NovelToon NovelToon
Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Romansa
Popularitas:988.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Cahyaning fitri

Lingkaran takdir memang penuh misteri. Menyukai ibunya, malah dapat anaknya. Tapi Ken bersyukur mendapatkan putri dari sahabatnya sendiri.

"Apa? Nikah sama Om Ken? Bapak, please dong jangan ngadi-ngadi? Masa iya aku menikah sama om-om?"

"Bapak mohon, Num. Hanya dia yang bapak percaya untuk menjaga kamu? Waktu bapak tidak banyak lagi."

"Maksud bapak apa sih?"

"Bapak divonis mengidap kanker hati. Sudah stadium 4. Jantung bapak juga bermasalah. Bapak mohon penuhi permintaan bapak!"

"Tapi, Pak____!" Hanum menggigit bibirnya sendiri.

"Ken, aku mohon nikahi putriku. Dia masih polos. Masih perawan. Tidak tersentuh lelaki manapun. Aku percaya kamu bisa menjaganya. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku mohon jagakan dia untukku!"

"Man, kamu akan sembuh. Percayalah!"

"Tidak, Ken. Kanker hati yang aku derita sudah stadium 4. Aku tidak akan pernah bisa sembuh. Tolong penuhi permintaan sahabatmu yang terakhir ini!"

"Tapi_____!"

"Aku mohon _____!"

"Baiklah."

Pengen tahu kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Jalan-jalan Malam

"Kamu dari mana saja, Edo? Nggak ada keterangannya sama sekali!" ucap seorang pria yang diketahui adalah atasan Edo.

"Maaf, Pak. Saya ada keperluan mendadak. Dan keadaannya urgent banget!" jawab Edo menundukkan kepalanya.

"Saya nggak mau tahu, Edo. Kamu itu karyawan baru. Jika sekali lagi kamu izin tanpa keterangan, lebih baik kamu angkat kaki dari sini. Jika kerja kamu kayak gini terus, saya bisa ditegur atasan!"

"Iya, Pak. Saya minta maaf. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi!"

"Kali ini saya memberi kesempatan, tapi lain kali jangan harap!" tegas atasannya.

"Ba-baik, Pak!"

"Sudah sana. Kembali bekerja!"

Dengan langkah gontai, Edo berjalan menuju gudang tempat ia bekerja. Wajahnya menunjukkan rasa bosan dan sedikit frustasi. Kaki Edo terseret begitu saja, beriringan dengan pikirannya yang merasa terkurung oleh keterbatasan pendidikannya, hanya lulusan SMA. Niatnya ingin melanjutkan, tapi apa boleh buat. Diusianya yang masih sangat muda, ia dituntut oleh keluarga untuk menikahi wanita yang sudah dihamilinya. Dan semua karena tak luput dari kesalahannya sendiri.

Edo merenung, mengenang pergaulan buruk yang sempat membuatnya terjerumus dalam lingkaran hitam. Bayangan masa lalu mulai menggelayut, membawa kenangan bersama Hanum, wanita yang ditinggalkannya saat pernikahan, tanpa sepercik penjelasan. Napas Edo tertahan, ia mengakui kesalahannya, namun apakah benar hidup seperti ini yang dia harapkan? Mimik wajah Edo kian terasa berat, kepedihan terasa menyelimuti.

"Ngelamun terus! Kesambet woii!" teriak salah satu temannya.

"Ah, sialan!"

"Kerja. Kerja. Kerja!"

"Iya, ini juga mau kerja!"

*

*

*

Ditempat lain, Hanum perlahan menurunkan tangan Ken dari perutnya. Pakaiannya sudah berserakan di mana-mana. Dan semua itu ulah siapa lagi kalau bukan ulah suaminya.

Bercinta dengan Hanum sudah menjadi candu bagi Ken. Apalagi saat tubuhnya menindih tubuh kecil sang istri, hasrat kelakiannya semakin menggila. Tubuh Hanum benar-benar sudah membuat hasratnya menggelora.

Mungkin karena menikah dengan seorang gadis muda yang masih perawan dan polos, Ken merasa gairahnya terpancing. Seolah-olah ada magnet pada tubuh Hanum yang menarik dirinya mendekat. Ken tersenyum tipis, menatap Hanum dengan tatapan penuh kehangatan, seakan ingin menghapus segala kepolosan yang ada pada diri gadis itu. Mereka berdua saling merasakan getaran asmara yang mengalir di antara mereka, mempercikkan energi yang tak terkendali.

Ken masih ingat betul saat pertama kalinya dia merasakan mahkota Hanum terenggut olehnya. Dimulai dari malam itu, tubuh Hanum sudah menjadi candu baginya. Ia pun selalu ketagihan untuk bercinta dengan Hanum, di manapun tempatnya. Bagi Ken, bercinta dengan Hanum itu sesuatu yang memabukkan , sekaligus membuat kepala yang pusing menjadi tak pusing lagi. Menjadi wajah ceria dan tentu saja rasanya lega.

"Mau kemana?" tanya Ken saat merasakan pergerakan dari arah sampingnya. Hanum sudah beranjak dari tempat tidurnya.

"Aku mau ke kamar mandi. Mau bersih-bersih, lalu mau buat makan malam!" jawab Hanum.

"Tidak usahlah buat makan malam. Gimana kalau kita cari makan diluar? Sambil jalan-jalan!" ucap Ken sambil kedip-kedip. Jam memang masih menunjukkan pukul setengah 8 malam.

"Emmm, ya, baiklah. Tapi aku mandi dulu!" ujar Hanum.

"Ayo kita mandi bareng!"

Memang tidak terjadi apa-apa saat Hanum mandi. Karena sepertinya sang suami sudah puas saat pergumulan sore tadi. Namun tubuh Hanum yang remuk, dibolak-balik seperti tempe goreng dalam wajan.

Ken membawa Hanum berkeliling pusat kota dengan mobil. Hal yang belum Ken lakukan dengan Hanum selama mereka menjadi suami istri.

Hanum terlihat begitu senang saat melihat lampu kelap-kelip disepanjang jalan kota. Apalagi melihat tempatnya yang begitu ramai, karena kebetulan malam Minggu. Pusat kota menjadi tempat yang menyenangkan bagi para pemuda dan pemudi untuk mencari hiburan atau sekedar jalan-jalan.

"Bie, ramai banget!" ucap Hanum tersenyum lebar.

"Namanya aja pusat kota. Sepertinya ada pasar malam. Mau lihat tidak?"

"Mau. Mau. Sepertinya seru. Sudah lama aku nggak datang ke tempat kayak gitu, Bie!"

"Ya sudah. Aku parkirkan dulu mobilnya!"

Setelah memarkirkan mobil, mereka pun turun dari mobil. Mereka berkeliling pasar malam sambil bergandengan tangan. Terlihat wajah Hanum begitu bahagia, padahal hanya melihat-lihat saja dipasar malam.

Hanum celingukan, mencari jajanan yang dijual di sana. Ada begitu banyak penjual makanan berjejer rapi di sana. Mata Hanum tertuju pada satu kedai yang menjual sosis bakar. Padahal Ken sengaja tidak menawarkan makanan-makanan tersebut pada sang istri, karena menurut Ken, makanan yang dijual pedagang kaki lima itu tidak higienis. Maka dari itu, Ken tidak menawari Hanum makanan yang dijual di sana.

Tapi sudah terlambat. Manik Hanum berbinar saat melihat salah satu kedai yang menjual jajanan sosis. Hanum langsung menarik tangan suaminya untuk membelikan jajanan tersebut.

"Jangan beli jajanan disini lah. Takut nggak higienis!" ucap Ken pada sang istri.

"Tapi aku mau itu, Bie. Sudah lama aku nggak makan kayak gitu!" ucap Hanum dengan wajah memelas, "Ayolah. Belikan ya!"

"Tapi itu nggak sehat, Sayang. Kita beli pizza atau roti saja!"

"Nggak mau. Aku maunya yang itu!" Hanum tetap ngeyel.

"Ya sudah. Tapi itu saja ya!"

"Asyik!" senangnya tersenyum lebar.

Sosis bakar sudah dibeli, Hanum kembali menarik tangan Ken mengantri cilung. Pria itu pun menuruti kemauan sang istri. Ken mengantri membeli makanan yang diinginkan Hanum, dan itu adalah pertama kalinya Ken mengantri makanan ditempat pedagang kaki lima.

Kembali Hanum menarik tangan Ken untuk mengantri. Tapi kali ini Hanum menyuruh suaminya mengantri es krim. Kapan lagi bisa makan es krim di pasar malam. Hehehehe....

"Sudah cukup, Num. Makanan sebanyak itu siapa yang akan makan?" tanya Ken.

"Kitalah. Aku dan Hubby!" jawabnya terkekeh.

"Tapi aku belum pernah makan makanan pinggir jalan, Sayang!"

"Hah, masa sih?" Hanum melongo mendengar kata suaminya, "Ini enak loh, Bie. Masa Hubby tidak pernah makan makanan seperti ini!"

"Hihi, bukannya belum pernah, tapi aku belum pernah membeli makanan yang dijual oleh pedagang kaki lima yang belum tahu ke higienisannya!" jujur Ken. Ken itu hidup dilingkungan elit, jadi mana pernah dia membeli makanan yang dijual di pinggir-pinggir jalan.

"Bie, makanan ini higienis. Hubby lihat tadi kan? Sosisnya saja masih terbungkus plastik. Dan baru saja dikeluarkan dari lemari pendingin. Jadi mana mungkin tidak higienis." Jawab Hanum, "Sekali-kali belilah makanan pada pedagang kaki lima. Karena dengan membeli makanan pada pedagang-pedagang kecil itu, secara tidak langsung kita memberikan sedikit rezeki untuk mereka!" jawab Hanum dengan bijak.

Degh ...

Lalu, Ken berpikir, apa yang dikatakan Hanum benar. Dengan membeli makanan dari para pedagang, ia tak hanya mengganjal perutnya, tapi juga memberikan sedikit rezeki kepada mereka. Sebagai bukti, si pedagang tadi tersenyum lebar usai menerima uang. Raut bahagia itu tampak jelas, meresapi jiwa mereka.

Ken mengusap lembut puncak kepala Hanum. Hatinya bersyukur, karena dianugerahi istri seperti Hanum. Tidak hanya wajahnya cantik jelita, tapi hatinya juga. Memberikan sedikit rezeki pada orang lain, bukanlah hal yang akan membuat ia kehilangan kekayaan. Ken bangga memiliki Hanum.

"Kalau begitu suapi aku!" pinta Ken dengan manja.

Bukan hanya sosis, Ken menyuruh Hanum membeli jajanan apapun yang istrinya mau, dia yang akan membayarnya. Tentu saja Hanum sangat senang, kesempatan seperti itu tidak akan ia sia-siakan. Dia akan membeli makanan apapun yang ia sukai.

Hanum tersenyum, lalu tangannya terangkat untuk menyuapi sang suami, "Aaaaaaa!"

"Enak kan?"

"Hemm, enak!" mereka pun tertawa bersama menikmati jajanan yang dibeli Hanum tadi sembari duduk di bangku taman.

"Mau makan lagi tidak?"

"Tidak. Sudah kenyang!"

"Jadi kita tidak membeli makan malam!"

"Hubby masih lapar?"

"Tidak. Aku juga sudah kenyang!"

"Kalau begitu kita pulang saja. Badanku sudah capek pengen istirahat!"

"Okey! Jadi kita pulang nih?"

"Hemm!"

Saat berjalan tak sengaja Hanum menyenggol lengan seorang perempuan membuat perempuan itu jatuh tersungkur. Hanum yang merasa bersalah, secara refleks, dia langsung mengulurkan tangannya untuk meminta maaf. Tapi ia terkejut saat melihat siapa perempuan itu.

"Dewi, kok kamu.....!"

"Hanum!"

Bersambung ....

Senen! Senen! Yuk ah, kasih Hanum vote biar semangat....🤭😁

1
Jamilatul Fauziah
tempelin terus dong om hanumnya, hujani dngn kasih sayang dijamin Hanum klepek" 🥰
Jamilatul Fauziah
apa sebenarnya Ken anak tiri Ambar ya🤔
Jamilatul Fauziah
thor ada juga timun bergelantungan di pohonnya wk wk 🤣
🍁 BILA ❣️
Kenzo sama Dave sama sama somplak nya, dan Hanum sama Susan kok tidak beda jauh ya😁
🍁 BILA ❣️
Ayo Dave tinggal kamu yang belum punya pasangan ini, semoga Susan nanti yang jadi pemiliknya 🤣🤣
🍁 BILA ❣️
mereka berdua kalau sudah ketemu lupa sama bininya 🤣🤣
🍁 BILA ❣️
Syukuuuriiiin salah kamu sendiri lah, Tapi lebih baik begini dari pada Hanum sama kamu yang ada dia yang akan menderita
🍁 BILA ❣️
Edo ngapain juga kamu nongol lagi,, bikin orang darting saja. Dasar cowok pengejut Hanum bukan perempuan bodoh yang mau kamu bohongin oeeee
🍁 BILA ❣️
Awas kamu kalau bos mu tahu di pecat kamu karena ngatain bos mu sinting 🤣🤣
🍁 BILA ❣️
Pak Ken batuk batuk karena ada yang ngomongin
🍁 BILA ❣️
Semoga setelah cobaan rumah tangga ini mereka berdua bahagia, dan selalu mau terbuka dengan pasangannya biar tidak ada kesalahpahaman lagi
🍁 BILA ❣️
Alhamdulillah Harun sudah semangat lagi untuk menjalani rumah tangganya dan dia sudah bercerai pula
🍁 BILA ❣️
Hanum sudah mulai pinter ini menggoda suaminya 😁
🍁 BILA ❣️
Wah Susan hebat kamu
🍁 BILA ❣️
Mana ada orang yang betah berada di sisimu sifat mu saja seperti itu
🍁 BILA ❣️
Betul sekali, ngapain juga main curang gitu
🍁 BILA ❣️
Kapook oeee niat buruk mu yang awal terungkap dari situ sifat mu sudah ketahuan. Hubungan rumah tangga kalau di jalani dengan kebohongan akan jadi seperti ini, apalagi kamu tidak pernah menghargai suamimu. Sekarang akhirnya kamu menerima karmanya.
🍁 BILA ❣️
Pasti mau mengadu dan minta balikan lagi ini si Monika
🍁 BILA ❣️
Dasar perempuan berbisa ini
🍁 BILA ❣️
Wah kenapa cari pelakor saja si Kenzo ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!