Nesya menolong seorang pria asing, tetapi dia meninggalkan pria itu setelah pria itu sudah di rawat dengan baik.
Sekian lama mereka berpisah di pertemukan kembali di tempat kerja
Apakah Mereka akan bersama akan berpisah.
Cinta tulus dari pria tersebut apakah bisa meluluhkan hati Nesya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhayati 11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
"Ah, Semut jail mencubit pinggangku." ujarnya seraya menyipitkan matanya ke arah sang wanita yang tersenyum, senyum itu terlihat berbeda seperti senyum mengejek.
Wajah Nesya begitu dekat jika saja tidak kembali menunduk entah apa yang akan terjadi selanjutnya
"Jika begitu bapak cek dulu nanti cub,,, eh maksud saya di gigit lagi. Siapa tau kan Semutnya masih tertinggal di baju." Ujar Nesya sedikit salah ucap
Dan kini dia paham jika sang wanita tidak ingin dirinya menempel.
Ponselnya bergetar terus menerus jadi dia merogohnya
"Mom." Setelah melihat siapa yang telah menghubungi dirinya.
"Emm, Pak bos. Apa ambil Fotonya di teruskan?" Tanya Sinta yang sedari tadi menunggu perintah.
Dia tidak berani menyela lantaran insiden Bosnya yang katanya di cubit, atau di gigit semut
Tetapi jika dirinya diam saja kapan acaranya akan selesai, apa lagi malam semakin merangkak.
"Satu ini saja." Ujar Nando kembali memasukan ponselnya di dalam saku kemejanya.
Kemudian ia kembali ke posisi semula menempel dengan sang wanita. Setelah itu Nando pamit undur diri, bukan kah ini memang tujuanya.
Excel hanya berekspresi biasa saja, gak mungkin pak bos ke gigit Semut.
Nesya membuang nafas lega setelah sang pria pergi, dia bisa leluasa menikmati acara berlangsung tanpa khawatir
Sandra yang di sampingnya dia hanya bisa memutar matanya, ini pasti ulah sahabatnya.
"Hey,, San emang semut bisa mencubit ya." Bisik Bi Dinar ke Sandra sedari tadi dia hanya menatap reaksi pak bos yang terlihat kesakitan.
"Ahh, mungkin Pak bos salah ucap," jawab Sandra sedikit membela
Mereka sekarang sudah turun hanya Tomi yang tertinggal karena dia akan menerima hadiah lagi.
Acara selesai pada pukul 01.20 Dini hari mereka kembali ke kamar masing masing dengan wajah sumringah.
Nesya lekas melemparkan tubuhnya rasanya begitu lelah, begitu pun dengan Sandra.
Tak selang berapa lama mereka terlelap dalam damai, di susul teman yang lain.
...----------------...
Esok Harinya
Pukul 08.00 Pagi mereka sudah berkumpul di lobby Hotel menunggu bus yanga akan mengantar mereka pulang.
"Sudah kumpul semuanya!" Tutur Bu Sinta sambil meninggalkan suaranya.
"Absen aja Bu takut ada yang ketinggalan, kasian." Ungkap Tomi
"Ah ya," Bu Sinta lekas mengabsen satu persatu dia membuka ponselnya melihat satu persatu nama anak buahnya.
Ternyata sudah kumpul semuanya, beberapa saat kemudian bus datang. Bus berhenti pintu terbuka lalu mereka masuk satu persatu. Di perjalan mereka nampak mengobrol satu sama lain, untuk menghilangkan rasa jenuh yang melanda.
...----------------...
"Yah, Apa kita cari tempat tinggal hari ini saja?" Tanya Bu Halimah mendekati Suaminya yang sedang duduk menemani Cucunya bermain, di ruang tengah.
"Ya, sebaiknya begitu Bun. Takutnya juragan datang tiba tiba seperti kemarin. Untung saja Putri kita tidak di rumah, Aku takut jika juragan melihat putri kita akan bertindak yang mungkin akan menimbulkan penyakit Nanas kambuh." Pak Hambali sungguh tidak ingin Putrinya masuk ke rumah sakit, bukan hanya membutuhkan biaya saja. Tetapi mentalnya akan lebih terganggu
"Nah itu yang aku sedang khawatirkan Yah." Ujar Hamidah memang sedari tadi dia memikirkan putrinya."Tapi yah Ko, aneh ya. Waktu itu kenapa Nanas kita pulang di antar Bosnya tidak pa pa. Apa mungkin penyakit Nanas sudah sembuhnya." Sambung Hamidah met minggat tempo hari
Pak Hambali mengingat hari itu, dan dia berfikir jika di antar sudah pasti duduk bersama di dalam satu mobil dari jarah dekat. Tetapi mengapa putrinya itu nampak biasa biasa saja tidak menunjukan reaksi berlebihan seperti sebelum sebelumnya.
"Benar juga Bu, yang kamu katakan. Tapi untuk berjaga jaga, sebaiknya kita harus mencari tempat tinggal baru."
"ya, sudah kita cari sekarang saja Yah. Mumpung Nanas belum pulang."
Pak Hambali mengangguk Mereka keluar rumah. Bu Hamidah mengendong cucunya sambil membawa payung takut nanti kepanasan.
Mereka tidak naik apa pun berhubung akan mencari tempat tinggal yang tidak jauh dari tempat tinggal sebelumnya.
Sehat sehat kalian, dukungan kalian sangat berarti untuk author