Kalau tidak suka dengan cerita nya bisa langsung SKİP saja 🙏
Cerita ini hanya fiktif belaka hasil khayalan si Othor gabut.
Menyambung dengan cerita Menikah Muda, Othor mau cerita soal bocil yang punya sifat saiko tapi manja yaitu Kanfa Putra Mahardika.
Anak bungsu Abian Kemal Mahardika dengan Kirani Adzkia.Tak beda dengan ayahnya Kanfa yang terjebak dengan pernikahan masa SMA.
Beda dengan nasib ayahnya yang menikahi Kiran setelah melewatkan malam panas sedangkan Kanfa harus menikahi gadis yang merupakan anak dari orang yang dia tolong saat kecelakaan.
Pernikahan tanpa cita, harus kucing-kucingan dengan semua orang untuk menutupi status mereka sebagai pasangan suami istri.
Sebuah perjanjian pun Kanfa lakukan demi melindungi perempuan itu sebagai istri nya.
Kehidupan Kanfa memang beresiko dan banyak musuh yang mengancam keselamatan keluarga nya.Namun, siapa sangka istri yang dia anggap lemah ternyata banyak kelebihan yang dia sembunyikan.
Apakah Kanfa akan mencintai Shanum?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Terakhir ( Revisi )
Kanfa masih setia menunggu kedatangan pihak keluarga dari orang yang dia tolong namun, sampai pasien di bawa ke ruang ICU belum satu orang pun yang datang. Sedangkan kata suster yang menghubungi pihak keluarga korban mengatakan jika putrinya sudah dia kasih tahu.
"Suster, boleh saya lihat pasien sebentar?" tanya Kanfa yang mulai tak tenang.
"Tentu tuan muda. Kebetulan pak Sulaiman ingin bertemu dengan anda. Silahkan."ucap si suster membukakan pintu untuk masuk ke ruangan di mana pasien bernama Sulaiman terbaring dengan banyak alat yang menempel pada tubuh nya.
Kanfa melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.Dengan perlahan dia pun masuk mendekat ke arah brankar.
"Assalamualaikum.." ucap Kanfa saat sesudah berdiri di samping ranjang pasien.
"Wa'_alaikum_salam," jawab Sulaiman dengan suara terbata dan lirih.
Terlihat Sulaiman menerbitkan senyuman nya pada Kanfa.
"Te_ri_ma_kasih sud_sudah meno_long sa_ya."ucap nya dengan tersendat dan juga nafas yang tidak teratur.
"Sebaiknya bapak jangan pikirkan tentang apapun saat ini, tugas bapak hanya bisa sembuh.Sudah kewajiban saya menolong bapak sebagai sesama manusia." ucap Kanfa meraih tangan pria paruh baya itu yang sempat menggantung.
"Anak_saya...
"Suster sudah menelpon anak bapak, kemungkinan sebentar lagi dia akan sampai."
"Dia_akan_ja_di seba_tang kara setelah sa_ya pergi." ucapnya dengan air mata yang mulai mengalir dari sudut matanya.
"Bapak jangan mengatakan apapun. Bapak harus kuat dan semua demi anak bapak." ucap Kanfa dengan memandang mata sang bapak dengan begitu dalam.
Ada rasa khawatir meliputi hati Sulaiman.Apalagi putrinya tak punya siapa-siapa lagi.
"Tolong_saya,to_long jaga dia." ucap nya dengan terbata-bata.
"Bapak akan sehat lagi.Selama bapak disini,bapak tak perlu khawatir anak bapak akan baik-baik saja." ucap Kanfa mulai merinding mendengar perkataan sang bapak.
"Umur saya,tak lama la_gi."ucapnya dengan memandang langit-langit.
Kanfa menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan dengan perlahan.
"Bapak harus semangat jangan begini, kasihan anak bapak nantinya." ucap Kanfa berusaha memberikan dukungan.
"To_long saya nak,saya sakit." ucap Sulaiman.
Ceklek..
Baru saja Kanfa ingin menjawab omongan Sulaiman namun tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. Seorang perempuan muda dengan perawakan kecil dan juga terlihat wajah polos masuk ke ruangan itu . Dia melangkah mendekati brangkar dengan langkah lebar.
"Bapak..!" panggilnya dengan tampilan wajah sedih dan air mata yang terlihat menetes deras di mata dan pipi nya.
Gadis itu pun langsung memeluk tubuh lemah sang ayah yang sedang terbaring di atas brankar.
"Sha...
"Pak, kenapa bapak jadi seperti ini..hiks hiks apa yang terjadi pak..?" tanya Shanum dengan lemas dan limbung hampir jatuh jika dengan tidak cepat Kanfa menopang tubuh kecil gadis yang tak jauh di sampingnya.
Tubuh Shanum yang hampir jatuh di tahan oleh Kanfa dan Shanum pun akhirnya menoleh pada sosok orang yang menolongnya. Betapa terkejutnya dia melihat siapa yang ada di depannya itu dan dengan jarak yang begitu dekat.
Wajah tampan dengan struktur wajah opa-opa korea karena mewarisi fisik sang Daddy membuat Shanum terpaku sejenak.
"Sha_num..." panggil Sulaiman dari atas pembaringan.
Mendengar panggilan itu pun dengan cepat Kanfa melepaskan pegangannya pada tubuh kecil itu.
"Pak ,bilang sama Shanum, apa dia yang buat bapak seperti ini?" tanya Shanum dengan menunjuk ke arah Kanfa.
Kanfa yang mendengar tuduhan gadis yang tak pernah dia kenal pun langsung melotot mendengar tuduhan itu.
"Bu_bukan nak,di_dia yang me_nolong bapak." ucap Sulaiman mematahkan kecurigaan sang putri.
Shanum yang mendengar penuturan sang bapak pun langsung diam dan tanpa minta maaf juga Shanum langsung fokus dengan sang bapak.
Mendengar penuturan si gadis yang sempat curiga padanya membuat Kanfa berdecak kesal.
Melihat bahwa keluarga dari orang yang dia tolong sudah datang jadilah Kanfa akan pamit keluar namun, saat itu juga Kanfa di buat diam dengan respon si bapak.
"Se_bentar nak,ba_pak mau minta tolong sama kamu untuk terakhir kali_nya." ucap Sulaiman dengan pandangan memohon.
Kanfa pun mengangguk pelan dan kembali berdiri di samping brankar Sulaiman.
"Bapak mau minta tolong apa, bilang sama Shanum saja." ucap Shanum langsung mendapatkan respon senyuman oleh si bapak.
"Bicaralah pak, apa yang bapak butuhkan?" tanya Kanfa tanpa merespon ucapan Shanum.
"Tolong_meni_kahlah de_ngan anak saya." ucap Sulaiman membuat dua orang yang ada di dalam ruangan yang sama itu terkejut.
Deg..
"Pak......
"Sa_ya mohon nak, kamu_laki-laki yang baik. Allah mengi_rimkan kamu seba_gai penyelamat sa_ya.Tapi, saya ti_dak bisa berlama-lama untuk melakukan kewajiban saya se_bagai seorang ayah. Ba_pak mohon nak.Shanum dia hanya punya ba_pak.Tapi,kalau bapak per_gi tidak ada la_gi yang menja_ga nya."ucap Sulaiman dengan terbata-bata.
Shanum dan juga Kanfa saling pandang dan terlihat Shanum menggelengkan kepalanya perlahan Kanfa diam tak menjawab apapun .
"Bapak, bapak kenapa berkata begitu..bapak tega mau tinggalin Shanum sendiri? Shanum mohon pak, bertahanlah. Bapak harus sehat lagi."ucap Shanum dengan air mata yang terlihat membasahi kedua pipinya.
Sementara Sulaiman memandang sendu ke arah Kanfa. Hatinya semakin was-was.Apalagi tak ada jawaban yang keluar dari mulut pria muda itu.
Hati Kanfa kini bimbang, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.
"Bapak, bapak sebaiknya istirahat.Semua akan baik-baik saja.Kanfa janji,akan memberikan pengobatan yang terbaik untuk bapak. Jadi sekarang bapak jangan berpikir yang tidak-tidak."ucap Kanfa mencoba untuk melapangkan hati Sulaiman.
"Sore,maaf tuan muda, kami akan melakukan pemeriksaan pada pak Sulaiman." ucap dokter yang menangani Sulaiman pada Kanfa.
"Lakukan yang terbaik buat bapak ini, kalau ada yang perlu di lakukan secara medis bisa langsung diskusikan pada kami."ucap Kanfa.
"Baik tuan muda." ucap si dokter.
"Kita keluar dulu,biar bapak kamu di periksa dulu." ucap Kanfa pada Shanum tanpa menatap ke arah nya.
Shanum memandang ke arah ayahnya. Sulaiman mengangguk dengan wajah yang terlihat pucat sekali.
"Pak, Shanum di luar dulu yaa ..bapak semangat." ucap Shanum pamit untuk keluar dari ruangan ICU.
"Iya nak, jangan sedih." ucap Sulaiman membelai surai panjang sang putri.
Kanfa dan Shanum pun keluar dari ruang ICU.
"Duduklah,gue mau hubungi seseorang dulu." ucap Kanfa pada Shanum.
Shanum hanya mengangguk mengiyakan perkataan Kanfa dan duduk di depan ruang ICU dengan hati yang terasa gundah.
Sementara Kanfa sedikit menjauh dari tempat di mana Shanum duduk.Dia menghubungi seseorang yang dia anggap tahu dia harus memutuskan apa.
"Assalamualaikum bang," ucap Kanfa saat panggilan nya di angkat.
"Wa'alaikumsalam Fa,ada apa..kamu ada masalah?"
"Bisa datang ke Rumah Sakit bang, Afa butuh pendapat Abang."
"Rumah Sakit, kamu kenapa? Jangan buat khawatir Fa..
"Bang please , nggak ada banyak waktu . Sekarang Abang ke Mahardika Hospital,Afa tunggu di depan ruang ICU.Udah ya bang ... Assalamualaikum..."
"Wa'alaikumsalam.." jawab orang yang ada di sebrang sana.
Kanfa barusan menghubungi seseorang dan itu adalah Harraz Al-Ghifari kakak iparnya.
Kanfa terlihat bingung saat ini.Apa yang harus dia lakukan saat ini.Dia melihat sekilas gadis yang duduk di kursi tunggu dengan menundukkan kepalanya.
"Nama kamu siapa?" tanya Kanda dengan nada datar.
Gadis itu mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Kanfa sekilas dan mengalihkan pandangannya.
"Sha_Shanum.." jawab Shanum dengan menundukkan kepalanya kembali.
"Kamu memang nggak punya saudara?"
Shanum menggelengkan kepalanya.Melihat jawaban Shanum Kanfa menghela nafas panjang.
Kanfa seperti berpikir keras saat ini.Terngiang ucapan Sulaiman yang bilang jika dirinya sakit.Apa sebenarnya Sulaiman juga mengidap suatu penyakit.Selain karena kecelakaan itu, apakah dia juga mengidap penyakit dan memperparah kondisinya.
Bersambung
Jangan lupa Like juga kasih dukungan buat lapak aku yaa.. Subscribe jangan lupa,biar kalian tahu dan mendapatkan notifikasi kalau author up cerita baru atau up date.
Follow IG Author @puzpa_arum ,FB @Puspa Arum Tik Tok @Puspa Arum
👍👍👍👍👍
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
10jete. barusan afa belanja buat keperluan seminggu doank 16 keteng.