NovelToon NovelToon
Lonceng Cinta

Lonceng Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Alya harus menjalani kehidupan yang penuh dengan luka . Jatuh Bangun menjalani kehidupan rumah tangga, dengan Zain sang suami yang sangat berbeda dengan dirinya. Mampukah Alya untuk berdiri tegak di dalam pernikahan yang rumit dan penuh luka itu? Atau apakah ia bisa membuat Zain jatuh hati padanya?

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

yuk ramaikan....

Update setiap hari....

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gife, vote and komen ya...

Buat yang sudah baca lanjut terus , jangan nunggu tamat dulu baru lanjut. Dan buat yang belum ayo buruan segera merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Zain berdecak kesal, ada apa dengan Alya? Lagi-lagi itu yang terlihat di otaknya.

"Tidurlah, Mas! Aku juga ingin istirahat," lanjut Alya.

Ia kembali melanjutkan aktivitas yang tadi sempat tertunda, merebahkan tubuhnya. Membelakangi Zain, ekspresi Alya langsung berubah sendu. Ia harus menahan setiap emosi yang terus bergejolak pada dirinya, tak ada hak untuk memprotes.

Meskipun ia cemburu, tak akan bisa ia ungkapkan dengan blakblakan pada pria itu. Karena di mata Zain, Alya Putri hanyalah istri di atas kertas. Istri yang ia beli, kehadiran Mira menyadarkan Alya. Bagaimana hatinya tergerak pada Zain, menyimpan rasa pada sang suami.

"kamu cemburu?"

Kelopak mata yang tadinya terkatup, sontak saja terbuka cepat. Mendengar tebakan sang suami yang tepat sasaran, Alya menahan napas untuk beberapa saat.

.

.

.

Tangan kanan Mira terangkat tinggi, pria di seberang sana langsung melangkah terburu-buru mendekati meja si wanita. Fatan menarik kursi ke belakang, sebelum menduduki kursi tepat di depan, Mira.

"Mau pesan apa?" tanya Mira pada Fatan.

Kepala Fatan mengeleng kecil, dan berkata, "Gak, Mir! Perutku begah, gak bisa pesan minum atau makanan lagi. Habis ngopi sama teman-teman, eh, iya. kamu kapan pulang ke Indonesia?"

"Seminggu yang lalu, Tan! Dan hari ini kebetulan jadwal kosong, jadi gak sibuk, lagi. Karena aku dengar dari Nila kamu juga lagi ada di Indonesia, makanya aku telepon. Niatnya mau ngobrol banyak sama kau, eh, kamu malah sudah ngopi di luar."

Fatan terkekeh kecil, ia sebenarnya terkejut lantaran dihubungi oleh Mira mantan kekasih sahabat dekat, Fatan. Sayang sekali, kalau keduanya harus berpisah. Lantaran Zain sudah memiliki pendamping hidup saat ini, dan Mira harusnya sudah tahu tentang, itu. Atau kedatangan ia ke kafe ini, untuk ditanyai perihal itu?

"Maaf, deh, Mira. Next time, mungkin kita bisa ngopi bareng." Fatan mendadak sungkan.

Kepala Mira mengangguk sekilas. "Iya, deh. Mau gimana lagi, kalau gitu aku boleh minum dulu?"

"Ya, silakan."

Mira menyeruput teh chamomile tanpa gula yang sepat ia pesan, tidak ada manusia lainnya yang bisa menjadi tempat bertanya Mira selain Fatan. Mengingat yang sangat dekat dengan Zain adalah lelaki satu ini, sampai detik ini, sepertinya masih sama.

Cup gelas kembali diletakkan pada tempatnya, Mira menyandarkan punggung belakangnya di sandaran kursi. Keduanya duduk di kafe outdoor, kafe dengan konsep interior klasik. Mereka memiliki dua tempat. Indoor maupun outdoor, dengan suasana yang berbeda pula.

"Soal, Zain?" tebak Fatan kala Mira membuka mulutnya.

Mira terkekeh kecil. "Yup! kamu tahu sekali apa isi otaku."

"kamu dan aku sudah sangat lama bergaul, Mira. Jadi, aku banyak sedikitnya tahu, apalagi ... ya, katanya kamu dan Zain memilih mengakhiri hubungan kalian," papar Fatan.

"Ha? Gak kok, kami sama sekali gak berakhir. Zain hanya salah pengertian soal introspeksi diri, aku tidak pernah meminta putus pada Zain. Dan Zain pun tak pernah ngomong kalau hubungan kami sudah berakhir, Fatan. Karena itu, aku ingin meminta bantuanmu, agar bisa membujuk Zain. Biar dia gak marah lagi," ujar Mira membantah perkataan Fatan.

Dahi Fatan berlipat. "kamu dan Zain gak mungkin bisa bersama lagi, Mira. Dan apakah jangan-jangan kamu tidak tahu kalau Zain sudah menikah?" tanya Fatan dengan tenang.

Kedua pupil mata Mira membesar, jantungnya untuk beberapa saat terasa berhenti berdetak. Mira membeku, lalu terkekeh dibuat-buat setelahnya.

"Hahaha... gak seru, deh, bercandanya. Kalau Zain sudah menikah, maka media masa dan sosial media akan langsung heboh, Fatan. Kita semua tahu siapa Zain, dan dari keluarga mana ia berasal. Sangat tidak mungkin seperti itu," tukas Mira cepat.

"Hah!" Fatan mendesah berat.

"Tidak semuanya bisa diumbar Mira, Zain benar sudah menikah. Pernikahannya tidak di Ibu kota, serta dilaksanakan secara kecil-kecilan. Zain menikahi gadis itu di pulau, jauh dari hiruk-pikuk. Dan dari sorot kamera, makannya gak ada sosial media yang heboh. Kalau kamu tak percaya. kamu tanya langsung saja pada Zain, kayaknya dia akan menjawab dengan sangat jujur," sambung Fatan.

Bak disambar petir di siang bolong, Mira merasa seluruh tubuhnya disiram oleh air es. Hingga membuat dirinya menggigil, informasi yang didapatkan sangat mengejutkan.

***

Kedua tangan Alya tampak bergerak cepat bekerja, hanya agar dirinya tidak bertemu dengan Zain hari ini. Entah kenapa perasaannya masih kesal pada sang suami, derit pintu terbuka mengejutkan Alya. Gadis berhijab putih itu membalikkan tubuhnya, lalu meraih kemoceng yang ada di meja. Ia melangkah mendekati pintu keluar, Zain berhenti tak jauh dari arah pintu.

HAP!

Pergelangan tangan Alya ditangkap, ditahan langkah kaki sang istri. Alya membawa sorot matanya ke arah Zain, sedetik kemudian dibuang asal.

"Mau ke mana?" tanya Zain dengan suara yang berat.

"Saya harus ke ruangan lain, Pak," jawab Alya dengan formal.

"Apakah ruangan ini sudah bersih?" tanya Zain kembali terdengar.

Kepala Alya mengangguk cepat. "Iya, sudah Pak."

Zain melepaskan cekalan tangannya pada pergelangan tangan Alya, guratan wajah Zain tampak begitu datar. Pria itu melangkah mendekati meja, meraih sudut yang sulit di jangkau oleh alat pembersih. Merabanya lalu memperlihatkan debunya, ke arah Alya.

"Apakah debu ini menandakan pekerjaanmu, sudah tuntas, Hem?"

Alya mengeleng, ia tak tahu harus bereaksi seperti apa dihadapan pria satu ini. Zain meraih tisu di atas meja, menarik selembar. Membersihkan jari jemari tangannya dari debu, duduk di kursi singgasananya. Dengan dagu sedikit diangkat, pria berjas mahal itu tampak begitu pongah.

"Ayo! Tunggu apalagi? Cepat bersihkan. Aku gak mau ruangan kantorku ada satu titik debu, bagaimana bisa kamu tidak becus bekerja. Katanya mau kerja, tapi giliran dikasih pekerjaan malah gak benar, begini," cemooh Zain.

Alya mengaku salah, ia tak protes. Kedua tungkai kakinya melangkah mendekati meja Zain, bersiap-siap untuk membersihkannya kembali. Zain masih memerhatikan Alya, gadis ini kembali seperti semula.

Dengan baju kerja kebesaran, dengan penampilan apa adanya. Tanpa polesan make up di wajahnya, Alya bekerja dalam diam. Zain mendadak merasa kikuk merasa suasana di antar mereka semakin dingin saja.

Meskipun demikian, Zain terlalu gengsi memulai pembicaraan kembali. Sampai Alya menyelesaikan tugasnya, gadis itu berdiri dengan tegak. Menghadap ke arah Zain, pangkal hidung Alya mengerut lantaran sang suami terlihat ikut-ikutan aneh.

"Maaf, Pak Presdir. Saya sudah mengerjakan pekerjaan yang saya lewati tadi, kalau begitu saya harus ke ruangan sebelahnya lagi," ujar Alya mengalun.

Zain melirik Alya, lalu kedua manik matanya mengedar. Mencari-cari apa yang salah lagi di sana, agar Alya bisa mengerjakannya.

.

1
Merah Mawar
bBgus
Merah Mawar
okeu
Annisa Rahman
Mari mari yuk mampir kesini ditinggu kedatangannya
bolu
selama baca dari chapter 1-22 jalan ceritanya sangat bagus dan fresh, tolong secepatnya update chapter ya kak ✨🌼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!