SEQUEL DARI ❤JERAT CINTA SANG PLAYER❤
Diasingkan keluarganya sendiri karena cacat, bagaimana nasibnya saat bertemu dengan seseorang yang dia kenal hanya sebagai pengawal?
Dua tubuh dua jiwa, namun nasib memperlakukan keduanya berbeda
Satu di puja dan satunya tidak diinginkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Kan Lepas
"T-Tuan Putri!"
Jumma berseru keras saat melihat seorang gadis tengah duduk di depan sebuah danau. Jumma yakin kalau gadis itu adalah Sheena, tanpa harus menoleh pun dia tahu.
"Bibi Jumma,"
Tangisan Jumma semakin histeris saat mendengar suara Sheena. Sang Pengasuh memeluk erat tubuh kecil dan rapuh itu, memberikannya banyak kecupan di seluruh permukaan wajah Sang Putri.
"Bibi kira kita tidak akan bertemu lagi. Saat Tuan Putri di bawa paksa, saya tidak tahu harus berbuat apa- tapi saat itu yang ada di dalam pikiran saya hanya ada satu nama yaitu Pu- Tuan Akara. Maaf karena Bibi meminta tolong pada Tuan Akara, untuk mencari anda." celoteh Jumma panjang lebar.
Bahkan saking excaitide nya, Jumma hampir saja keceplosan. Tapi untunglah mulutnya dapat berhenti dengan tepat waktu. Kalau sampai Jumma keceplosan tanpa bisa di rem, wanita itu yakin Sang Putra Mahkota akan murka padanya.
"Pantas saja Akara ada disana dan menolong ku. Aku sempat bertanya tanya kenapa Akara bisa ada di tempat itu, dan rela menceburkan diri ke bawah jurang demi menolong ku," sahut Sheena apa adanya, terdengar sangat polos.
Sementara Jumma, wanita itu membelalakkan kedua matanya. Apa tadi yang Sheena katakan? jurang laut? Jumma menatap lekat pada Sang Princess, kedua matanya kembali berembun saat membayangkan tubuh Sheena dilemparkan kedalam jurang laut.
"Jurang laut?" beo Jumma masih belum percaya.
Kedua tangannya menggenggam erat tangan dingin Sheena, meyakinkan dirinya bahwa dia tidak akan menangis saat mendengar jawaban Sang Princess.
"Hu'um, kedua pengawal itu melemparkan ku ke jurang laut. Ternyata mereka memang menginginkan kematian ku Bibi, aku tidak mau lagi tinggal di istana itu. Bisakah Bibi membawa aku pergi, kemana pun asalkan aku bisa pergi jauh dari mereka," Sheena membalas genggaman tangan Jumma tak kalah erat. Kedua mata sebiru lautan itu menatap kosong pada Jumma, namun Sang Pengasuh dapat melihat kesedihan dan amarah bersatu disana.
"Kita akan bicarakan ini dengan Tuan Akara nanti. Sekarang ayo kita masuk kedalam, sudah mendung pasti sebentar lagi akan turun hujan," bujuk Bibi Jumma.
Sang Pengasuh membantu Tuan Putrinya berdiri, Jumma tersenyum samar saat melihat pakaian yang di kenakan Sheena saat ini. Jumma yakin kalau itu adalah milik Sang Lord.
Jumma tidak tahu seberapa seriusnya Sang Putra Mahkota pada Putri Sheena. Tapi Jumma yakin kalau Erkan akan memberikan kebahagian yang belum pernah Sheena dapatkan selama hidupnya, bahkan Jumma yakin Lord Erkan tidak akan mengizinkan Putri Sheena pergi.
🍒🍒🍒
"Berhentilah mengikuti ku!" pekiknya.
Liara menatap tajam pada Lionel, dia tidak suka sang pengawal terus saja mengikuti langkahnya. Bukankah Lionel tahu kalau dia sedang memberi hukuman pada pria itu- lalu kenapa Lionel malah terlihat bersikap acuh tak acuh.
Apa Lionel tidak lagi menghargai dan menghormatinya sebagai Putri dari keluarga Albarack? keluarga yang sudah memberikan kehidupan, pekerjaan serta kepercayaan ada Lionel. Ayolah Dahliara bukan hanya bocah perempuan yang hampir berusia 11 tahun, tapi Liara bocah yang berpikir seperti orang dewasa.
Jangan salahkan Liara kalau di usianya saat ini dia sudah tahu, intrik dan liciknya para bangsawan lain. Salahkan saja Elvier, karena bibit unggul darinya Liara tumbuh menjadi gadis kecil berotak orang dewasa.
"Aku masih menghukum mu, Lionel!"
Langkah Lionel terhenti, saat mendengar Liara memanggilnya dengan sebutan Lionel, bukan Simba seperti biasanya. Yang menandakan kalau Sang Putri benar benar marah padanya, dan hukuman tidak mau berbicara padanya selama satu bulan- bukanlah bualan.
"Tuan Putri aku-,"
"Sssttt- kau lupa dengan hukuman mu huh! jangan berbicara dengan ku selama satu bulan. Kalau kau ingin menyampaikan sesuatu, lakukan seperti Hanna- bergerak!"
Liara dengan cepat memotong ucapan Lionel, dia tidak suka saat pria itu membantahnya. Liara tidak suka saat Lionel lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya, maka dari itu Liara memberikan hukuman yang sebenarnya tidak sepadan- tapi cukup membuat Lionel kerepotan sendiri nantinya.
'Nikmati hukuman itu, Singa nakal!' ejek Liara dalam hati.
**CUCIIII MATAAAAAAA
SEE YOU NEXT DI PART TERAKHIR NANTI SIANG MUUUUAACCHH😘😘**