Galaksi mahasiswa tajir, ganteng, banyak cewek di kampusnya yang berebut perhatiannya bahkan ada yang rela mengemis cintanya, namun Gala jatuh cinta dengan cewek yang bernama Melody gadis cantik adik sahabatnya yang jadi mahasiswa baru di kampusnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMARAHAN AULIA
"Kamu serius tas ini untuk aku?" tanya Aulia begitu ia mendapat tas mewah yang tentu harganya sangat mahal
Aska menganggukkan kepalanya "Iyalah, memangnya untuk siapa lagi kalau bukan untuk kamu?"
Aulia cengengesan "iya-ya disini kan cuma ada kita berdua"
"Tentu" balas Aska
"Kalau begitu terima kasih ya tasnya" Aulia tersenyum lebar.
"Sama-sama " jawab Aska
"Btw, tas ini kamu beli sendiri?" tanya Aulia penasaran.
Aska menggelengkan kepalanya "Tas itu oleh-oleh dari Papa dan Mama"
"Memangnya mereka kenal aku?" seingatnya Aulia belum pernah memperkenalkan diri ke orang tua Aska dan Melody. karena baru sekali dia main ke rumah Melody dan bertemu orang tuanya.
"Sebenarnya belum sih, tapi aku memintakan oleh-oleh untuk Kamu" jawab Aska dengan jujur.
"Oh" Aulia tidak kecewa sekalipun orang tua Aska belum mengenalnya. Wajar saja kan Aulia baru sekali bertemu.
"Oh iya," Aulia tiba-tiba teringat sesuatu .
"Kenapa?" tanya Aska.
"Soal hubungan kita kamu sudah bicarakan sama orang tua kamu?" Aulia tidak lupa janji Aska yang akan menikahinya setelah orang tuanya pulang dari luar negeri.
Aska menunduk lesu " Maaf sepertinya aku belum bisa menikahi kamu sekarang"
Seperti mendapat tamparan telak "Kenapa? Kamu kan sudah janji"
"Ya, aku memang sudah janji, tapi bagaimana kita menikah tanpa restu orang tua aku?"
Aulia mengusap wajahnya kasar. " Jadi aku harus bagaimana?''
Aska menggelengkan kepalanya "Tidak tahu"
ingin sekali Aulia mengetok kepala Aska. Lelaki itu seolah hendak lari dari tanggung jawab. Kalau tahu begitu Aulia tidak akan menyerahkan keperawanannya kepada Aska.
"Jadi, kalau aku hamil bagaimana?" Aulia bangkit dari kursi yang di dudukinya. suasana di tempat itu memanas meskipun angin berhembus lumayan kencang. Keduanya berada di sebuah taman yang sepi.
Aska mendongakkan kepalanya menatap Aulia yang juga sedang menatapnya, Aulia terlihat sangat kecewa.
"Aku tidak tahu" kata Aska terdengar santai.
Aulia tidak dapat menahan diri untuk tidak menampar Aska. Dirinya sangat mencintai Aska. Tapi, kini rasa kecewanya lebih besar dari pada rasa cintanya.
Aulia pikir Aska benar-benar mencintainya tapi sepertinya tebakannya salah. Aska sepertinya tidak mencintainya sama sekali. Kalau Aska mencintainya Aska tidak akan lari dari tanggung jawab seperti itu.
"Aku kecewa sama kamu, aku pikir kamu lelaki baik yang akan bertanggung jawab atas kesalahan yang kamu perbuat tapi nyatanya aku salah. Kamu adalah seorang cowok brengsek" dada Aulia naik turun menahan emosi.
"Sayang, maafkan aku! Aku janji aku akan bertanggung jawab, tapi tidak sekarang" Aska memegangi sudut bibirnya yang terasa perih akibat tamparan Aulia.
Polos-polos gitu Aulia sebenarnya jago karate . Jadi, tak heran kalau tamparan gadis itu mampu membuat sudut bibir Aska mengeluarkan darah.
"Aku gak butuh janji kamu!" ketus Aulia. "Aku menyesal mengejar-ngejar kamu selama ini" ungkapnya.
"Kamu kok ngomong begitu?" Aska terdengar tidak suka mendengar ucapan Aulia barusan.
"Lah memangnya kenapa? Kalau aku tidak mengejar-ngejar kamu tentu keperawanan ku tidak akan hilang" tutur Aulia.
Aulia tidak bisa menyalakan Aska sepenuhnya karena dia yang mendekati Aska terlebih dahulu. gadis itu tak pernah menyerah mengejar cinta Aska meskipun Aska sudah menolaknya mentah-mentah.
"Kan sudah aku bilang aku akan menikahi kamu, tapi tidak sekarang. Kamu tenang aja! Aku tidak akan lari dari tanggung jawab" tutur Aska.
"Sudah aku bilang aku tidak butuh janji kamu" Aulia melepaskan cincin dan kalung yang sempat dikasih Aska beberapa hari yang lalu.
Aulia melemparkan kalung dan cincin itu ke paha Aska. Aska terkejut melihat tindakan Aulia
"Kamu kenapa sih? Kenapa kalung sama cincinnya kamu lepas?" protes Aska.
"Aku gak butuh cincin dan kalung itu, aku mau sekarang kita putus!" kata Aulia dengan sangat tegas.
"Setelah kamu buat aku jatuh ke dalam pesona kamu, kamu mau meninggalkan aku?" tanya Aska dengan suara berat menahan amarahnya.
Jika Aska marah Aulia jauh lebih marah. Perempuan mana coba yang mau dipermainkan seperti itu. Setidaknya Aska memikirkan bagaimana dengan Aulia kalau dia sampai hamil, tapi nyatanya Aska terlihat tidak peduli Sama sekali.
Aulia pikir tidak ada gunanya dia bertahan dengan Aska kalau ujung-ujungnya lelaki itu tidak menikahinya.
Aska bilang akan menikahinya tapi itu kapan? Satu tahun ke depan kah, dua tahun lagi atau kapan?
"Kamu tidak usah berlagak seolah-olah kamu mencintai aku!" jawab Aulia dingin
"Aku memang mencintai kamu, Aulia!" jawab Aska tulus. namun, sayangnya Aulia tidak mempercayainya.
Aulia tidak ingin menjadi cewek bodoh lagi yang begitu mudahnya akan percaya pada omongan lelaki, terlebih lelaki itu sudah membuatnya sangat kecewa.
"Kamu bohong!" hardik Aulia.
Aska menggeleng "aku tidak bohong, aku memang sayang sama kamu. Dihatiku cuma ada kamu, Aulia."
"Bulshit" cibir Aulia.
...*******...
Pagi-pagi Gala sudah berada di rumah Melody.
"Melody sudah bangun om?" tanya Gala kepada Yoga.
"Belum, tadi malam dia main Barbie sampai tengah malam. Kayanya mumpung libur jadi dia main Barbie sampai puas." ingin rasanya yoga mentertawakan tingkah putrinya yang masih suka main Barbie walaupun sudah Mahasiswa.
"Kemarin kami janjian untuk joging," kata Gala. Dia tidak tega untuk meminta Melody dibangunkan karena Gala tidak mau mengganggu tidur Melody.
"Dia ada di kamarnya, kamu cek aja barangkali dia udah bangun! Kamu tau kamar dia yang mana kan?" tanya Yoga.
Yoga menyuruh Gala ke kamar Melody karena dia ingin tau apakah Gala bisa menahan nafsunya pada Melody atau tidak. Yoga yakin Melody tidur pasti memakai pakaian seksi sebab Melody tidak suka tidur pakai baju yang tertutup.
"Emangnya boleh om?" tanya Gala.
"Boleh" jawab Yoga santai.
"Ya sudah kalau begitu, saya pamit ke kamar Melody dulu" Gala tak curiga sama sekali sama Yoga.
Begitu Gala sudah melenggang ke kamar Melody. Diam-diam Yoga mengikuti Gala untuk melihat apa yang laki-laki itu lakukan kepada putrinya.
Setelah sampai di kamar Melody. Pelan-pelan Gala duduk di pinggir kasur Melody agar tidak membangunkan gadis itu. Dia menatap lekat wajah Melody yang begitu damai dalam tidurnya.
Gala meneguk ludahnya ketika melihat Melody tidur hanya mengenakan tangtop dan celana pendek mungkin hanya dua puluh centi menutupi paga bagian atasnya.
Belahan dada Melody terlihat sangat menggoda. "Cantik" gumam Gala. tangannya terangkat untuk mengelus puncak kepala Melody secara pelan-pelan.
Beberapa menit kemudian Melody mulai mengerjapkan matanya saat merasakan kepalanya dielus oleh seseorang.
"Pagi cantik" sapa Gala dengan senyum yang yang sangat manis.
"Kak Gala, kamu kok ada disini, apa ini mimpi ya?" ucap Melody seperti orang linglung. Gadis itu sekarang tengah duduk bersandar di kasurnya.
"Kamu lupa ya hari ini kita janjian untuk joging" jawab Gala.
"Astaga, aku lupa kak" Melody menepuk jidatnya sendiri.
"Jadi gimana, apa jadi kita joging?" tanya Gala.
"Jadi dong" jawab Melody sambil mengucek-ngucek matanya.
"Kalau masih ngantuk gak usah"
"Gak kok, aku mau joging kan kemarin aku sudah janji mau nemenin kamu joging" Melody ingin menepati janjinya.
"Ya sudah ganti baju!" titah Gala.
"Siap bos!" Melody mengangkat tangannya memberi hormat kepada Gala.
"Sebentar" Melody kembali membalikkan tubuhnya menuju ke arah Gala dia seperti melupakan sesuatu.
Melody mendekatkan wajahnya ke wajah Gala dan Gala membulatkan matanya ketika tiba-tiba bibir lembut Melody mengapa bibir Gala dengan sebuah kecupan. Gala tak menyangka akan mendapat kecupan seperti itu dari Melody. Padahal Gala tidak meminta Melody menciumnya.
"Morning kiss" Melody menyengir lebar.
"Kenapa cuma di kecup? Kan lebih enak kalau sedikit di lumat" tanya Gala.
"Memang Kamu maunya seperti itu?" tanya Melody.
Gala menganggukkan kepalanya, dia tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan seperti itu. Barangkali Melody mau melumat bibirnya.
"Oh, oke" Melody kembali mendekatkan dirinya pada Gala. Melody benar-benar mendekati Gala. Merasa posisinya tidak nyaman karena harus membungkuk Melody duduk di pangkuan Gala yang masih duduk di kasur.
Setelah mendapatkan posisi yang pas Melody mencium bibir Gala seperti yang lelaki itu inginkan.
Gala memejamkan matanya begitu Melody menciumnya. Ciuman Melody terasa sangat memabukkan.
Melody melingkarkan tangannya dengan erat di leher Gala. Tangan Gala mulai nakal mengelus punggung Melody yang masih terbalut tangtop.
Yoga menggelengkan kepala melihat kelakuan putrinya si sela-sela pintu kamar Melody yang sedikit terbuka.
"Ternyata anak Gue yang nyosor duluan pantas saja Gala sering tergoda sama Melody." gumam Yoga.