Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin.
Saat Cheril pulang malam itu setelah kembali dari makan malam bersama Kendrick, dia mendengar rencana pernikahan adiknya, dia tersenyum puas. " Ahh... satu hambatan akan hilang, sekarang aku benar-benar akan memiliki Kendrick seutuhnya. Tapi, apa Ameera hamil anak Kendrick? Ah, masa bodo, Kendrick adalah milikku." Ucapnya di dalam kamar tak ingin memperdulikan apapun.
"Aku juga takkan mengatakan pada Kendrick tentang Ameera yang akan menikah, biarkan dia dengan ketidaktahuan nya."
***
Esoknya Ameera menelepon kepala divisi meminta ijin tidak masuk kerja, begitu juga dengan Rudi. Mereka berdua pergi bersama ke KUA memberikan semua syarat untuk menikah dan meminta agar paling lambat 2 hari buku nikah bisa secepatnya jadi.
Setelah keluar dari kantor KUA, Rudi mengajak makan siang Ameera di sebuah Restoran.
Ameera membuka buku menu, dia sangat tergiur dengan steak tapi dia ingin mengirit jadi hanya memilih makan makanan paling murah di dalam menu.
Rudi sempat melihat telunjuk Ameera berhenti di menu steak, dia akhirnya memesan nya.
Saat staff Restoran datang membawa pesanan, Rudi memotong-motong steak menjadi potongan kecil. "Ini, makanlah." Pria itu menyodorkan nya pada Ameera.
"Mas, aku nggak pesan loh."
"Aku yang pesan, kamu makan lah yang banyak. Hari ini anggap saja acara lamaranku padamu, aku traktir ya."
"Bagi dua aja bill-nya nanti."
"Ameera, untuk kali ini saja. Masa lamaran harus uang dari pihak wanita, bahkan aku nggak kasih kamu cincin. Ah... Cincin. Pulang dari sini kita pergi ke toko perhiasan, memilih cincin pasangan."
"T-tapi itu.. Apa nggak terlalu sedikit seperti menikah asli?" ragu Ameera.
"Malah lebih bagus jika terlihat asli, siapapun yang melihat cincin kita akan benar-benar percaya."
Akhirnya Ameera mengangguk, dia menikmati steak memakannya dengan lahap.
"Kamu tidak mual?"
"Anehnya nggak, tapi kalau masakan mbok di rumah seperti sayur bawaan nya mual. Apalagi makanan di kantin, setelah makan pasti aku muntahin."
"Wah, ngidam nya daging nih. Nanti jadi anak pintar, bisa jaga Mamanya kalau udah besar."
"Xixixi, Mas bisa aja..."
Rudi tersenyum senang melihat wajah Ameera berbinar bahagia. Kenapa aku sangat bahagia melihat Ameera juga bahagia?
***
Sejak kepala divisi marketing mengabarkan jika Ameera ijin tak masuk kantor, perasaan Kendrick seketika tak enak. Dia takut jika Ameera sakit parah, ingin menelepon tapi sejak lama nomernya sudah di blokir oleh Ameera.
Dia memijit interkom memanggil Rudi, mungkin saja pria yang sudah dekat dengan Ameera itu mengetahui kabar Ameera. "Rudi, ke ruanganku."
Tak ada jawaban, keningnya berkerut. Aneh!
"Rudi, segera ke ruanganku!"
Tetap masih tak ada jawaban dari si kepala divisi produksi. Kendrick memijit saluran ke sekertarisnya, "Maya, panggilkan Rudi kesini!"
"Baik, Presdir."
Tak lama sebuah ketukan terdengar, Maya sang sekertaris masuk memberitahukan jika Rudi tak masuk kerja.
Setelah sekertaris nya pergi, Kendrick membanting asbak di meja membuat pecahan kaca berhamburan bahkan memantul mengenai pipinya. "Ada apa dengan mereka berdua?!" kesalnya.
Cheril masuk begitu saja ke dalam ruangan Kendrick, tatapan matanya melihat ke arah pecahan asbak di lantai lalu berhenti di wajah berdarah Kendrick. Dia mengetatkan cekalan nya pada Map di tangannya, tak ingin terlihat terpengaruh dengan perilaku Kendrick saat ini.
"Apa asbak nya jatuh tersenggol?" tanya Cheril pura-pura dia lalu membuka pintu melongokkan kepala nya keluar. "Maya, telepon cleaning service, suruh ke ruangan Presdir sekarang!"
"Iya, Bu."
Cheril kembali menutup pintu, dia berjalan mendekati Kendrick menarik tissu di meja lalu mulai membersihkan darah di wajah pria itu.
Kendrick merebut tissu itu dari tangan Cheril, mengusap darahnya sendiri lalu melempar tissu bekas itu ke bawah sepatunya dan menginjaknya.