NovelToon NovelToon
Ijabah Cinta

Ijabah Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Reza Ramadhan

[ OST. NADZIRA SAFA - ARAH BERSAMAMU ]

Kejadian menyedihkan di alami seorang Adiyaksa yang harus kehilangan istrinya, meninggalkan sebuah kesedihan mendalam.

Hari - hari yang kelam membuat Adiyaksa terjerumus dalam kesedihan & Keputusasaan

Dengan bantuan orang tua sekaligus mertua dari Adiyaksa, Adiyaksa pun dibawa ke pondok pesantren untuk mengobati luka batinnya.

Dan di sana dia bertemu dengan Safa, anak pemilik pondok pesantren. Rasa kagum dan bahagia pun turut menyertai hati Adiyaksa.

Bagaimanakah lika - liku perjalanan hidup Adiyaksa hingga menemukan cinta sejatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reza Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

"Ibu... "

Perempuan berhijab yang kini sedang sibuk mengayunkan langkah pun kini menghentikan langkah ketika mendengar sebuah suara yang familiar di telinganya.

Perempuan itu melirik area sekitar taman yang kini penuh oleh anak - anak kecil yang sedang bermain hingga kedua matanya kini terpusat pada sosok anak kecil yang kini sedang bermain bola bersama anak kecil lainnya.

Senyum terkembang ketika melihat anak kecil yang di kenalnya lantas menghampiri anak kecil yang ternyata adalah Damar.

Perempuan yang adalah Shafa lantas menghampiri Damar. "Nak, kenapa kau ada di sini dan siapa yang bersamamu di taman ini?"

"Aku sedang main sama teman aku, Ibu dan aku kesini sama Ayahku." Ucap Damar sumringah. Bocah kecil itu masih merasa senang dengan kehadiran Shafa.

"Ayah???"

"Iya, Ibu dan itu Ayahku... " Damar menunjuk Adiyaksa yang kini sedang memandangnya.

Shafa menatap apa yang di tunjuk oleh Damar. Seorang lelaki kini tengah duduk santai menatap Damar. Shafa terkejut melihat lelaki itu. Entah mengapa ketika ada perasaan aneh yang kini hinggap di dadanya.

Buru - buru, Shafa lantas memalingkan wajahnya. "Astaghfirullah, apa yang sudah ku lakukan?" Batin Shafa dengan meracau.

Sementara Adiyaksa kini terdiam di tempat ketika memandang wajah Shafa dan sekaligus terkejut ketika Damar memanggil perempuan berhijab itu dengan sebutan Ibu.

Wajah Shafa mengingatkan lelaki itu dengan seseorang. Seseorang yang amat sangat dirindukannya. Seseorang yang dulu pernah mampu meluluhkan hatinya hingga memilih untuk melamar dan menikahi perempuan tersebut.

Namun sayangnya ketika kebahagiaan sudah ada di depan mata, maut pun justru datang menjemput kebahagiaan itu dan lelaki itu tak tahu, kenapa Tuhan memilihkan jalan hidup ini yang harus di tempuh oleh seorang Adiyaksa.

Buru - buru Adiyaksa menyadarkan dirinya dan ia bisa melihat interaksi antara Damar dan juga perempuan berhijab yang di panggil Damar dengan sebutan Ibu.

Terlihat Damar sangat akrab sekali dengan perempuan itu begitu pun dengan perempuan berhijab itu. Cara bertutur kata dengan Damar membuat lelaki itu terkesan hingga tanpa sadar senyum tipis kini terlihat di bibir lelaki itu.

"Kalau begitu, Ibu pamit dulu ya. Ibu masih ada urusan lain." Pamit Shafa sembari berdiri.

"Iya, Ibu. Hati - hati."

"Iya."

Shafa lantas mulai mengayunkan langkah hingga melewati Adiyaksa yang kini masih setia duduk di kursi panjang taman. Shafa tak segan untuk menyapa Adiyaksa dengan menganggukkan kepala sembari tersenyum hingga dirinya benar - benar pergi dari taman tersebut.

Tanpa di ketahui oleh Shafa, Adiyaksa melihat punggung Shafa yang berjalan dan mulai perlahan menjauh, menghilang di sebuah belokan.

Entah kenapa ada desiran aneh yang kini di alami oleh jantung yang mulai berdetak kencang. Perempuan yang wajahnya mirip dengan Yulianti. Apakah dia harus mengenalnya lebih jauh?

...🕌🕌🕌...

Rasa lelah kini di rasakan oleh Damar usai bocah kecil itu bermain dengan teman sebayanya. Damar memilih untuk duduk di samping ayahnya yang kini masih sibuk melihat teman - teman sebayanya bermain.

"Ayah... "

Adiyaksa menoleh menatap Damar. "Iya, nak."

"Ayo, kita pulang, Ayah. Aku capek." Ajak Damar. Tangan kecilnya kini meraih punggung tangan Adiyaksa.

Adiyaksa yang melihat wajah lusuh dari Damar dan juga raut kelelahan membuat Adiyaksa merasa kasihan pada anaknya tersebut.

Adiyaksa pun memutuskan untuk mengajak Damar untuk pulang ke rumah. Mereka pun di sambut oleh Pak Sapto dan Ibu Dewi yang kini sedang menikmati sajian teh hangat di teras rumah.

"Eh, cucu eyang sudah pulang rupanya. Kalau begitu sekarang ikut eyang masuk ke dalam dan mandi dulu." Ibu Dewi lantas mengajak Damar untuk masuk ke dalam rumah.

Sebelum masuk, Ibu Dewi memberi kode untuk berbincang pada Pak Sapto. Adiyaksa yang mengerti kode tersebut lantas melirik sekilas Pak Sapto yang kini sedang menyeruput minumannya dan mengangguk kecil.

"Ayah.. "

Sapaan dari Adiyaksa itu di balas oleh Pak Sapto dengan wajah datar dan anggukan kepalanya. Terjadi keheningan di antara merekamereka berdua.

Ada rasa sungkan sekaligus rasa bersalah yang kini hinggap di dalam diri Adiyaksa dan mungkin itu adalah akibat perbuatannya yang bersalah pada orang tua mertuanya itu.

"Apakah kau sudah baik - baik saja?" Ucap Pak Prapto. Kini lelaki itu menatap menantunya.

"Alhamdulilah, sekarang aku sudah merasa baik, Ayah."

"Syukurlah, kalau begitu. Rasanya kemarin bercampuk aduk melihat dirimu terkapar di atas lantai."

Pak Sapto pun lantas menceritakan apa yang terjadi semalam. Adiyaksa yang mendengarkan dengan seksama pun turut terkejut sembari mengingat kembali apa yang terjadi malam itu namun sama sekali tak ada ingatan apapun yang hinggap di kepalanya.

...🕌🕌🕌...

Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Adiyaksa yang ingin berniat untuk menceritakan perempuan yang di temuinya tadi kepada Ibu mertuanya kini terkabul.

Adiyaksa menemukan Ibu mertuanya yaitu Ibu Dewi kini duduk sofa ruang tengah tengah menonton berita. Lelaki itu segera menghampiri.

"Ibu... "

Senyum terkembang di wajah Ibu Dewi saat menatap Adiyaksa. "Nak, kemarilah.."

Ibu Dewi bergegas mematikan televisinya dan kini sedang menatap Adiyaksa yang kini terlihat menghembuskan nafasnya dan berkata. "Bu, aku ingin berbicara padamu tentang sesuatu?"

"Apa itu, nak?"

Adiyaksa segera menceritakan kejadian pertemuannya dengan perempuan berhijab di taman dan keakraban antara Damar dan juga perempuan berhijab itu hingga Damar memanggilnya dengan sebutan Ibu.

"Aku dan Damar saat di taman bertemu dengan seorang perempuan berhijab tapi anehnya, kenapa Damar bisa memanggil sosok perempuan berhijab itu dengan sebutan Ibu. Apa Ibu mengenalnya?"

Dan hal itu membuat Ibu Dewi tertawa. Perempuan itu pasti tahu pasti akan tiba saatnya Adiyaksa mengetahui perempuan itu.

"Dia adalah Shafa. Ibu dan Damar pertama kali melihat perempuan itu berkunjung dan berziarah ke makam Almarhumah Yulianti."

"Shafa" Satu kata yang membuat Adiyaksa kini di buru oleh rasa penasaran akan perempuan berhijab itu.

"Lalu, kenapa Damar memanggil perempuan itu dengan sebutan Ibu?"

"Karena saat itu Damar tengah menangis dan terus memanggil Yulianti dengan sebutan Ibu dan Shafa tiba - tiba hadir di makam Yulianti dan juga membantu aku untuk menenangkan Damar dan karena Safa masih belum mengerti tentang apa yang terjadi sebenarnya dan mungkin saat melihat pusara Almarhumah Yulianti pun dia baru mengerti bahwa Damar kehilangan sosok Ibu maka dia berinisiatif untuk menyuruh Damar memanggilnya dengan sebutan Ibu."

Ibu Dewi yang melihat ekspresi di wajah Adiyaksa yang kini terdiam pun berkata. "Kenapa, nak? Apa yang sedang kau pikirkan?"

Adiyaksa yang semula terdiam kini menjadi salah tingkah. "Ah, tidak, Bu. Hanya saja aku merasa heran saja dengan Damar yang memanggilnya dengan sebutan Ibu."

Tiba - tiba, Ibu Dewi berdiri karena waktu sudah menunjukkan pukul 19.00. Perempuan itu akan segera menghadiri sebuah pengajian di masjid dekat rumah.

"Ibu mau kemana?" Adiyaksa merasa bingung dengan sikap Ibu mertuanya yang tiba - tiba berdiri dan hendak menuju kamarnya.

"Ibu mau menghadiri acara pengajian dengan sesama tetangga di masjid dekat rumah."

...Bersambung....

1
Andi Budiman
pembuka yang menarik
Sinchan1103: terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
LISA
Sedih bgt..baru nikah istrinya udh dipanggil Tuhan
LISA
Aq mampir Kak
Sinchan1103: terima kasih... 🙏🙏🙏
total 1 replies
Rowan
Pokoknya ini cerita wajib banget dibaca sama semua orang!❤️
Matilda
Jangan bikin penggemarmu menderita terus thor 😭
Kiritsugu Emiya
Pokoknya karya ini singkatnya kereeeeen banget! Makasih author sudah membuat karya yang luar biasa😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!