

"Yohan, jika kamu tidak ingin menjadi kepala desa kenapa kamu sangat ingin tetua Raqa mengundurkan diri dari posisi kepala desa?" Tanya Van yang merupakan teman akrab Yohan sedari kecil.

"Aku memang menginginkan tua bangka itu mundur dari kepala desa, tapi bukan berarti aku yang harus menjadi kepala desa yang baru menggantikannya. Aku hanya tidak suka caranya memimpin desa ini, dia sangat otoriter sebagai pemimpin dan selalu ikut campur dalam masalah keluarga orang lain." Jelas Yohan dengan kesal.

"Hm, apakah ini berhubungan dengan ayahmu yang diusir dari desa karena menolak membayar upeti panen tahunan?" Tebak Van.

Yohan hanya diam tidak menjawab, melihat itu Van tidak bertanya lagi.

Sresek!

Tiba-tiba terdengar bunyi sesuatu yang lari dibalik semak-semak yang ada disisi kiri 5 orang tersebut, sontak mereka menoleh melihat, namun terdengar suara krusuk di semak-semak yang berada di kanan mereka, lalu dibelakang dan tidak terdengar lagi setelah bunyi itu pindah di sisi kiri mereka kembali.

"Apa itu?" Tanya Van sembari menyorot semak belukar itu dengan senternya, sialnya senter itu mati begitu juga 4 senter yang dibawa rekan-rekannya.

"Alirkan tenaga dalam kalian agar senter hidup kembali." Pinta Yohan sembari mengalir tenaga dalamnya ke senternya, namun tidak hidup-hidup, kondisi yang sama dengan 4 senter yang dibawa oleh 4 rekannya tersebut. 

"Sial rongsokan ini rusak padahal baru dibeli beberapa jam lalu. Penyihir tua sialan itu menipu kita lagi." Umpat Yohan sembari membuang senter tersebut.

"Sudah kukatakan jangan membeli item sihir kepada penyihir tua itu lagi. Dia dikenal sebagai pembuat item sihir yang buruk dan juga pedagang yang tidak jujur, bahkan beberapa kali menipu kita, tapi kalian tetap memaksa membeli kepadanya." Kata Van dengan marah.

"Berisik!" Bentak Nicholas yang juga salah satu teman akrab Yohan.

"Perkara penerangan saja kalian ribut, makanya gunakan kekuatan kalian sendiri tanpa bergantung dengan item sihir." Ujar Nicholas sembari menciptakan bola api ditangannya sebagai penerangan.

"Nicholas itu..." 4 orang itu sontak menunjuk Nicholas dengan ketakutan.

"Apa?" Tanya Nicholas.

"Aku memang hebat, tapi kalian tidak perlu ketakutan seperti itu, haha." Ujar Nicholas percaya diri, namun 4 orang rekannya terlihat menunjuk-nunjuk dengan ketakutan dan tangan bergetar, lebih tepatnya mereka menunjuk kearah belakang Nicholas.

Geram!!!

Tiba-tiba terdengar suara geraman yang sangat kecil namun mengerikan di belakang Nicholas, mendengar itu Nicholas yang percaya diri dan merasa bangga ketakutan dengan tubuh gemetaran.

"Memangnya ada a... pa!" Nicholas menoleh kebelakang dan terkejut melihat beruang besar di belakangnya.

Bang!

Nicholas terlempar ketika makhluk itu menamparnya tepat ketika Nicholas menoleh melihat kebelakang, hasilnya Nicholas langsung tak sadarkan diri dengan luka cakar parah di pipi kanannya.

"Nicholas!!!" 

Yohan dan yang lainnya cemas dan ketakutan, lalu mereka berempat lari tunggang langgang ke segala arah, namun sayang mereka dicakar oleh makhluk itu hingga tak satupun yang bisa berdiri dengan dua kakinya lagi.

Geram!!!

"Argh... tolong!!! Argh... ah." Pekik 4 orang itu kesakitan.

Monster itu meraung geram sembari memandang langit malam yang terlihat cerah dengan kehadiran bulan sabit, monster itu terlihat sangat senang, lalu mencabik-cabik tubuh 5 orang malang tersebut hidup-hidup dan meninggalkan tubuh mereka ketika sudah puas mencabik-cabik tubuh lima orang malang tersebut.

Trang!

Monster yang mencoba pergi dari lokasi dengan suasana hati yang puas itu tiba-tiba diserang oleh sabit besar, untungnya dia sempat menangkis sabit tersebut.

"Akhirnya aku menemukanmu, monster sialan." Pekik Eira sembari mengambil sabit yang terlempar akibat berbenturan dengan cakar monster tersebut.

"Sepertinya aku sedikit terlambat." Gumam Eira melihat 5 jasad yang tercabik-cabik, dimana salah satunya adalah jasad Yohan sang kepala desa yang baru.

"Kita sangat terlambat bodoh!" Dengus Augreen ketika mendengar kata Eira padahal jelas-jelas mereka sangat terlambat hingga lima orang itu terbunuh begitu saja. 

"Jika saja mereka sedikit waspada dan tidak kehilangan fokus apalagi lari dengan ketakutan, mungkin monster beruang bodoh ini yang akan terbunuh atau setidaknya mereka masih hidup meskipun terluka cukup parah." Ujar Kyle dengan enteng.

"Makanya aku mengatakan kita sedikit terlambat." Ucap Eira dengan senyum percaya diri, Augreen hanya bisa menggeleng kepala tak berdaya melihat keyakinan dua orang tersebut.

"Jangan pernah meremehkan monster, meskipun itu hanya binatang buas." Ucap Augreen memperingati.

"Kamu tenang saja, dengan sabit dewi air ini aku akan memenggal kepala binatang buas ini. Mari kita berburu beruang hitam langkah 5 ini." Eira menjilat bibir bawahnya, lalu berlari mulai menyerang monster beruang dengan tebasan sabit dari atas.

"Kita lihat dulu, jangan gegabah menyerang musuh." Cegah Augreen kepada Kyle yang hendak membantu.

Eira menyerang dengan menebas, beruang itu meraung dan menangkis sabit tersebut, lalu memukul Eira dari samping. Eira melompat keatas menghindari pukulan tangan besar sang beruang sembari melancarkan kapak sabit ke punggung sang beruang.

Trang!

Eira seperti mengkapak kulit yang sangat keras dan tidak bisa ditembus. Beruang itu menggigit Eira dengan brutal, beruntungnya Eira berhasil kabur ke belakang.

"Kembali!" Pekik Eira memanggil sakitnya yang terlepas.

Monster beruang ganas itu berlari menyerang Eira, lalu menerkam. Eira menghindar ke samping, disaat yang sama sabitnya kembali, dengan dingin Eira mengkapak leher beruang tersebut.

"Sabit dewi air: tebasan pemotong air Suanggi!!!" Pekik Eira menebas.

Trang!

Tebasan sabit itu tidak mampu menembus apalagi memotong leher sang beruang, Eira dengan cepat mundur dan menyerang dengan berputar searah jarum jam.

Trang!

Trang!

Trang!

Beberapa kali tebasan sabit itu belum mampu menembus kulit tebal sang beruang, disisi lain beruang itu beberapa kali melancarkan serangan yang monoton.

Beruang itu menghilang di balik kegelapan malam.

"Keahlianmu sepertinya hanya bisa menyerang secara tiba-tiba, tapi sayangnya aku sudah dalam mode tempur yang secara otomatis memiliki kewaspadaan tingkat tinggi." Kata Eira dengan senyum remeh ketika beruang itu menghilang dan menyerangnya dari arah belakang secara tiba-tiba. 

"Mau lari? Hehe, tidak semua itu." Eira segera berlari kearah selatan ketika melihat siluet beruang besar yang lari di arah selatan, namun siapa sangka beruang itu sudah ada di belakang Eira kembali dan langsung menerkamnya.

"Apa?" Pekik Eira terkejut.

Bersambung.

1
YT FiksiChannel
Edit: ku bayangi dan kubanggakan diedit menjadi "aku sayangi dan aku banggakan"
YT FiksiChannel
milik dewa laknat
YT FiksiChannel
Jika ingin memotong menggunakan pedang, maka harus memakai pedang yang sangat tajam dan kekuatan tebasan yang luar biasa.
YT FiksiChannel
*ternyata dia pengganti Yun yang jatuh sakit
YT FiksiChannel
maaf ges, satu bab dulu, sibuk sekali hadi ini, gak sempet update 2 bab/Sob/
Ban Jar
liat nama MC aja udah malas mau buka alur cerita nya,
YT FiksiChannel
dengan sangat mudah
Buang Sengketa
mc sok tp lemah. bunuh adek n bapaknya sama seluruh yg mencemooh nya ja gak bisa, tp sombong. perlu di revisi lg ini
Buang Sengketa
udah 2x muncul Derrick. cerita aslinya apa judulnya ya?
YT FiksiChannel: biasa bang, belum move on dari cerita pertama yang jelek asli... judulnya "SISTEM MISI DAN HADIAH" bisa dibaca diatas
total 1 replies
YT FiksiChannel
Tujuan teknik sihir ini adalah dapat menyentuh dan melukai tubuh surgawi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!