NovelToon NovelToon
Kidung Lara Di Tepi Senja

Kidung Lara Di Tepi Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda Yuzhi

Cintailah pasanganmu sewajarnya saja, agar pemilik hidupmu tak akan cemburu.
Gantungkanlah harapanmu hanya pada sang pencipta, niscaya kebahagiaan senantiasa menyertai.


Ketika aku berharap terlalu banyak padamu, rasanya itu sangat menyakitkan. Kau pernah datang menawarkan kebahagiaan untukku tapi kenapa dirimu juga yang memberiku rasa sakit yang sangat hebat ?

~~ Dilara Annisa ~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Yuzhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membahagiakan Diri Sendiri.

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Dilara. Dia tahu itu adalah Mbak Ina.

" Masuk mbak ! " Soraknya dari dalam.

Mbak Ina menekan handel pintu dan membukanya pelan. " Saya sudah siap bu. Biar saya bantu membawa barang ibu. " Ucap perempuan berwajah manis itu.

Dilara tersenyum lalu menelisik penampilan mbak Ina. " Mbak Ina cantik deh. " Pujinya tulus. Mbak Ina memang hanya seorang pembantu. Tapi penampilannya di luar jam kerja sangat sesuai dengan umurnya. Outfit-nya tidak malu-maluin. Jika orang tidak mengenalnya dekat, tidak ada yang menyangka bahwa dia hanya seorang pembantu.

" Aah ibu bisa saja. " Tukas Mbak Ina tersipu malu di puji sang majikan.

Mbak Ina segera meraih travel bag milik sang majikan dan membawanya keluar dari kamar dengan diiringi oleh Dilara. Dilara ingin buru-buru pergi sebelum Fikri dan Maria bangun. Dia tidak ingin ada drama saat dia ingin refreshing.

Mata Dilara memicing ketika melewati bufet tempat penyimpanan semua kunci kendaraan. Sebuah ide kembali melintas di otaknya. Dibukanya bufet itu lalu meraup semua kunci mobil di dalam sana dan memasukkannya ke dalam sling bagnya lagi. Dia hanya menyisahkan kunci motor matic yang biasa dia kendarai ketika dia ingin jalan-jalan di sekitar kompleks saja. Dia tahu ini berlebihan, tapi kadang orang butuh egois untuk tidak jadi gila.

" Hmm...ini semua kan milik saya kata Umi. Tidak ada yang boleh memakainya tanpa ijin dari saya. " gumamnya terkikik geli. Dia bisa menebak drama apa nanti yang akan diperankan oleh Maria. Pasti suatu saat wanita itu merengek minta mobil atau mau jalan-jalan pake mobil mewah milik Fikri dengan alasan ngidam. Cih sudah bisa tertebak isi otaknya. Oh.....tidak bisa ferguso.

 Dilara tidak rela, jerih payah bersama suaminya selama ini akan dinikmati oleh pelakor licik seperti Maria. Meskipun Fikri sudah kaya dari lahir, tapi banyak andil Dilara dalam keberhasilan Fikri mengelola bisnis hotelnya sampai berkembang pesat seperti ini. Hotel Fikri yang awal hanya ada di sekitaran kota Palu, kini sudah merambah seluruh pelosok Pulau Sulawesi. Itu berkat kecerdasan Dilara dalam membantu suaminya. Meski tidak terjun secara langsung, tapi ide-ide Dilaralah yang membuat hotelnya lebih maju.

Mbak Ina hanya tersenyum melihat tingkah sang majikan. Sedikitnya dia mengerti apa maksud dari tindakan Dilara yang diluar prediksi pagi ini. " Ibu memang terbaik. Tidak lemah ditindas oleh pelakor. Menyala majikanku ! " Sorak Mbak Ina berbisik lalu ikut terkikik geli.

Dilara itu terkekeh mendengar ucapan Mbak Ina. " Ada Ada saja, Mbak ! "

" Yuk mbak...kita let's go ! " Ucap Dilara setengah berbisik setelah menyelesaikan urusannya. Mbak Ina mengangguk dan mengikuti langkah majikannya itu.

Dengan mengendap meminimalisir suara agar tidak membangunkan sepasang pengantin baru itu. Keduanya keluar dari kediaman mewah yang menaungi mereka. Dilara mengeluarkan mobil mungil miliknya dari dalam garasi, dan gerbang telah dibuka oleh Mbak Ina. Sebisa mungkin keduanya tidak berisik dan pergi diam-diam tanpa disadari oleh penghuni lainnya, termasuk satpam yang lagi berjaga di pos di depan pintu gerbang. Satpam itu sedang tertidur lelap setelah semalaman berjaga.

" Hhff...selamat ! Desah Dilara lega setelah mereka sudah melaju keluar dari kompleks. Keduanya tertawa seperti remaja puber yang baru saja lolos dari penjagaan ketat orang tuanya.

" Gimana dengan bapak, bu ? Gimana kalau bapak mau pakai mobil, kunci dibawa sama ibu semuanya. " Celetuk Mbak Ina setelah tawa mereka reda.

" Itu deritanya. Kalau mau jalan, tuh ada si putih. Itu sudah lumayan untuk jadi alat transportasi. Lagian mau ke mana juga bapak hari libur seperti ini. " Jawab Dilara acuh sambil mencebik. Si putih adalah nama motor matic milik Dilara yang kuncinya disisakan oleh Dilara.

Dilara menyetel musik di audio mobil lalu ikut bersenandung sambil mengetuk ngetuk roda kemudi dengan jari telunjuknya, disertai anggukan kepala mengikuti musik.Dia ingin menghapus kepiluannya semalam dengan menghibur dirinya sendiri. Jika orang lain tidak bisa membuat kita bahagia, kenapa bukan kita sendiri yang membahagiakan diri kita sendiri ? Semudah itu mencari bahagia. Itu yang ada di pikiran Dilara saat ini.

Mbak Ina melirik sang majikan yang terlihat ceria pagi ini. Seulas senyum terbit di bibir Dilara dan itu menular pada Mbak Ina. " Bahagia selalu, bu. Saya yakin ibu bisa melewati cobaan ini. " Batin mbak Ina lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela menembus keremangan pagi nan sejuk.

♡♡♡

Jarum jam menunjukan pukul sembilan pagi, cahaya matahari yang merangkak naik menyusup melalui ventilasi kamar dan menyilaukan mata penghuninya yang terlelap. Fikri mengerjapkan matanya yang tertimpa cahaya, dia terbangun dari tidurnya. Badannya terasa pegal semua karena posisi tidurnya yang tidak nyaman. Dia tidur di atas sofa kecil di dalam kamar ini.

Setelah dia membawa Maria dari kolam renang semalam. Maria mendadak demam dan menggigil. Badannya memang hanya berasa hangat. Tapi wanita hamil itu menggigil hebat. Entah itu benar atau cuma drama, hanya wanita itu yang tahu.

Fikri ingin membawanya ke rumah sakit, tapi Maria ngotot hanya ingin di rumah saja, karena tidak ingin meninggalkan Ann yang sedang tidur. Seperti itu alasan yang dikemukakan oleh Maria, entah itu murni alasan sesungguhnya atau hanya modus.

Semalaman Fikri merawat Maria yang tidak ingin ditinggalkan. Maria merengek ingin ditemani sang suami di kamar. Katanya dia takut kalau demamnya tiba-tiba tinggi. Maria mengancam Fikri, jika Fikri tidak menemaninya malam ini dia akan memperkarakan Dilara atas tindakan kekerasan. Sekecewa apapun Fikri pada Dilara, dia tidak ingin istrinya itu berurusan dengan hukum. Terpaksa dia mengikuti semua keinginan Maria.

Dengan berat hati, Fikri terpaksa menemani istri keduanya itu sampai tertidur di sofa. Sebenarnya Maria menginginkan Fikri untuk tidur di ranjang bersamnya dan Ann. Tapi Fikri menolak. Dia risih harus seranjang dengan seorang perempuan selain Dilara. Hati dan tubuhnya menolak.

" Astaga...aku ketiduran di sini. Dilara pasti semakin salah sangka denganku. " Gumamnya seraya melirik jam yang menempel di dinding.

Semalam memang dia mengikuti keinginan Maria. Tapi dia berencana menunggu Maria terlelap, setelahnya dia akan kembali ke kamar Dilara. Tapi nyatanya dia kebablasan. Dia tertidur sampai pagi, malah terbangun saat matahari sudah bersinar cerah seperti ini.

Fikri berjalan mengendap keluar dari kamar. Dia tidak ingin membangunkan Maria dan Ann. Sudah dipastikan akan ada drama lagi dari Maria kalau melihat Fikri pergi.

" Hhff...menyebalkan. " Dengus Fikri ketika sudah berada di luar kamar.

Langkah panjangnya segera menuju lantai dua. Sebelum menaiki undakan tangga dia mengedarkan pandangannya.

" Kenapa sepi sekali ? " Batinnya, tapi tak urung melanjutkan langkahnya.

" Ceklek "

Pelan. Fikri mendorong pintu kamar, berusaha tidak menimbulkan suara. Gelap dan sepi. Itu kesan pertama yang didapatinya ketika memasuki kamar tidurnya dengan sang istri.

Gorden masih tertutup. AC sudah dimatikan. Dan tempat tidur keliatan rapi. " Dimana Dilara ? " Gumam Fikri sambil menyibak kain gorden untuk memberi akses cahaya untuk masuk.

" Sayang ! " Serunya memanggil Dilara.

Senyap. Tidak ada sahutan. Dia mencari sang istri di kamar mandi dan balkon kamar, tapi nihil. Dilara tidak ada juga di tempat itu.

Fikri tetap berpikiran positif. " Mungkin saja dia lagi di dapur dengan mbak Ina. Ini kan hari libur. " Monolognya lalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Usai mandi dan berganti pakaian, Fikri segera turun ke lantai satu dan menuju ruang makan. Setibanya di sana dia hanya mendapati Maria yang masih memakai pakaian tidurnya semalam sedang duduk di depan meja makan. Muka bantalnya masih tergambar jelas. Fikri tidak peduli, dilanjutkan langkah menuju dapur untuk mencari Dilara.

" Kak ! Saya lapar ! " rengek Maria manja ketika melihat sang suami melewatinya begitu saja.

Fikri menghentikan langkahnya. Menatap Maria dengan wajah datar. " Kalau lapar kenapa mengeluh ke saya ? Ya cari makanlah di situ ! " Ujarnya datar lalu ingin melanjutkan langkahnya.

" Tidak ada makanan, Kak ! Meja kosong. Lemari makan juga kosong. Mbak Ina entah kemana. Saya sudah cari tapi tidak ada. " Ucap Maria lagi setengah merengek.

Fikri mengerutkan kening. " Mbak Ina tidak ada dan tidak menyiapkan sarapan ? " ucapnya heran. Tidak biasanya pembantunya itu seperti ini.

Gegas Fikri menuju halaman belakang. Dia tidak peduli dengan Maria yang mengeluh lapar. Dia hanya ingin mencari keberadaan Dilara dan akan meminta maaf atas sikapnya semalam yang sudah kasar.

🌹🌹🌹

Tetap bagi like, komen, vote dan beri ulasan bintang lima yaa guys ! 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Lop yu all 😘😘

1
Nani Rahayu
ayo Fikri jujur ..tegas...jangan sampe nyesal .. karena kesempatan tidakbdatang dua kali...dilara love youuu🥰🥰
Nani Rahayu
Alhamdulillah...semoga kita semua diberi kesehatan...setia dong Thor🥰🥰
Senja Ariestya: Makasi 🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Cepet sehat, hangan sampai Fikri tergoda sama Maria ya thor ... jijik aku
Senja Ariestya: Aamiin 🤲🏻
makasi yaa
total 1 replies
Nani Rahayu
semoga author cepat sehat.....kami mmg menunggu up nya selalu...tp kalo mmg LG sakit istirahat dulu Thor......semoga kita semua sehat2 terus yaaaaa
Senja Ariestya: Aamiin...
terima kasih dukungannya 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Baru mampir, sepertinya ceritanya menarik ... rajin2 up ya jangan gantung nanri sakiit
Senja Ariestya: terima kasih sudaah mampir
total 1 replies
Nani Rahayu
nikmati drama mu neng maria
Senja Ariestya: 🤭🤭🤭🫣🫣🫣🫣🫣
total 1 replies
Nani Rahayu
good job lara. .... kita liat Maria masih mau gak hidup dengan pria yg kantongnya udah kempes🤭🤭🤭🤭
Nani Rahayu
Fikri terlalu gampang menyalahkan...tp kok y kasian ma Fikri
Senja Ariestya: salam.sama lajangnya yaa kak
Senja Ariestya: Ahaiii...😅
total 4 replies
Nani Rahayu
kalo Maria yg kecebur drama lagi....terus Fikri percaya LG...berat bener ujianmu fikri 🤭🤭semoga kamu tidak lupa karakter asli istrimu ya
Cakrawala_Jingga: nah itu yg terlintas di otakku...
hidup Maria itu penuh manipulasi
total 1 replies
Nani Rahayu
kayaknya Maria ini ujian buat Fikri dan dilara.....Fikri salah karena ambil keputusan sebesar ini tanpa melibatkan istri .....tp kayaknya kalo kasus Fikri ini masih boleh lah dimaafkan 🤭karena kan g sengaja berkhianatnya ....kadang kan udah jelas lakinya berhianat masih bisavyermaafkan kok...semoga lara lebih sabar ,bisa menerima Fikri kbali....dan Fikri harus lebih tegas....dan mikir lagilah... tanggung jawab g mesti jadikan istri
Cakrawala_Jingga: Aku hadir kak
meninggalkan jejak.
semangat updatenya /Good//Good/
Senja Ariestya: terima kasih sudah mampir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
Lop yu too buat author.
Aku selalu meninggalkan jejak kok Thor...
boleh yaa double up /Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lop yu too,Thor
double up dong Thor ...pliss !/Pray//Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lanjut ...
double up dong
Cakrawala_Jingga
Kasian mbak Ina
Cakrawala_Jingga
Astagaaa....
tidak anak tidak ibu,dua duanya bikin kesel /Panic//Panic/
Cakrawala_Jingga
Makin seru
lanjut kak
Neneng Dwi Nurhayati
buat dilara cerai sama Fikri kak, kasian
dan pergi jauh dari fikri
Cakrawala_Jingga: Iya...kasian gitu yaa
Fikri Maruk. gemes aku
Senja Ariestya: Terima kasih sudah hadir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
haha ?
Fikri Maruk...
mau dua duanya.
mana ada perempuan normal, yang rela melihat suaminya dengan perempuan lain ?
agak laen memang kau, Bambang !!
Senja Ariestya: terima kasih, kak 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
nggak enak kan didiamin /Tongue//Tongue/
Senja Ariestya: makasih 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
Novelnya keren.
penulisannya rapi dan sesuai dengan kaidah menulis. Semangat berkarya Thor /Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!