"Ahhh, sakit sekali. Apa yang kau lakukan?”
“Maaf, aku tidak sengaja.”
“Aku tidak akan memaafkanmu, kecuali kamu bertanggungjawab atas apa yang terjadi padaku.”
“Ya. Kalau perlu Aku akan menikahimu!” Siapa yang akan menyangka perkataan tanpa pikir panjang itu, mendatangnya kepada masalah yang rumit dan mengubah hidupnya sangat jauh hingga tak ada jalan untuk kembali.
Kecelakaan hari itu, membawa mereka berdua pada ikatan paksa bernama pernikahan.
____
Pernikahan yang semula indah dan damai seolah pernikahan pada umumnya, hingga Ia lupa, bagaimana pun Ia adalah penyebab kehancuran suaminya. Ia layak untuk di benci.
Kau bersabar atas luka di sekujur tubuhmu
Aku bersabar atas sikapmu yang menyakitiku.
Jika kau tak pernah selembut itu mungkin perubahanmu tak begitu menyakitiku. Figuremu di hatiku seindah itu, sebelum sifatmu berubah membekukanku.
#Nikahpaksa
#Cintahadirkarnaterbiasa
Jangan lupa tinggalkan tanda di setiap partnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Light_Ryn23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebelum Akad
Satu Hari Sebelum Akad
Fidzah memperhatikan dirinya yang sudah dibalut pakaian warna putih putih. Gamis abaya dengan outher panjang berwarna putih gading dan kerudung pasmina Syar'i yang melilit dikepala dan menjuntai sampai bawah, melengkapi menampilannya malam ini.
Wajahnya sudah dirias dengan seadanya untuk menutupi wajah pucat karna sakit yang di deritanya, dengan dibantu oleh Nadya, dan lilitan kerudung yang dibantu oleh Tante Dian. Penampilan yang sederhana dan penuh keanggunan yang menampilkan sosok wanita yang terjaga oleh Agama.
Sebenarnya Fidzah bisa saja merias dirinya sendiri hanya sebatas riasan biasa yang dipakai seperti saat-saat penting misalnya kondangan. Fidzah bisa merias dirinya dan melilit kerudungnya. Cuma Nadya dan Tante Dian yang terlalu bersemangat membantunya padahal tanpa dibantu pun Fidzah bisa, tapi Fidzah menghargai orang-orang yang ingin membantunya tandanya mereka masih perduli terhadapnya.
"Nanti kamu mau minta apa sama calonnya Fidzah Ya?"Tanya Tante Dian yang sedang merapikan peniti dan Jarum pentul yang dibawanya.
"Gak usah ribet-ribetlah. Sekemampuan Hafidznya aja,"Jawab Nadya yang sedang duduk diranjangnya Fidzah.
Tante Dian hanya mengangguk menanggapi Jawaban Nadya, Sebelum keluar kamar meninggalkan Kedua saudara itu.
"Kak Nad, emang acaranya malam ini gimana?"Tanya Fidzah yang sedang duduk dikursi belajarnya.
"Emm, Kakak Kurang tau tuh dek, Gak pernah pergi juga keacara pelangkahan. Lagian di keluarga kita jarang ada Adek yang nikah langkahi Kakaknya,"Jawab Nadya, Fidzah hanya mengangguk atas Jawaban Kakaknya. Walau jawaban Nadya malah semakin menambah rasa bersalah di hati Fidzah pada Kakaknya dan pada keluarga besarnya. Karna kesalahannya telah merusak adat kebiasaan yang di jaga dikeluarganya.
Klekk
Suara pintu dibuka dari luar. Jefri muncul dari balik pintu dan berbicara dengan suara kecil hampir seperti gumaman
'Sudah datang,'.
"Hah? Apasih Frii,"Tanya Nadya.
"Ihh, Gak faham banget si. Diajakin Bisik-bisik malah teriak,"Gerutu Jefri sebelum menutup pintu kamar Fidzah dan berjalan menuju keduanya.
"Ituu. Keluarga Si-Oman udah dateng,"Ucap Jefri lalu membaringkan diri di kasur Fidzah .
"Oman-oman siapa? Ganti nama orang sembarangan,"Ucap Nadya sebelum melangkah pergi keluar kamar.
"Oman itu nama di daerah di Yaman ya kan Kaa,"Tanya Jefri, Fidzah hanya mengangguk menjawab pertanyaan Jefri.
"Ih Kamu gak seru. Gak usah terlalu dipikirin, Jalani aja. Yakini ini yang terbaik dan pasti ada Hikmahnya,"Ucap Jefri yang sudah mendekat pada Fidzah lalu bersiap melakukan kebiasaanya mengacak-ngacak kepala Fidzah. Fidzah hanya menggelengkan kepala menjauhi tangan Usilnya Jefri.
"Jangan diacak-acak. Nanti aku laporin sama Tante Dii Loh,"Ucap Fidzah sambil merapikan Lilitan kerudung dikepalanya yang nyaris kusut karna Jefri.
"Hmm, Ayo keluar sana,"Usir Jefri sambil mendorong Fidzah keluar kamar dan Menutup pintu kamar saat keduanya telah berlalu meninggalkan kamar.
Fidzah berjalan menuju ruang tamu yang sudah dihias sedemikian rupa untuk acara malam ini dan Esok. Ada bebarapa sanak saudara yang hadir walau tak banyak, Seperti Nenek dari Mamanya atau bisa dibilang Ibu dari Jefri. Tante Dian dan suami yaitu Om Rozi, Serta merta beberapa sanak saudara Yamani yang ikut keacara hari ini.
Fidzah telah tiba ditempat acara dan duduk disamping Nadya, Karna memang Tokoh utama Acara malam ini adalah Fidzah, Nadya dan Yamani.
Acara dimulai dengan Khidmah dipimpin oleh Papa dan susun acara adat ini dibawah petuah Nenek sebagai Keluarga tertua. Fidzah dipinta memohon ampun dan maaf kepada Orangtuanya, begitu juga dengan Yamani.
Acara dimulai dengan rintihan Air mata, baik Mama dan Bunda adalah orang paling banyak terharu sampai menangis, setelah selesai acara meminta Restu barulah dimulai acara selanjutnya yaitu pelangkahan.
Pertama Nadya dipinta duduk dibarisan depan berhadapan dengan para hadirin Disusul Fidzah yang duduk berhadapan dengan Nadya sambil duduk bersimpuh.
Dibawah bimbingan Nenek Fidzah meminta Izin menikah lebih dulu dari Nadya sebagai Kakaknya.
"Kak, Mohon Ampun dan Maaf sebelumnya. Terima Kasih Kakak sudah menjadi Kakak yang baik bagi Hafidzah. Fidzah tau Fidzah banyak kekurangannya, sering ngerepotin Kakak, suka Manja, keras kepala, pemalas dan suka gak nurut sama Kakak. Kak Maafin Fidzah ya ... Fidzah Mohon izin menikah lebih dulu. Bukan Maksud hati ingin melangkahi Kakak sebagai Kakaknya Fidzah, Tapi mungkin ini Takdir yang harus Fidzah jalani untuk Menikah di usia muda, menikah lebih dulu dari Kakak. Kak Nadya Maafin Fidzah Ya,"
Fidzah mengucapkan dengan kepala menunduk seraya mencium punggung tangan Nadya dengan Khusyu'... Fidzah mengucapkannya penuh dengan perasaan. Karna Sadar Ia mungkin tak akan sedekat dulu dengan Nadya setelah Menikah.
Nadya sampai menitikkan Air mata tak mampu berkata-kata sambil terus mengusap kepala Adiknya, melepas dibungsu menikah lebih dulu. Ini menjadi tanda Ia akan ditinggal pergi oleh adiknya yang akan Ikut sang Suami.
Dengan terisak Nadya menjawab "Iya dek, Kakak Ikhlas, Kakak Ridho kamu langkahi ... Semua kesalahanmu yang dulu Kakak Maafkan. Maafkan Juga kalau Kakak terlalu Tegas atau terlalu mengekangmu ya dek. Maafin Kakak kalau Kakak belum bisa jadi kakak yang baik, di sela kurangnya kakak, kakak juga banyak salah sama adek. Biidznillah Kakak Izinkan Kamu menikah lebih dulu, Semoga Bahagia ya dek."
Fidzah mengangguk dan memeluk Kakaknya dengan erat. Melepaskan semua kegelisahan dan kekhawatirannya pada masalah yang terjadi. Berusaha menerima bahwa esok pagi dia akan menjadi istri orang.
Sesuai tuntunan Nenek, Yamani Ikut mendekat dan duduk dengan jarak dari Fidzah yang bersimpuh. Yamani mendekat dengan kursi Rodanya, dan membaca tulisan yang ada dikertas yang dipegangnya.
"Ya Nadyatun-Nissa. Aku Muhammad Hafidz Yamani memohon Izin pada engkau untuk menikah dengan Adikmu Hafidzah, Mohon Izin Menikahi lebih dulu,"
"Ya Aku izinkan Atasmu Menikahi Adikku,"
"Apa yang engkau pinta sebagai Syarat langkahnya?"
"Sekemampuanmu."Jawab Nadya Yakin.
Bundanya Yamani mendekat membawa mangkok kaca yang lumayan besar yang sudah diikat dengan kain memberikannya kepada Nadya. Berhubung Yamani Anak satu-satunya, maka tidak tanggunh-tanggung mahar pelangkahan yang di bayar Bunda kepada Nadya, semua dipersiapkan dengan teliti, untuk menyambut menantu yang semoga bisa menjadi pelipur hati.
Nadya menyambutnya lalu menyalami tangan Calon mertua adiknya Itu, sebelum kembali duduk pada posisi semula dengan memangku mangkuk kaca tersebut.
Acara ditutup dengan Jefri yang memulai kegaduhan dengan Menggoda Fidzah dan Yamani yang besok akan Menikah, Dan menggoda Nadya yang tak kunjung dilamar oleh Sang Dokter Umum.
.
.
.
Tbc
Catatan
Biidznillah \= Bahasa Arab Artinya Dengan Izin Allah.
Manis dagingan¹ \= Kata orang-orang Banjar dulu-dulu, diinginkan makhluk Halus, Bisa menghilang Calon mempelai atau bahkan Kecelakaan, banyak mara bahaya yang mengincar Calon pengantin. Biasanya dikurung kurang lebih 3 hari tapi tergantung adat keluarga masing-masing.
.Satu Vote dan like kalian membantu menyemangati kami dalam menulis
Dan sedikit Hadiah kalian sangat berarti untuk kami memperbaiki tulisan dan menyajikan bacaan yang lebih berkualitas dengan mempunyai tablet sebagai Fasilitas.
.
Cinta yang rela menunggu, tapi bukan sebagai kekasihmu 🤕
Ditunggu Partnya Satriaa ya Thor