NovelToon NovelToon
Lovestruck In The City

Lovestruck In The City

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Keluarga / Karir / Romansa / Bapak rumah tangga / Office Romance
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Bagi beberapa orang, Jakarta adalah tempat menaruh harapan. Tempat mewujudkan beragam asa yang dirajut sedemikian rupa dari kampung halaman.

Namun, bagi Ageeta Mehrani, Jakarta lebih dari itu. Ia adalah kolase dari banyak kejadian. Tempatnya menangis dan tertawa. Tempatnya jatuh, untuk kemudian bangkit lagi dengan kaki-kaki yang tumbuh lebih hebat. Juga, tempatnya menemukan cinta dan mimpi-mimpi baru.

“Kata siapa Ibukota lebih kejam daripada ibu tiri? Kalau katamu begitu, mungkin kamu belum bertemu dengan seseorang yang akan membuatmu menyadari bahwa Jakarta bukan sekadar kota bising penuh debu.”—Ageeta Mehrani, 2024

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Trouble

Dimusuhi oleh Theresa adalah satu hal, sementara mendapati Noa merepet tanpa henti adalah hal lain yang sama sekali tidak pernah Reno bayangkan akan terjadi.

Sedari dulu, bahkan ketika keadaannya begitu kalut sewaktu tahu dirinya hamil dan karier modelingnya terancam hancur, perempuan itu masih tidak menanggapi segala hal dengan heboh. Pembawaannya tetap tenang, sebagaimana yang selalu ia katakan bahwa hidup harus terus berjalan entah badai seperti apa yang sedang menerjang.

Reno sendiri tidak habis pikir kenapa keputusannya menolong Clarissa bisa membuat Noa sampai semarah itu. Sebab, sudah bersusah payah juga ia mencoba menjelaskan bahwa apa yang dilakukan malam itu tidak lebih dari sekadar tindakan refleks karena seseorang meminta bantuan. Tapi tetap saja, Noa menolak untuk memberikan pemakluman.

“Jangan pernah kasih celah buat masa lalu bisa masuk lagi ke hidup kamu, kalau kamu nggak mau apa yang baru kamu mulai bakal berakhir berantakan.” Adalah wejangan yang Noa berikan, merujuk pada cerita Theresa perihal Ageeta yang diperkenalkan dan diajak menginap.

Hanya sebatas itu saja padahal cerita tentang Ageeta yang Noa dengar, tetapi perempuan itu langsung menyimpulkan bahwa dirinya memiliki intensi untuk memulai sebuah hubungan baru dengan Ageeta, sehingga tidak boleh lagi ada setitik pun jejak masa lalu yang dibiarkan hadir kembali di antara mereka.

“Aku setuju sama Noa.”

Demi Tuhan, Reno ingin menelan benda apa saja yang ada di dekatnya ketika Laras kembali bersuara setelah sekian lama. Adik perempuan Noa itu kini mengekorinya pulang ke rumah, menolak kembali ke kediamannya sendiri usai menghadiri acara pertemuan keluarga yang berlangsung sampai habis makan malam tadi.

“Cuma ngasih bantuan pun nggak boleh?” tanyanya. Pertanyaan serupa telah dia ajukan kepada Noa, dan hasilnya, perempuan itu secara tegas menjawab tidak.

Katanya, “Kalau udah memutuskan buat move on, ya jangan nengok lagi ke belakang! Jangan kasih ruang buat masa lalu kamu masuk dan menaruh harapan!” dengan nada menggebu-gebu bagai bagian dari kelompok demonstran yang tengah menyuarakan pendapat di depan gedung pemerintahan.

Reno hanya bisa terdiam sewaktu Noa lebih banyak berbicara dengan nada penuh emosi. Tetapi, di depan Laras kini, ia tidak ingin menjelma lagi menjadi kucing kecil hilang arah yang hanya bisa mengeong pelan ketika di depannya ada anjing galak yang mencoba menyerang.

Biar bagaimanapun, Reno harus mencoba membela diri.

“Semuanya udah terjadi, mau diapakan lagi? Kamu mau suruh aku putar balik waktu?”

“Percuma,” sahut Laras. Perempuan itu lantas pergi dari posisinya yang semula anteng di depan jendela kamar, berjalan cepat untuk kemudian berdiri persis di depan Reno yang kini mendudukkan dirinya di tepian ranjang. “Sekalipun waktu diputar kembali, kamu pasti bakal tetap memilih buat pergi nemuin dia, kan?”

“Nah, itu kamu tahu. Terus kenapa kalian masih marah-marah sama aku coba?”

“Ya biar kamu paham!” seru Laras. Entah ke mana hilangnya sopan santun yang biasa perempuan itu tunjukkan kepada dirinya selama berada di lingkungan kantor. Sebab kini, ia menjelma sepenuhnya menjadi seorang adik perempuan yang cerewet dan banyak menuntut.

“Kami cuma mau kamu ngerti dan nggak ngulangin itu lagi,” sambung perempuan itu. Dengan lengannya yang terlipat di depan dada, tatapannya berangsur-angsur melunak setelah sebelumnya begitu nyalang dan menusuk tajam.

“Sebagai anggota keluarga, sekaligus yang menjadi saksi gimana pontang-pantingnya kamu menjalani kehidupan selama ini, kami cuma mau lihat kamu bahagia, Ren. Kami cuma mau lihat kamu menjalani sisa hidup kamu bersama seseorang yang bisa terima kamu seutuhnya, bisa mencintai kamu bagaimanapun kondisinya.”

Reno masih enggan menjawab, memilih untuk mendengarkan omongan Laras lebih banyak. Keinginannya untuk membela diri yang semula besar sekali, kini juga mendadak hilang terbawa angin, lebur bersama debu-debu halus di dinding kamarnya.

“Sewaktu kamu akhirnya menarik langkah mendekat ke arah Ageeta, aku sama Mami pikir itu adalah sebuah kabar baik. Kami pikir, semuanya memang udah tuntas dan kamu bisa mulai kembali hidup kamu dengan cara yang lebih baik.” Laras mengucapkan segalanya dengan ketulusan penuh, Reno bisa melihatnya dengan jelas dari sorot mata perempuan itu.

“Kamu mungkin nggak tahu gimana senangnya kami, jadi mungkin itu juga alasannya kenapa kamu nggak bisa mengerti kenapa sekarang kami semarah ini atas keputusan impulsif yang udah kamu ambil.”

Setelahnya, ada jeda yang terjalin cukup lama, yang kemudian hanya diisi dengan keheningan sebab baik Reno maupun Laras sama-sama sedang berjuang untuk menenangkan gemuruh di hati masing-masing.

Sampai kemudian, Laras mengembuskan napas berat dan kembali bersuara. “Kecuali kamu bisa jamin bahwa hubungan kalian bisa dimulai kembali, jangan pernah kasih kesempatan buat dia masuk lagi ke hidup kamu. Karena itu cuma akan bikin dia sakit dengan harapan-harapan yang dia pupuk, sekaligus bikin kamu stuck dan nggak bisa melangkah buat melanjutkan hidup ke depan.” Lalu perempuan itu melenggang meninggalkan posisinya, melangkah menuju pintu kamar yang terbuka lebar-lebar.

Namun, sebelum tubuhnya betul-betul dibawa pergi meninggalkan kamar Reno, ia kembali melanjutkan. “Pikirin juga perasaan Ageeta, Ren. Kamu udah bawa dia masuk ke hidup kamu, jahat kalau tiba-tiba kamu bikin dia harus berhadapan sama masa lalu kamu yang belum selesai.” Yang lantas membuat kepala Reno semakin berat dan rasa-rasanya hendak pecah.

Setengah sepuluh malam, ketika hujan turun rintik-rintik di luar, Reno kembali merasakan momen di mana hidupnya seperti berada di ujung tebing. Salah mengambil langkah sedikit saja, semuanya akan berakhir.

...****************...

Besok hari Senin, hari sibuk yang seharusnya disambut dengan persiapan matang dan istirahat yang cukup agar semua pekerjaan bisa dilakukan dengan benar.

Akan tetapi, sampai kini jarum pendek jam sudah menunjuk angka sebelas sementara jarum panjangnya di angka delapan, Ageeta masih belum bisa memejamkan matanya walaupun sudah susah payah berusaha.

Sebagaimana kebiasaannya, Ageeta sudah akan merebahkan diri di kasur begitu waktu menunjuk pukul sepuluh. Entah akan bisa langsung tidur atau tidak, dia akan menghentikan semua aktivitas terutama yang berhubungan dengan gadget. Ia pernah membaca sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa radiasi yang dihasilkan oleh ponsel bisa membuatnya kesulitan tidur, maka sebisa mungkin seluruh gadget yang dimiliki sudah di-off-kan sebelum pergi tidur.

Namun, malam ini, Ageeta membiarkan ponselnya tetap menyala. Hanya karena dia masih menunggu pesan yang dia kirimkan kemarin malam, dibaca untuk kemudian dibalas oleh Reno. Itu juga sepertinya yang membuat dirinya tak kunjung bisa tidur.

Ageeta tahu, paham sekali bahwa tidak ada kewajiban apa pun bagi Reno untuk membalas pesannya tetapi, tidakkah ia boleh berharap bahwa lelaki itu sudi menyisihkan sedikit waktunya untuk memberi kabar bahwa ia sampai di rumah dengan selamat dan sampai sekarang pun dalam keadaan baik-baik saja?

“Segitu sibuknya, ya?” monolognya. Layar ponselnya menyala terang persis di depan wajah, menjadi satu-satunya pencahayaan sejak semua lampu di kamarnya dipadamkan, termasuk lampu tidur kemuning di atas nakas samping ranjang.

Menghela napas bagai sudah begitu putus asa, Ageeta akhirnya memencet tombol power sekali, hingga layar ponselnya redup seketika. Benda itu kemudian disimpan di atas nakas, dia letakkan di sana bersama penantiannya yang pupus di tengah jalan, tanpa mendapatkan jawaban.

Untuk ke-sekian kalinya, Ageeta berusaha memejamkan mata. Meskipun yang dia temui kemudian adalah bayang-bayang wajah Reno yang terus menghantui bagai roh penasaran yang enggan kembali ke alam baka, sebelum semua urusannya di dunia selesai.

Bersambung....

1
F.T Zira
lha... gak sadar main nyelonong😅😅😅..
ninggalin 🌹 dulu buat ka author✌️✌️✌️
Zenun
Tidur aja, Renonya lagi kena pelet masa lalu😁. Tapi dia lagi di obatin sama Noa sama Laras kok
nowitsrain: Atuh nggak bisa goyang
Zenun: ehehehehe, digoyangin aja
total 5 replies
Zenun
tuh dengerin Ren
nowitsrain: Iyaaa
Zenun: ya ampun, se-rombeng itukah kuping Reo
total 5 replies
Dewi Payang
Untung bukan roh jahat🤣🤣
Dewi Payang: wkwk🤣
nowitsrain: Roh jahat mah udah dipaten sama Pak Ruben
total 2 replies
Dewi Payang
Sisa hidup kamu Ren.... ingat kata2 itu Ren....😄😄
Dewi Payang: 😄😄😄😄😄
nowitsrain: Iya tuuu
total 2 replies
Dewi Payang
Jangan, tar kamu jadi kuda lumping Ren
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣
nowitsrain: Wkwk mau debus dia kak
total 2 replies
Alesha Qonita
baca judulnya mirip sama drakornya babang ichang dan mami Ji-won 😂, Yangyang couple 🤭
Dewi Payang
sepupuan yaa saama si Laras?
nowitsrain: Bukan Kak hehe
total 1 replies
Dewi Payang
Untuk selalu ada? What? Aduh Ren....
Dewi Payang: 🥺🥺🥺🥺🥺🥺
nowitsrain: Sebagai sesama manusia 😭
total 2 replies
Nana Hazie
kenapa teresa nggak suka banget ma clarisa ya
Aresteia
good
esterinalee
luar biasa
Zenun
tuh kan tuh kan
nowitsrain: Salahhhhhh sayangkuuu
Zenun: iiiihh bener itu
total 5 replies
Zenun
setelin lagi last child coba
Zenun: penantian😄
nowitsrain: Wkwk lagu yang mana nih yang cocok untuk menggambarkan suasana suram ini
total 2 replies
Zenun
ada mah, di dengkul hehe
Zenun: hihihihi
nowitsrain: Wow, pantes...
total 2 replies
Zenun
lagi begulet jangan-jangan
Zenun: nyok 🏃‍♀️
nowitsrain: Astaghfirullah... ayo kita grebek!
total 2 replies
Zenun
Omelin mak. Reno masih aja bermain-main sama masa lalu hihihi
Zenun: Reno sukanya nyari kuman nih
nowitsrain: Emang sukanya nyari penyakit
total 2 replies
Dewi Payang
Ren.... Ren... bisa ga sih, ga usah pake peluk2 gitu.....
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣👍
nowitsrain: Bener sih ini...
total 6 replies
Dewi Payang
Seperti Clarissa bakalan lama deh Mam,🤭
nowitsrain: Betul...
Dewi Payang: Dia memang gak jahat kak, tapi situasi akan membuat dia terlihat jahat karena berada diantara Reno dan Ageeta, iya gak kak....
total 7 replies
Dewi Payang
Baru baca fikirannya si Mami, kok udah buat aku antipati sama si Clarissa🤭
nowitsrain: 😌😌 begitulah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!