hidup dengan tekanan dan di cintai oleh kakak angkat sendiri membuat Vanya hanya bisa pasrah, dan menerimanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pesta ferdi
*hari ini aku kembali diantar Ferdi ke rumah seusai pulang dari kuliah,
Seperti biasa Ferdi memang selalu mengantar jemput ku,
Setelah tiba di halaman rumah Aku sengaja meminta Ferdi untuk masuk,
"Nggak masuk dulu ver kataku
Ferdi langsung tersenyum sumringah.
"Boleh dong kalau diajak jawabnya.
Kami berdua beriringan masuk karena biasanya Ferdi memang sesekali mampir ke dalam dan mengobrol dengan papa.
Saat sampai di dalam aku malah terperangah kaget melihat keberadaan kak vano yang sudah duduk di ruang tengah,
"K-kak vano"
"Kapan dia datang batinku, sepertinya orang rumah tidak ada yang mengatakan hal ini.
Terlihat tatapan kak vano sangat tajam terhadapku,
Aku segera tersenyum canggung antara bahagia dan takut.
"Kak ano kapan sampa,! Namun kak vano tidak menjawabnya dia tetap menatapku tajam.
"Eh ada kakak mu yang, kata Ferdi yang ada di belakangku"kenapa kamu tidak mengatakan nya,
"Apa kabar devan sapa Ferdi dan menyalami kak vano,
Tapi kak vano ternyata menanggapi ucapan Ferdi,
"Baik,"lho apanya Vanya ucapnya kata kak vano kangsung pada ferdi,
Ferdi nampak kebingungan dia menoleh ke arahku, "memangnya kamu nggak cerita yang kalau kita pacaran kata Ferdi lagi,
Aku hanya diam terpaku di tempatku Aku tidak tahu harus bilang bagaimana.
"Udah duduk dulu fer aku akan buatkan minum untuk kamu kataku sambil berlalu menuju dapur,
"Ada tamu non,! tiba-tiba bibi menghampiriku.
"Iya bi bikinin minum ya sekalian buat kak vano
"Baik non kata si bibi.
Aku memutuskan naik ke atas untuk berganti pakaian dan mandi terlebih dahulu,
Aku masih kepikiran dengan kak vano
Kenapa dia pulang mungkin ada libur di kampus nya setelah 2 tahun berlalu kak vano tidak datang,
Namun tatapannya sungguh aku takut,
Sebenarnya aku juga rindu,! Tapi lebih cenderung ketakut dengan tatapan tajamnya,
Tapi ku akui kak vano yang sekarang sudah tambah dewasa dan tentu tambah perfect. Dan kadar ketampanan nya juga meningkat.
Aku turun setelah beberapa saat dan ternyata kak vano Tengah mengobrol dengan Ferdi entah apa saja yang mereka obrolkan.
"Sayang besok malam akan aku jemput ya, kata Ferdi,
"Ke mana fer tanya,
"Astaga sayang jangan bilang kalau kamu lupa,
Aku mencoba mengingat-ngingatkan Aku beneran lupa ada acara apa besok malam,
Ulang tahun aku sayang kata Ferdi,
"Astaga bisa-bisanya aku melupakan ulang tahun versi pacarku sendiri,
"Oh iya iya ingat dong nggak mungkin aku lupa ucapku pura pura, kirain aku kamu mau ngajak ke mana kilah ku lagi.
"Ya udah aku pulang dulu ya Om juga nggak ada,
"Iya fer sepertinya papa belum pulang kata ku
"Ah rupanya sudah sangat dekat dengan papa kata kak vano, "he he he, liya devan aku sangat akrab dengan om,
"Ya sudah yang aku pamit dulu ya ujar Ferdi,
"Sampai jumpa devano ucapnya lagi pada kak vano,
Aku kembali duduk di seberang kak vano dengan,
"Mm apa kabar kak vano, "apakah kuliah di sana menyenangkan ucapku lagi basa basi,
Tapi bukannya menjawab kak vano malah terus menatapku, aku menjadi tidak nyaman.
Namun tiba tiba,
"Astaga kak Devan kapan sampai terdengar teriakan dari Vania yang baru datang,
Dan dia langsung menghampiri kak vano dan duduk di sebelahnya Vania pun langsung memeluk kak vano dengan erat,
"Aku sangat rindu sama kakak, lagian kakak suka susah sekali sih dihubunginnya, ujar vania,
Aku bisa bernafas lega karena itu menyelamatkanku dari intimidasi tatapan kak vano padaku.
Aku segera bangkit untuk kembali ke kamar di saat Vania masih bermanja manja dengan kak vano,
"Kak vano kenapa jadi tidak ramah seperti itu pikirku dalam hati, apa dia masih ingat saat melarangku untuk pacaran dan menyatakan cintanya padaku,
Aku jadi serba salah memikirkan nya, di sisi lain itu sangat tidak mungkin jika aku dan kak vano menjalin hubungan.
Tapi aku tidak memungkiri jika aku merasa tidak nyaman dengan sikapnya,
Dia terlihat sangat dingin kepadaku,
Jujurly Aku merindukan kak vano yang dulu,
Terdengar suara papa dan mama yang juga baru datang dan mungkin dari sebuah acara,
Intip dari lantai atas,
Ternyata kak vano masih bersama Vania.
"Loh Vano kapan sampai sayang ujar Mama yang juga terlihat terkejut dengan kedatangan kak vano
Ternyata mama dan papa pun tidak tahu rencana kepulangan kak vano ini,
Mama menghampiri kak vano dan memeluk serta mencium nya sudah pasti Mama dan papa sangat merindukan putra satu satu nya ini. "Berapa hari di sini sayang tanya Mama lagi pada kak,
"5 hari saja kok mah ujarnya,
"Nggak papa yang penting sudah bisa melepaskan rindu,
"Tadinya kami yang ingin menyusul mau ke sana vano ujar"
Aku pun memberanikan turun karena sudah ada mama dan papa.
Kami pun berkumpul, diruang tamu, dengan aku yang duduk di samping papa dan memeluk nya,
Aku merasa nyaman karna papa benar benar menganggap ku seperti anak nya sendiri.
Udahan melepas rindunya sama kak vano mu,
ujar papa padaku.
Aku langsung mendelik tidak suka saat papa mengatakan itu.
Memang benar aku sering menanyakan tentang kak vano pada papa, karna kak vano memang sangat jarang menghubungiku,
Ku lirik kak vano yang tengah menatap ku seperti ya dia mendengar ucapan papa barusan,
Aku memang tidak seperti Vania yang langsung mengekspresikan rasa rindunya tersebut,
Aku lebih cenderung suka menyembunyikannya dan merasakannya seorang diri.
Saat usai makan-makan bersama di teras belakang sambil barbeque-an,
Aku memutuskan untuk kembali ke kamar,
Dan aku lihat kak vano juga tidak ada di sini entah ke mana dia.
Semua orang tengah berkumpul di teras belakang tidak terkecuali para pembantu di rumah ini,
Ini seperti party kecil, untuk menyambut kedatangan nya kak vano,
Aku fokus ke ponsel ku sambil berjalan menuju kamarku, karna saat ini aku tengah berbalas pesan dengan ferdi, dan karena pesan nya lucu aku jadi senyum senyum sendiri,
"Astaga" aku kaget saat sebuah kaki menjulang meng halangi langkah ku,
Aku mendongak, dan ternyata kak vanolah pelaku nya,
"Sangat senang,! Ucap nya padaku, setelah seharian dia tidak menegur ku,
Ahir nya dia mau juga bicara dengan ku,
"Eh kak vano, jawab ku gugub,
"Senyum senyum sama siapa,? Kata kak vano.
"Ngak kok gak papa, ucapku.
Namun kak vano malah merampas ponselku dilihat nya pesan yang juga baru masuk balasan dari ferdi,
Sudah berapa lama kamu menghianatiku, ucap kak fano,
"Hah" menghianati, maksud nya,
Namun bukannya menjawab kak vano malah pergi meninggalkanku,
Aku memang benar benar tidak mengerti dengan ucapannya "menghianati apa maksud nya,
Kuabaikan saja malam ini aku kembali masuk dan tidur ke dalam kamar ku,
Namun sampai besok harinya sikap kak vano tetap sama dia sangat cuek dan dingin terhadapku saja,
Tapi dengan Vania dia selalu menanggapi seperti halnya kak vano dulu,
